Ia akan memasak sebungkus mi instan tiap kali belajar pada tengah malam dan memakannya.
Akhirnya, ia lulus SMA dan berhasil masuk ke universitas, tetapi ada pengorbanan besar yang ia lakukan untuk sampai ke sana.
Ia mulai menunjukkan gejala seperti perut kembung, mual, dan sakit perut.
Keluarganya pun menjaid khawatir karena kondisi kesehatannya semakin memburuk.
Pihak keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.

Ilustrasi Mie Instan
Secara mengejutkan, ia didiagnosis menderita kanker perut stadium akhir.
Hanya ada sedikit harapan baginya untuk bertahan hidup karena kanker telah menyebar ke organ-organ lain.
Setelah setahun berjuang melawan kanker, ia akhirnya meninggal dunia.
Mengutip World of Buzz, ahli onkologi di Mount Medical Center dr Gan, mendesak masyarakat untuk mengurangi konsumsi mi instan.