Foto data tersebut berisi data pribadi, riwayat jabatan, riwayat pendidikan, riwayat pangkat, kecakapan berbahasa, bahkan terdapat foto dari anggota polisi tersebut.
Adapun data-data tersebut rupanya diperjualbelikan dalam sebuah situs oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Dalam situs jual beli, data tersebut dijual oleh akun yang bernama hojatking.
Untuk dapat mengakses ke aplikasi yang memiliki data yang dikatakan milik Polri tersebut, diperlukan uang sebanyak Rp 17 juta.
Sementara itu, untuk bug pada aplikasi tersebut dijual seharga Rp 28,5 juta.
"Akses ke aplikasi untuk mengakses dan mengganti data tersebut dijual seharga $1.200 USD atau setara 17 juta rupiah. untuk informasi bug pada aplikasi tersebut dijual seharga $2.000 USD atau setara 28,5 juta rupiah,"tulis akun Twitter tersebut.
Baca Juga: Tradisi Ubasute, Ketika Sang Anak Membuang Orangtuanya di Hutan dan Dibiarkan Mati
Sementara itu, dilansirGridhotdari Kompas.com, Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Argo Yuwono membantah database milik Korps Bhayangkara diretas.
Hal tersebut diungkapkan Argo menanggapi unggahan di media sosial terkait informasi peretasan terhadap data anggota Polri.
Baca Juga: Tidak Perlu Khawatir! 5 Cara Berikut Ini Mudah Usir Kutu dalam Beras, Dijamin Gak Bakal Balik Lagi