Follow Us

Kemunculannya Diliputi Banyak Kontroversi, Cerita di Balik Supersemar, Saat Soekarno Ditodong Pistol Dipaksa Tandatangani 'Surat Sakti'

None - Selasa, 02 Juni 2020 | 15:35
Soekarno dan Soeharto
Arsip Kompas

Soekarno dan Soeharto

Sadar akan potensi dirinya terguling, Soekarno kemudian mengemukakan pidato Proklamasi HUT RI 17 Agustus 1966 tentang apa itu Supersemar.

Baca Juga: Sebaiknya Hindari 5 Warna ini Untuk Cat Kamar Tidur, Bikin Suasana Jadi Tidak Nyaman

"Dikiranya SP 11 Maret itu suatu transfer of authority, padahal tidak," kata Soekarno dalam pidato berjudul "Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah" seperti dikutip dari Kompas.

Namun nasi sudah menjadi bubur, Soeharto yang berhasil melaksanakan 'Kudeta Merangkak' ini sudah menggerogoti kekuasaan Soekarno.

Mengutip Kompas, terbitnya Supersemar pun amat kontroversial.

Saat itu 11 Maret 1966, Soekarno sedang memimpin rapat kabinet di Istana Merdeka.

Kisah Soekarno Ditodong Pistol untuk Memaksanya Tandatangani Supersemar
IPPHOS/Dok.KOMPAS

Kisah Soekarno Ditodong Pistol untuk Memaksanya Tandatangani Supersemar

Rapat terasa mencekam lantaran Istana dikepung oleh mahasiswa yang menuntut Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).

Semua menteri, kepala lembaga dan sejumlah perwira tinggi angkatan perang diwajibkan hadir untuk mengikuti rapat tersebut.

Mengutip buku Presiden (daripada) Soeharto, rapat sejatinya akan digelar pada pukul 09.00 WIB.

Baca Juga: Berniat Untuk Membantu Mengangkut Sampah Milik Pemulung, Pria ini Justru Terkejut Bukan Main Saat Melihat Rumah Pemulung Tersebut

Namun para menteri ada yang terlambat datang karena demo mahasiswa.

Source : Intisari

Editor : Hype

Baca Lainnya

Latest