Simpulan tersebut diperoleh setelah ilmuwan mengamati pasien Covid-19 yang sedang berbicara dengan alat pencitraan laser dan videografi berkecepatan tinggi Partikel percikan ludah tersebut tak kasatmata atau tidak bisa dilihat oleh mata telanjang.
"Percikan cairan ludah penderita saat berbicara sudah terbukti dapat menularkan Covid-19," jelas perwakilan peneliti, seperti dilansir Melansir dari Guardian (7/4/2020).
Kendati hasil penelitian baru ini masih tahap awal dan belum ditinjau ulang ahli lainnya, namun para peneliti itu menyebut temuan risetnya bermanfaat untuk mencegah meluasnya penularan virus corona jenis SARS-CoV-2.
Selain bisa menular secara langsung lewat percikan ludah saat berbicara, virus corona juga bisa menular lewat cipratan dahak atau bersin penderita Covid-19.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, percikan bersin atau batuk dari penderita Covid-19 bisa menularkan virus corona secara langsung maupun tak langsung.
Penularan virus corona secara langsung terjadi saat percikan droplet menempel langsung ke wajah, mulut, atau mata orang sekitarnya.
Sedangkan penularan tak langsung terjadi saat percikan droplet penderita Covid-19 menempel pada benda-benda di sekitar, lalu orang lain tanpa sengaja memegangnya.
Begitu tangan orang yang baru menyentuh permukaan benda mengandung virus corona tersebut menyentuh mata, hidung, atau mulut, orang tersebut bisa tertular Covid-19.
Dengan update (pemutakhiran) temuan baru ahli tersebut, sebaiknya setiap orang mengenakan masker, terlebih bagi orang sakit.