"Ini kebocoran cairan yang mengelilingi otak untuk meredamnya terutama untuk melindunginya dari shock atau trauma atau semacamnya," kata Iloreta kepada WTVD.
Kebocoran terjadi baik dari lubang di tulang tengkorak atau robekan pada selaput yang mengelilingi otak, menghasilkan cairan yang mengalir dari telinga atau hidung.
Pasien dengan kebocoran cairan tulang belakang otak biasanya memiliki drainase yang jernih dan berair dari salah satu telinga atau lubang hidung.
Gejala yang sering menyertai kebocoran tersebutm, termasuk sakit kepala, perubahan penglihatan dan kehilangan pendengaran.
Baca Juga: Dikenal Ampuh Obati Masuk Angin, Bawang Merah Juga Bisa Atasi 6 Penyakit Mematikan ini
"Kadang-kadang ketika Anda memiliki kebocoran cairan ini dari otak, itu dapat berevolusi menjadi apa yang kita sebut infeksi menaik." kata Dr Iloreta.
"Pada saat itu, bakteri dapat melakukan perjalanan dari hidung ke otak yang mengakibatkan meningitis," tambahnya.
Menurut pakar Kesehatan, kebocoran ini mempengaruhi lima dari setiap 100.000 pasien, tidak termasuk kebocoran yang disebabkan oleh trauma.
Sementara banyak kebocoran dapat sembuh sendiri dan hanya membutuhkan pasien yang sedang beristirahat, dan lainny membutuhkan perawatan yang kurang konservatif.
Dokter dapat menggunakan endoskopi hidung untuk melakukan operasi minimal invasif atau patch darah epidural.
Tambalan itu melibatkan darah pasien sendiri yang disuntikkan ke sumsum tulang belakang.