Sebagai anak sulung Jennifer harus selalu menjadi contoh bagi adiknya.
Segala tuntutan dan harapan orangtua dijatuhkan padanya.
Berbagai kegiatan yang menunjuang kemampuannya seperti, les piano, skating, bela diri dan berenang diikuti oleh Jennifer dengan baik.
Lebih dari itu guna mempertahankan titel pelajar teladan yang ia sandang Jennifer harus rela belajar hingga larut malam.
Bersenang-senang dan pacaran adalah hal yang tak pernah ia rasakan.
Orang tuanya dengan keras melarangnya, bagi mereka pendidikan nomor satu.
Sayang segala prestasi dan kepat8uhan yang ia tunjukkan hanyalah sebuah kebohongan yang Jennifer bangun.
Tuntutan dan tekanan yang ia alami sedari kecil telah mengubahnya menjadi seorang monster berhati dingin.
Saat ia duduk di kelas 8, prestasinya turun drastis.
Semangat belajarnya turun dan nilainya mulai anjlok.
Perlahan Jennifer tak punya kepercayaan diri.