Saat ada konfrontasi dengan Malaysia, Soeharto ditugaskan di Batam.
Pulau tidak berpenghuni ini letaknya berdekatan dengan Singapura, yang menjadi pusat lalu lintas perdagangan.
Dan ketika Soeharto menjadi Presiden, Soeharto ingin Batam bisa menyaingi Singapura.
Terlebih saat itu Pertamina sedang menikmati hasil keuntungan yang bagus, akibat harga minyak dunia yang tinggi.
Tentunya tidak sulit bagi Soeharto untuk membangun Batam menjadi kota yang dapat menyaingi Singapura.
Tahun 1971, Soeharto pun menugaskan Direktur Utama Pertamina Ibnu Sutowo untuk membangun Batam, pertimbangannya karena wilayah Batam dekat dengan daerah operasi Pertamina di Natuna.
Pertamina membangun Batam menjadi lokasi logistik penyimpanan pipa untuk kebutuhan perminyakan.
Baru dua tahun membangun Batam, Pertamina kesulitan keuangan.
Ambil alih pengembangan Batam dari Pertamina
Sehingga di tahun 1973 Soeharto meminta BJ Habibie mengambil alih pengembangan Batam dari Pertamina.