Tips Kesehatan, Bolehkah Penderita Diabetes Mengonsumsi Mi Instan?

Kamis, 03 Agustus 2023 | 12:00
Pexels/Alena Shekhovtcova

Ilustrasi mi instan

GridHype.ID -Penderita diabetes bisa simak tips kesehatan berikut ini sampai akhir.

Sebab tips kesehatan ini akan membahas soal apakah penderita diabetes boleh mengonsumsi mi instan atau tidak?

Mau tahu jawabannya, mari kita simak ulasan di bawah ini.

Sebelumnya, menentukan seseorang diabetes, harus melalui pemeriksakan kadar gula darah tidak bisa hanya berdasarkan gejalanya.

Hal itu disampaikan saat berbicara pada rangkaian webinar #GoodKnowledgeGoodHealth bekerja sama dengan LSPR Communication & Business Institute, baru-baru ini.

Seseorang tidak langsung menjadi diabetes.

Dimulai dari normal menjadi prediabetes lalu diabetes.

“Seseorang dikatakan diabetes apabila gula darah puasa (GDP) ≥ 126 mg/dl, gula darah post pembebanan glukosa (GDPP) 200 mg/dl, dan Hba1C ≥ 6,5 %," jelasnya.

Perjalanan Diabetes Melitus (DM) tipe 2: normal > prediabetes > DM tipe 2 > komplikasi > kecacatan dan kematian.

Seperti diabetes yang ada perjalanannya, pencegahannya pun ada tahapannya.

Dr. Rulli mengatakan, untuk prediabetes dilakukan pencegahan primer.

Baca Juga: Inilah Tips Menghindari Penyakit Diabetes, Kenali dan Cegah Sejak Dini

Orang yang gula darahnya meningkat, tidak normal lagi, tetapi belum diabetes, ada kemungkinan bisa kembali normal.

Namun, kalau sudah DM tipe 2, maka panahnya ke arah kanan, sangat sulit untuk berbalik ke belakang.

"Lakukanlah pola hidup sehat dengan mulai berolahraga, kurangi berat badan jika kegemukan, dan perbanyak makan sayuran dan buah-buahan," ungkap Dokter Rully.

Selain itu, keturunan merupakan salah satu faktor risiko pada diabetes, tetapi tidak bersifat satu gen.

Berbeda dengan hemofilia yang diturunkan dari kromosom X ke X.

Pola keturunan pada diabetes bersifat poligenik.

Jadi, banyak gen yang terlibat, tetapi seseorang belum bisa mengidentifikasi yang mana yang paling dominan.

“Sekalipun ada faktor keturunan, kita yang menentukan apakah faktor keturunan itu jadi bermanifestasi. Artinya, secara gen memang diturunkan, tetapi apabila kita menjaga pola makan yang baik dan berolahraga secara teratur, genetik itu tidak akan terbuka, tetap terkunci, tidak bermanifestasi menjadi diabetes. Itulah yang disebut dengan epigenetik,” ujar Dr. Rulli.

Pola makan yang baik berarti proporsi yang seimbang antara karbohidrat, lemak, dan protein sehingga berat badan tetap terkontrol.

Berbicara mengenai pola makan, mi instan menjadi salah satu makanan favorit orang Indonesia.

Dilansir dari gooddoctor.co.id, mi instan mengandung karbohidrat tinggi dan bisa menyebabkan kenaikan gula darah secara cepat.

Baca Juga: Tips Kesehatan yang Jangan Disepelakan, Inilah 7 Gejala Diabetes yang Sering Diabaikan, Salah Satunya Sering Merasa Lapar

Mi instan juga tinggi sodium.

Sodium dapat menaikkan tekanan darah.

Apabila pengidap diabetes ingin makan mi instan, maka pilih mi yang berbahan dasar biji-bijian utuh karena secara umum tepung yang menjadi bahan dasar mi instan memiliki indeks pati yang tinggi.

Selain itu, jangan memasak mi terlalu lama karena akan mempengaruhi indeks glikemiknya dan makan 1/3 mangkok saja.

Gambaran klinis pada pasien DM di bawah usia 40 tahun di Asia menunjukkan banyak tipe 2 dan sering diawali dengan kegemukan serta 80 persen ada riwayat keluarga.

Kemudian yang menjadi masalah dalam diabetes adalah komplikasi, seperti stroke, penyakit kardiovaskular, neuropati diabetik, gangguan ginjal, dan gangguan mata.

DM tipe 2 pada usia muda menimbulkan komplikasi yang lebih agresif, komplikasi pada pembuluh darah kecil dan besar lebih cepat timbulnya, berkurangnya usia harapan hidup, mortalitas lebih nyata dibandingkan populasi umum, mortalitas lebih nyata dibandingkan tipe 1, dan komplikasi pembuluh darah besar lebih lebih nyata dibandingkan tipe 1.

Lanjut Dr. Rulli, luka diabetes paling sering terjadi di kaki.

Diabetes paling sering mengenai serabut saraf tipe panjang di bagian kaki.

Kulit kaki orang diabetes sering kali kering karena terjadi gangguan saraf otonom yang mengeluarkan keringat.

Karena keringatnya tidak keluar, kulit menjadi pecah-pecah sehingga apabila tidak dirawat dengan diberi pelembap dapat menjadi pintu masuk untuk kuman.

Kemudian, kuman berkembang banyak sehingga mulailah luka diabetes.

Pengobatannya tergantung tipe lukanya.

Jadi, kalau ada luka harus dirawat agar tidak tambah naik.

Jadi yang bisa dilakukan penyandang diabetes untuk menjaga kesehatan mereka lebih baik terutama selama pandemi adalah menjaga pola hidup dan makanan.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Pasien Diabetes Harus Jalankan Pola Hidup Sehat, Tapi Bolehkah Makan Mi Instan?"

Baca Juga: Tips Kesehatan, Dikira Sehat, 3 Kriteria Buah Ini Justru Harus Dihindari oleh Penderita Diabetes, Apa Saja?

(*)

Editor : Helna Estalansa

Sumber : Tribunnews.com

Baca Lainnya