Gridhype.id-Kasusgagal ginjal akuthingga saat ini masih menuai perhatian publik, bahkan sampai naik ke ranah hukum.
Bagaimana tidak, kasus gagal ginjal akutini telah menewaskan ratusan anak-anak Indonesia.
Kematian akibat kasusgagal ginjal akutini tentunya menuai beragam kesedihan dan kisah pilu bagi keluarga korban.
Bahkan, kekecewaan mendalam juga dialami lantaran lambatnya penanaganan terhadap pasien.
Kuasa hukum 12 keluarga korban gagal ginjal akut,Awan Puryadi mengungkap bahwa banyak keluarga yang mengalami rasa keewa luar biasa.
Bukan hanya itu, ia juga menyinggung soal salah seorang pasien yang meninggal dunia dalam hitungan hari sejak mendapat perawatan di rumah sakit.
"Ibu ini kehilangan dengan cepat anaknya itu membuat kita merasa, 'waduh ini kejadian luar biasa sekali'," kata Awan.
Bukan hanya itu,Awan juga membongkan kisah mengerikan yang terjadi pada penanangan kasus ini.
Disebutkan bahwa sampai ada seorang anak yang tulang kakinya harus dilubangi untuk memasukan obat-obatan.
"Ada yang masih 8 bulan kalau enggak salah ya, yang itu pada saat sakitnya karena tidak bisa dimasukkan cairan, sampai dibor di kakinya, di tulangnya, untuk dimasukkan obat-obat yang diperlukan," ujarnya. dilansir darikompas.tv.
Kekecewaan itu juga terjadi karena obat penawar terlambat datang ke Indonesia.
Lebih pilu lagi, banyak orang tua mendengar kabar kedatangan obat tersebut setelah anaknya dinyatakan meninggal dunia.
Baca Juga: Keluarga Pasien Gagal Ginjal Tempuh Jalur Hukum, Kecewa Berat Antidote Datang Terlambat
"Terkejut saja, kok tiba-tiba antidotum-nya datang, sebelumnya enggak datang. Ini juga membuat korban ini kecewa banget, kenapa kok sampai terjadi seperti itu?" ucap Awan.
Selama beberapa bulan belakangan,kasusgagal ginjal akutyang menyerang ratusan anak di Indonesia memang sangat mengkhawatirkan.
Bahkan, sejumlah orang tua merasa was-was untuk memberikan obat kepada anaknya yang memiliki keluhan sakit.
Bagaimana tidak, beberapa obat justru disebut menjadi penyebab terjadinya penyakitgagal ginjal akutini.
Kabar baiknya, kasus tersebut diketahui sudah menurun sejak dua minggu terakhir.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, mengatakan bahwa hingga 26 November 2022 ini tercatat ada 324 kasus dari 27 provinsi di Indonesia.
“Dan saat ini yang sedang dirawat tinggal 11 orang. Ini merupakan upaya bersama, yang mana angka penambahan tidak ada dan juga tidak ada angka kematian lagi," ungkap Mohammad Syahril dilansir dariTribun Gorontalo.
Meski demikian, hingga saat ini BPOM masih terus melakukan investigasi dan penelusuran terhadap obat-obatan yang digunakan oleh pasiengagal ginjal akut.
Kemudian BPOM melakukan sampling dan pengujian, sehingga didapatkan obat-obatan yang tidak memenuhi syarat.
BPOM juga meminta kepada Industri Farmasi untuk melaporkan kepada BPOM hasil uji bahan bakunya secara mandiri.
BPOM juga mengumumkan kepada masyarakat obat-obat apa saja yang sudah aman dan dapat digunakan oleh masyarakat.
Pada 17 November 2022 lalu, BPOM telah merilis daftar produk sirup obat yang aman, yaitu sejumlah 168 produksirup obat tidak mengandung 4 pelarut (Propilen Glikol, Polietilen Glikol, Sorbitol, dan/atau Gliserin/Gliserol).
Jumlah tersebut ditambah 126 produk dari 15 industri farmasi yang dinyatakan telah memenuhi ketentuan sesuai kriteria.
Dengan demikian, produk tersebut direkomendasikan untuk dapat diedarkan.
(*)