Fakta Terbaru Temuan Mayat Keluarga di Kalideres, Jasad Sang Ibu Dianggap Hidup Sampai Sang Anak Rutin Beri Susu

Selasa, 22 November 2022 | 15:00

Satu keluarga tewas di Kalideres menunggak iuran sampah selama 6 bulan

GridHype.ID - Kasus kematian keluarga di Kalideres begitu menyita perhatian publik.

Terdapat 4 anggota keluarga yang ditemukan tewas di dalam rumah, diPerumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, pada 10 November 2022.

Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang merasa terganggu dengan bau tak sedap di dekat rumah tersebut.

Melansir dari Kompas.com, Keempat jasad itu, yakni Rudyanto Gunawan (71) yang ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang.

Kemudian, istri Rudyanto bernama Margaretha Gunawan (68) ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur.

Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha bernama Dian (40), tetapi letaknya di lantai.

Polisi menduga mereka meninggal dunia dalam waktu yang berbeda-beda.

Namun, waktu kematian satu keluarga yang dikenal sangat tertutup dari lingkungan sekitar itu diperkirakan terjadi lebih dari dua pekan.

Melansir dari TribunStyle, kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres masih terus diungkap pihak Kepolisian.

Seiring berjalannya waktu, berbagai fakta ditemukan melalui penyelidikan yang dilakukan.

Baca Juga: Masih Diliputi Misteri, Penyebab Kematian Satu Keluarga di Kalideres Diduga Tewas Diracun : Racun Bisa Masuk Bermacam-macam

Salah satunya, satu dari empat penghuni rumah, yakni Margaretha Gunawan, selaku ibu pada keluarga yang meninggal di Kalideres ternyata sudah meninggal dunia sejak Mei 2022 lalu.

Meski sudah meninggal sejak 6 bulan lalu, namun pihak keluarga masih menganggap sang ibu masih hidup.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Hengki Haryadi menjelaskan, anak dari anggota keluarga, Dian (40), itu ternyata masih memberikan susu dan menyisir rambut ibunya yang sudah jadi mayat.

Hengki mengatakan, keterangan itu berdasarkan keterangan pegawai koperasi simpan pinjam yang sempat berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarga tersebut.

Berdasarkan hasil penyelidikan, pegawai itu datang untuk mensurvei rumah karena salah satu penghuni, yakni Budiyanto hendak menggadaikan sertifikat tempat tinggal tersebut.

Sesampainya di lokasi, kata Hengki, pegawai koperasi simpan pinjam dan pihak mediator pun mencium bau tidak sedap dan mencurigakan.

Pada saat itu Hengki menyebut bahwa pegawai koperasi meminta kepada Budiyanto untuk dipertemukan kepada Margaretha.

Sebab, sertifikat tersebut tercatat atas nama Margaretha.

"Begitu pintu kamar dibuka pegawai ini masuk, menyeruak bau yang lebih busuk lagi," ucap Hengki dikutip TribunStyle.com, Selasa, (22/11/2022).

Pegawai tersebut pun kemudian bertemu dengan Dian dan meminta untuk dipertemukan dengan Margaretha.

Saat itu, Dian berdalih bahwa ibunya sedang tertidur sehingga tidak menyalakan lampu.

Baca Juga: Satu Keluarga Meninggal Dunia Diduga Kelaparan dan Dehidrasi, Terungkap Korban Tak Tewas Bersamaan dan Tak Ditemui Tanda Kekerasan

"Ibunya lagi tidur tapi jangan hidupkan lampu, karena ibu saya sensitif terhadap cahayanya.

Kata anak atas nama Dian yang juga meninggal di TKP," kata Hengki.

"Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat ini dipegang-pegang ini agak gemuk, agak curiga," sambung dia.

Pegawai yang curiga pun diam-diam menyalakan senter dari ponselnya dan mendapati Margaretha sudah menjadi mayat.

Dia pun kemudian untuk langsung memutuskan keluar dan langsung meninggalkan lokasi.

"Begitu dilihat langsung teriak takbir Allahuakbar, ini sudah mayat. Itu tanggal 13 Mei 2022," tutur Hengki.

Kepada pegawai koperasi yang kaget itu, kata Hengki, Dian sempat mengatakan bahwa ibunya yang terbaring di tempat tidur itu masih hidup.

Bahkan, Dian mengaku masih memberikan ibunya minum berupa susu.

Selain itu, ia juga mengaku masih setia menyisir rambut jenazah ibunya yang mulai rontok.

Mediator dan dua pegawai koperasi tersebut kemudian langsung beranjak pergi dan tidak ingin melanjutkan proses gadai tersebut.

Baca Juga: Tak Keluhkan Kondisi Ekonomi, Dugaan Kematian Satu Keluarga di Kalideres Masih Didalami, Kriminolog Sebut Soal 'Apokaliptik' Kehancuran Dunia, Apa itu?

(*)

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber : Kompas.com, Tribunstyle

Baca Lainnya