Masih Diliputi Misteri, Penyebab Kematian Satu Keluarga di Kalideres Diduga Tewas Diracun : Racun Bisa Masuk Bermacam-macam

Rabu, 16 November 2022 | 10:00
Istimewa

Rumah satu keluarga tewas di Kalideres ditaburi bubuk kopi. Dokter forensik curiga sosok ini jadi pelaku pembunuhan.

GridHype.ID - Kematian satu keluarga di Kalideres menyingkap fakta baru.

Dari awal penemuan jasad kematian satu keluarga ini sempat dikabarkan penyebabnya adalah kelaparan.

Namun, dokter forensik menyebut ada kemungkinan diracun.

Sebagaimana yang diketahui, terdapat empat korban yang tewas diidentifikasi atas nama Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri Margaretha Gunawan (68).

Kemudian, anak dari keduanya bernama Dian (40) dan terakhir adalah Budyanto Gunawan (69), ipar dari Rudyanto.

Dari hasil otopsi, menunjukkan bahwa tidak ada sisa sari-sari makanan dalam lambung keempat korban.

Padahal sebagaimana yang diberitakan sebelumnya, keluarga yang tewas ini sama sekali tidak mengeluhkan kondisi ekonomi.

Adik kandung dari salah satu korban menyebut, korban justru merupakan sosok yang suka mengasihi.

Terbaru, laporan dari dokter forensik menguak penyebab kematian satu keluarga ini.

Melansir dari Tribunnewsmaker.com, penyebab tewasnya satu keluarga di Perumahan Citra Grand, Kalideres, Jakarta Barat, masih misterius.

Baca Juga: Miris! Otot Keempat Jenazah Mengecil, Polisi Duga Penyebab Kematian Satu Keluarga di Kalideres Lantaran Kelaparan

Sederet dugaan bermunculan terkait penyebab tewasnya empat anggota keluarga tersebut.

Dokter forensik pun menjelaskan dugaan terkait penyebab satu keluarga tewas.

Terbaru dari hasil olah TKP, ditemukan adanya kapur barus, bedak bayi dan lilin yang berada di sekitaran jenazah.

Tak hanya itu, polisi juga menemukan buku-buku dan nota pembelian makanan yang ada di dalam rumah tersebut.

Namun belum dipastikan kapan terakhir jenazah tersebut makan sebelum meninggal dunia.

Diketahui keempat jenazah ditemukan meninggal dunia di empat lokasi berbeda.

Hingga saat ini, masih belum diketahui apa maksud dari adanya bedak tabur, kapur barus di sana.

Apakah memang disengaja, dan kalau disengaja diletakan oleh siapa, apakah salah satu dari mereka atau orang lain.

Sebab menurut dia, seseorang yang tewas karena kelaparan itu membutuhkan waktu.

"Nah orang untuk mati kelaparan itu perlu waktu, karena ada orang yang koma saja dan tidak diberi apa-apa tanpa infus bisa meninggal dalam waktu 7 hari, tidak diberi makan dan minum, itu pun 7 hari mayat itu tidak busuk," urainya.

Ia menegaskan, perlu dilakukan investigasi mendalam termasuk kapan terakhir kali tetangga melihat para korban.

Baca Juga: Satu Keluarga Meninggal Dunia Diduga Kelaparan dan Dehidrasi, Terungkap Korban Tak Tewas Bersamaan dan Tak Ditemui Tanda Kekerasan

Soal penyebab kematian, ia pun menduga mereka bukan kelaparan tapi bisa jadi karena racun.

"Kemudian kalau dugaan saya bisa jadi racun, racun itu bisa masuk dari bermacam-macam, ini dugaan yang perlu kita lihat," tambahnya

Dirinya tak yakin jika para korban itu meninggal karena kelaparan.

"Kalau kelaparan itu nggak mungkin, kelaparan kemudian meninggal sama-sama semua, itu nihil deh. Kalau saya melihatnya tidak seperti itu," tandasnya.

Kemudian ia juga mengurai soal pemeriksaan toksikologi dan hispatologi yang akan dilakukan kepada keempat mayat tersebut.

"Toksikologi forensik itu biasanya ahlinya dari apotek, biasanya dilihat maksudnya racun-racun yang mematikan itu apa saja, dan masuknya lewat mana. Saya sih enggak ngerti, karena golden standarnya itu dari olah TKP," kata dia.

Olah TKP ini, kata dia, sangat menentukan sekali karena mayat sudah busuk itu biasanya kalau diautopsi sebab matinya sulit ditentukan karena kondisinya sudah membusuk lanjut.

"Kalau hispatologi itu biasanya diambil jaringan kemudian dibawa ke lab patologi anatomi, kemudian diperiksa. Tapi kalau mayat udah membusuk lanjut, sebab kematian itu sulit ditentukan karena kondisi mayatnya membusuk lanjut," kata dia.

"Yang ingin dicari biasanya apakan ada infeksi kronis, misalnya kurang gizi, itu bisa infeksi, untuk melihat sel-selnya, kemudian jaringan-jaringannya apakah ada perlemakan hati atau gangguan lambung. Tapi kalau mayatnya membusuk lanjut sulit dilakukan," tutup dia.

Baca Juga: Tak Keluhkan Kondisi Ekonomi, Dugaan Kematian Satu Keluarga di Kalideres Masih Didalami, Kriminolog Sebut Soal 'Apokaliptik' Kehancuran Dunia, Apa itu?

(*)

Tag

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber Kompas.com, Tribunnewsmaker.com