GridHype.ID - Tekanan darah tinggi jika dibiarkan bisa berakibat buruk.
Kondisi tubuh ketika mengalami tekanan darah tinggi dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Mengutip dari Kompas.com, Ahli kardiologi dari New York, David Majure juga mengatakan bahwa tekanan darah tinggi merupakan penyebab umum gagal jantung.
"Tekanan darah adalah kekuatan darah yang mendorong dinding arteri Anda, dan tekanan darah yang tinggi dapat merusak arteri dan meningkatkan beban kerja jantung dan pembuluh darah," ucapnya.
Seiring berjalannya waktu, jantung mungkin mulai gagal berfungsi dan tidak dapat memompa darah sebagaimana mestinya.
Banyak orang menyadari jika tekanan darah mereka terlalu tinggi ketika mereka telah mengalami komplikasi serius.
Oleh sebab itu, kita perlu lebih hati-hati lagi ketika mengalami tekanan darah tinggi.
Salah satunya adalah menjaga makanan yang bisa berdampak lebih buruk.
Mengutip dari Sajian Sedap, banyak yang mengira mengonsumsi daging kambing jadi pemicu masalah tekanan darah tinggi.
Berikut ini penjelasan ahli yang harus anda ketahui.
Daging Kambing Tidak Berbahaya
Daging kambing tentunya sangat mudah ditemukan di pasar.
Harganya juga sangat terjangkau kok.
Usut punya usut, kandungan lemak pada 100 gram daging kambing hanya 2,3 gram.
Sementara, kandungan lemak pada 100 gram daging sapi bisa mencapai 15 gram dan daging ayam kurang lebih 7,5 gram.
Selain kandungan kolesterol dan lemak, kandungan kalori daging kambing juga terhitung lebih rendah dibanding daging sapi maupun daging ayam.
Setiap 100 gram daging kambing mengandung sekitar 109 kalori.
Jumlah tersebut jauh lebih rendah dibanding daging sapi yang mencapai 250 kalori dan daging ayam 196 kalori.
Meski demikian, daging kambing tetap merupakan sumber protein hewani yang sama baiknya dengan daging sapi maupun daging ayam.
Total protein hewani dalam 100 gram daging kambing kurang lebih mencapai sekitar 20 gram, sementara daging sapi 25 gram dan daging ayam 30 gram.
"Satu porsi daging kambing 100 gram sudah dapat mencukupi hampir 50 persen kebutuhan protein harian tubuh," tulis dr. Umar Zein, dkk.
Dalam buku Mengatasi Permasalahan Praktis Beternak Kambing (2015) karya Agus Susanto dan Maloedyn S., juga dijelaskan bahwa kandungan kolesterol daging kambing ternyata hampir sama dengan daging sapi, domba, maupun ayam.
Daging kambing mengandung kolesterol sebanyak 76 mg persen, sedangkan daging sapi, ikan, domba adalah 70 mg persen dan daging ayam yakni 60 mg persen.
Teknik memasak yang salah Makan daging kambing bisa jadi berbahaya bagi kesehatan karena pengaruh cara memasaknya.
Di Indonesia, banyak orang memasak daging kambing dengan cara digoreng lebih dulu sebelum diolah lebih lanjut.
Selain itu, daging kambing kerap juga disajikan dengan cara dipanggang dan dibakar untuk dijadikan sate atau kambing guling.
Seperti diketahui, memasak dengan cara digoreng, dibakar atau dipanggang dapat meningkatkan kalori makanan daripada versi mentahnya.
Terlebih lagi, mengolah daging dengan cara-cara tersebut jelas membutuhkan banyak minyak goreng, mentega, atau margarin yang akan berubah menjadi lemak yang kemudian diserap oleh daging.
Selain itu, suhu panas ketika menggoreng atau memanggang dapat membuat kandungan air di dalam daging menguap hilang dan digantikan oleh lemak dari mintak.
Lemak yang terserap di daging inilah yang akhirnya menyebabkan makanan yang tadinya mengandung rendah kalori menjadi tinggi kalori.
Peningkatan kalori pada daging kambing setelah dimasak bahkan bisa mencapai 64 persen dari kalori sebelumnya.
Sementara, asupan tinggi kalori dalam tubuh akan diubah menjadi lemak.
Lemak itulah yang lama kelamaan bisa menumpuk di pembuluh darah sehingga menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan tekanan darah.
Di samping itu, penggunaan beragam bumbu penyedap selama memasak daging kambing juga secara tidak langsung dapat menjadi faktor pemicu datangnya masalah tekanan darang tinggi.
Bumbu atau bahan penyedap seperti kecap, garam, dan micin diketahui cenderung mengandung soium tinggi dan pengawet yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi jika dikonsumsi berlebihan.
Daging kambing juga sering diolah menjadi makanan bersantai, seperti gulai kambing, kari kambing, maupun rendang kambing.
Santan memang secara alami tidak mengandung kolesterol, namun perlu juga diwaspadai karena kandungan lemak jenuhnya yang tergolong cukup tinggi.
(*)