Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan Bertambah menjadi 174 Orang

Minggu, 02 Oktober 2022 | 17:05
KOMPAS.com/Suci Rahayu

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang dalam laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).

GridHype.ID -Dunia sepak bola Indonesia tengah berduka.

Tragedi kemanusiaan baru saja terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur (1/10/2022).

Ratusan jiwa pun melayang dalam tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan Malang.

Melansir dari Tribunnews.com, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak menyatakan korban meninggal dunia akibat kisruh di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, bertambah.

Emil Dardak mengatakan korban meninggal dunia saat ini menjadi 174 orang.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo mengatakan korban meninggal dunia ada 130 orang.

Jumlah itu, kata Emil, adalah data per hari ini, Minggu (2/10/2022) pukul 10.30 WIB.

Informasi tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur.

"Saya menghindari kesalahan data, tapi merujuk data resmi yang kami terima dari BPBD Provinsi Jawa Timur, di mana per 10.30 WIB itu angkanya menjadi 174 meninggal dunia," kata Emil Dardak dalam Breaking News KompasTV, Minggu (2/10/2022).

Sementara untuk korban luka berat ada sebanyak 11 orang, sedangkan luka ringan berjumlah 108 orang.

Sejumlah korban dalam insiden ini, kata Emil, dirujuk di delapan Rumah Sakit di Jawa Timur.

Baca Juga: Brigadir Andik Purwanto, Salah Satu Petugas yang Tewas Akibat Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang

"Luka berat 11, dan luka ringan ada 108. Ada delapan rumah sakit yang menjadi rujukan," katanya.

Lanjut Emil mengatakan, bagi pihak keluarga yang merasa kehilangan anggota bisa menghubungi posko di halaman Balai Kota Malang.

"Bahwa bagi anggota keluarga yang ingin mencari tahu informasi mengenai korban atau ingin melaporkan, bisa menghubungi posko di halaman Balai Kota Malang bisa dihubungi di call center 112 atau bisa 0821-4010-3223," tuturnya.

Daftar korban meninggal dunia, berdasarkan data RS Wava Husada Kepanjen, Malang

Tribunnews.com

Daftar korban meninggal dunia berdasarkan data dari Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen, Malang, Jawa Timur (1)

Tribunnews.com

Daftar korban meninggal dunia berdasarkan data dari Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen, Malang, Jawa Timur (2)

Tribunnews.com

Daftar korban meninggal dunia berdasarkan data dari Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen, Malang, Jawa Timur (3)

Adapun di antara 174 korban yang meninggal tersebut ada dua anggota polisi.

Baca Juga: Penyebab Kematian di Tragedi Stadion Kanjuruhan Terungkap, RS Sebut Korban Alami Trauma di Bagian Kepala dan Dada

Diwartakan Tribunnews, berdasarkan keterangan dari Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, dua polisi yang meninggal adalah Bripka Andik dan Briptu Fajar Yoyok.

Bripka Andik berasal dari Polsek Sumber Gempol Polres Tulungagung.

Sementara Briptu Fajar Yoyok berasal dari Polsek Dongko Polres Trenggalek.

Kerusuhan Kanjuruhan

Melansir dari Kompas.com, kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) malam meninggalkan duka mendalam bagi semua pihak.

Tercatatratusan orang meninggal dunia dalam insiden yang terjadi usai pertandingan sepak bola Liga 1 Indonesia, antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan tersebut.

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang itu bahkan disebutkan menjadi salah satu pertandingan sepak bola paling mematikan dalam sejarah.

Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Kanjuruhan itu berakhir dengan skor 2-3.

Kekalahan skuad Singo Edan di Kanjuruhan diduga menjadi pemantik emosi suporter Arema

Berdasarkan laporan jurnalis KompasTV, Muhammad Tiawan, suporter berbondong-bondong masuk ke lapangan seusai laga.

Pihak keamanan mencoba mengamankan kondisi dengan menembakkan gas air mata ke bagian bawah pagar pembatas.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan, Kronologi Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang yang Tewaskan 174 Orang

Banyak orang terinjak-injak

Nahas, asap gas air mata yang dilontarkan petugas keamanan tersebut mengarah ke tribune dan mengepul di sisi selatan.

Asap gas air mata tersebut disinyalir menjadi penyebab suporter sesak napas dan pingsan, bahkan memakan korban jiwa.

Seorang saksi mata, Dwi, menceritakan detik-detik terjadinya peristiwa kelam di Stadion Kanjuruhan tersebut.

Dwi mengaku melihat banyak orang terinjak-injak usai gas air mata ditembakkan polisi ke arah tribun penonton.

Diduga, korban berjatuhan akibat tembakan gas air mata sehingga banyak suporter mengalami sesak napas.

"Saya lihat ada banyak orang terinjak-injak, saat suporter berlarian akibat tembakan gas air mata," katanya, Sabtu (1/10/2022).

Alasan polisi tembakkan gas air mataSementara itu, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menjelaskan perihal penggunaan gas air mata saat kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang tersebut.

Menurutnya, gas air mata dilepaskan untuk menghalau suporter yang merangsek turun ke lapangan dan berbuat kerusuhan.

"Sehingga terpaksa jajaran keamanan menembakkan gas air mata," ujarnya dalam konferensi pers di Mapolres Malang, Minggu (2/10/2022) pagi.

Nico menegaskan, pelepasan gas air mata ke arah tribun suporter Aremania saat kericuhan sudah sesuai dengan prosedur.

"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," katanya lagi.

Baca Juga: Penyebab Kematian di Tragedi Stadion Kanjuruhan Terungkap, RS Sebut Korban Alami Trauma di Bagian Kepala dan Dada

(*)

Editor : Helna Estalansa

Sumber : Kompas.com, Tribunnews.com

Baca Lainnya