Tragedi Kanjuruhan, Kronologi Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang yang Tewaskan 174 Orang

Minggu, 02 Oktober 2022 | 15:45
Instagram @mulanjameela1

Tragedi Kanjuruhan

GridHype.ID - Duka tengah menyelimuti dunia sepak bola Tanah Air.

Kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur menyisakan kesedihan.

Diketahui kericuhan tersebut terjadi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Laga Arema vs Persebaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (2/10/2022) malam WIB berakhir dengan skor 2-3.

Kekalahan skuad Singo Edan di kandang mereka memantik emosi suporter Arema.

Para pemain lantas berlari menuju ruang ganti setelah wasit meniup peluit panjang mereka.

Suporter Turun ke Lapangan

Para pemain Arema dan Persebaya tak sempat berbagi salam untuk penghormatan setelah pertandingan.

Sebab, suporter beranjak ke lapangan secara sporadis. Pihak keamanan langsung mengamankan pemain.

Suporter yang turun ke lapangan berlari menuju ruang ganti untuk mengejar pemain.

Beberapa dari mereka juga melempari dengan benda-benda tumpul.

Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan Tewaskan Ratusan Orang, Berikut Pernyataan Resmi Presiden Jokowi

Perlengkapan pertandingan dan fasilitas di dalam lapangan meliputi bangku pemain, papan iklan, jaring gawang ikut menjadi pelampiasan kekecewaan.

Mobil polisi turut menjadi sasaran amukan massa.

Para Pemain Aman

Melalui akun resmi Persebaya di Twitter, mereka menjelaskan dalam kondisi aman usai laga.

Para pemain Persebaya sempat tertahan di Stadion Kanjuruhan, tetapi mereka aman saat pulang menggunakan kendaraan taktis (rantis).

"Tim telah keluar dari area stadion dan langsung menuju titik evakuasi agar bisa segera kembali ke Surabaya dan beristirahat," tulis akun resmi Persebaya.

Sementara pemain Arema tertahan di ruang ganti pemain.

Mereka yang masih tertahan juga turut membantu menolong korban yang berjatuhan.

Tembakan Gas Air Mata

Sementara, di dalam Stadion Kanjuruhan terjadi kericuhan saat pihak keamanan mencoba mengamankan pemain.

Baca Juga: Kumpulan Doa Harian, Inilah Rangkaian Doa yang Bisa Kamu Baca Ketika Sakit

Berdasarkan laporan jurnalis Kompas TV, Muhammad Tiawan, suporter berbondong-bondong masuk ke lapangan seusai laga.

Pihak keamanan mencoba mengamankan kondisi dengan menembakkan gas air mata ke bagian bawah pagar pembatas.

Nahasnya, asap gas air mata yang mereka lontarkan mengarah ke tribune dan mengepul di sisi selatan.

Asap tersebut disinyalir menjadi penyebab suporter sesak napas dan pingsan, bahkan memakan korban jiwa.

Dalam video unggahan ketua Save Our Soccer, Akmal Marhali, di Twitter, terlihat jelas kepulan asap di sisi tribune selatan.

KOMPAS.com/Suci Rahayu

Suasana di area Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Jurnalis Kompas.com di lapangan tengah mengumpulkan data terkait korban dan kerusakan di Stadion Kanjuruhan hingga artikel ini ditayangkan.

Kondisi Berangsur Pulih

Sekitar dua jam setelah kericuhan terjadi, kondisi Stadion Kanjuruhan berangsur pulih.

Di sisi lain, Aremania juga turut membantu suporter-suporter yang pingsan.

Begitu juga dengan pemain maupun staf Arema yang tertahan, mereka turut membantu korban.

Sementara, pihak keamanan belum diketahui menangkap atau menahan pihak-pihak yang diduga provokator kericuhan.

Baca Juga: Aneka Tips Harian, Nggak Perlu Repot-repot Matikan Listrik, Cuma Semprot Air Panas Ternyata Ampuh Bersihkan Bunga Es

174 Korban Dinyatakan Tewas

Hingga berita ini turun umlah korban meninggal dunia akibat kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, bertambah menjadi 174 orang.

Jumlah tersebut didasarkan pada data yang diberikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur.

Emil Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur Wagub Jawa Timur, mengatakan, jumlah tersebut diketahui dari data per hari ini, Minggu (2/10/2022) pukul 10.30 WIB.“Saya menghindari kesalahan data, tapi merujuk data resmi yang kami terima dari BPBD Provinsi Jawa Timur, di mana per 10.30 WIB itu angkanya menjadi 174 meninggal dunia,” ucap Emil Dardak dalam program Breaking News di Kompas TV.

Selain penambahan jumlah korban meninggal dunia, Emil juga menyebut jumlah korban luka berat sebanyak 11 orang.

“Ada delapan rumah sakit yang menjadi rujukan.”

Baca Juga: Aneka Tips Harian, Nggak Perlu Repot-repot Matikan Listrik, Cuma Semprot Air Panas Ternyata Ampuh Bersihkan Bunga Es

(*)

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : Twitter, Kompas

Baca Lainnya