Brigadir J Ternyata Juga Ditembak Pakai Pistol Langka ini, Kuasa Hukum Sebut Tak Sembarang Orang yang Bisa Miliki Pistol Luger, Duga Kuat Sosok ini yang Punya

Jumat, 16 September 2022 | 11:30
TRIBUNNEWS/JEPRIMA

Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak

GridHype.id-Kasus pembunuhan berencana yang menewaskan Brigadir J masih terus bergulir.

Belakangan diketahui jika senjata yang digunakan untuk membunuh Brigadir J tak hanya senjata api jenis Glock 17 dan HS 9 saja.

Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J juga diduga ditembak dengan senjataapi jenis Luger.

Penemuan amunisi dari senjata api antik jenis Luger ini berdasarkan uji balistik dan autopsi pada tubuh brigadir J.

Hal tersebut disampaikan oleh kuasa hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak juga menyebutkan jika tak sembarangan orang dapat menggunakan dan memiliki senjata api jenis Luger ini.

Hal ini dikarenakan jenis pistol Luger merupakan pistol antik buatan Jerman yang hanya mungkin dimiliki oleh orang yang sudah lama berkecimpung di dunia persenjataan.

Kamaruddin pun menduga kuat jika pemilik senjata api Luger adalah keluarga dari Ferdy Sambo.

Hal tersebut disampaikan Kamaruddin Simanjuntak dalam keterangannya di Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, pada baru-baru ini.

“Jadi orang-orang yang punya koleksi senjata seperti itu adalah orang yang berlatar belakang bahwa dia sejak dulu sudah menguasai persenjataan,” kata Kamaruddin Simanjuntak dikutip GridHype.id dari Kompas TV, Jumat, (16/9/2022).

Baca Juga: Bukti Percakapan Bocor ke Publik hingga Viral, Dugaan Campur Tangan Ferdy Sambo dalam Kasus Nikita Mirzani Kembali Mencuat, Singgung Soal Kasus KDRT

“Siapa yang sejak dulu sudah menguasai persenjataan yaitu adalah ayahnya Ferdy Sambo, (Ayahnya) Ferdy Sambo itu kan, pensiun terakhir kan adalah mayor jenderal, jadi kemungkinan besar dia bisa mengkoleksi senjata-senjata kuno, era-era 1800 sampai 1990.”

Maka itu, lanjut Kamaruddin, untuk menuntaskan kerumitan pembunuhan berencana Brigadir J perlu dilibatkan TNI dan PPATK.

“Karena bagaimana pun suka atau tidak mendengarnya, bukan saya memuja-muja angkatan atau TNI.

Mereka itu terkenal disiplin dan sportif, kucing aja ditembak oleh jenderal hukumnya tegas, apalagi manusia,” ujar Kamaruddin.

“Beda sama polisi yang suka merekayasa kejadian, artinya tidak semua polisi, sebagian kecil saja.

Tetapi yang suka merekayasa ini kan dia berada di posisi puncak semua karena sudah biasa menjilat ke istana, menjilat ke kementerian.”

Menurut Kamaruddin akan berbeda nasib perwira Polri yang tidak pandai menjilat dalam tugasnya.

“Yang kerjanya baik-baik tidak pandai menjilat sehingga tidak (mendapatkan) jabatan yang VIP, kan begitu,” kata Kamaruddin.

“Oleh karena itu, ayo dong kalau memang mau membebaskan polisi dari tangan mafia, ayo dong kita tolong polisi ini, karena sangat banyak polisi yang baik-baik," tuturnya.

Baca Juga: Omongan Istri Bikin Bripka RR Mantap Tinggalkan Kubu Ferdy Sambo, Sayangnya Pengakuan Tersangka Ricky Dinilai Belum Layak Jadi JC Seperti Bharada E

(Kompas.com/Rahel Narda)
(Kompas.com/Rahel Narda)

Potret Kamaruddin Simanjuntak

Pengamat Kepolisian Bambang Rukminto mengungkapkan Luger adalah jenis senjata api produksi lama yang nyaris tidak digunakan oleh perwira Polri.

“Ini senjata lama seperti itu, nyaris tidak digunakan kawan-kawan kepolisian.

Artinya, ini bisa jadi senjata-senjata koleksi seperti itu,” ujar Bambang.

“Siapa yang memiliki Luger ini sangat penting, karena tidak semua orang bisa memiliki senjata yang antik seperti itu, kecuali orang-orang yang memiliki aset dan memiliki kesenangan tersendiri terkait koleksi senjata,” katanya.

Bambang berharap penyidik Mabes Polri melakukan pemeriksaan dengan cermat kepada sejumlah tersangka kasus obstruction of justice tewasnya Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J).

Hal ini penting sebagai kunci untuk mengetahui siapa pemilik senjata api jenis Luger yang amunisinya teridentifikasi di TKP, selain dua Glock 17 dan HS 9.

“Saksi-saksi bukan hanya dari pelaku yang sudah ditersangkakan, tapi juga para pelaku obstruction of justice, ini yang mungkin bisa lebih dikembangkan,” ucap Bambang Rukminto.

“Tanpa itu, kelihatannya akan kesulitan sekali, karena CCTV maupun TKP sudah sangat rusak dalam hal ini apalagi banyak hal yang janggal dan tidak nyambung dalam penanganan kasus Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) oleh Polri.

“Terkait dengan kasus ini kan banyak hal yang masih janggal dan masih tidak nyambung ya, konstruksi peristiwanya dan bukti-bukti di lapangan itu tidak nyambung gitu,” ucap Bambang Rukminto.

“Makanya memang penyidik ini, memang harus bekerja lebih keras lagi untuk mencari siapa itu (yang terlibat dalam kasus pembunuhan Brigadir J)," pungkasnya.

Baca Juga: Masyarakat Kena Kibul, Bripka RR Bongkar Adegan Mesra Putri Chandrawati dengan Sambo ini Cuma Akting Belaka, Faktanya Bagi-Bagi Duit

(*)

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Baca Lainnya