GridHype.ID -Kasus besar pembunuhan berencana Brigadir J masih terus bergulir sampai detik ini.
Publik juga terus menyoroti para tersangka atas penembakan Bragadir J ini.
Salah satu tersangka yang baru-baru ini menjadi perbincangan yaitu ada Bharada E.
Usut punya usut, Bharada E belum lama ini mengaku melihat beberapa keanehan terjadi di Magelang, Jawa Tengah, menjelang penembakan Brigadir J.
Selain Putri Candrawathi yang menangis, Bharada E juga melihat Brigadir RR mengajak Brigadir J semobil saat pulang ke Jakarta dan Magelang.
Bharada E juga diminta untuk tidak ikut campur oleh Kuat Maruf saat menanyakan kepada Putri Candrawathi menangis.
Magelang, 6 Juli 2022.
Itu adalah hari di mana Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sedang merayakan ulang tahun pernikahan mereka.
Pesta ulang tahun berlangsung dari 6 Juli 2022 sekitar pukul 22.00 WIB hingga 7 Juli dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB.
Ketika pesta berlangsung, semua masih baik-baik saja.
Tapi menurut Bharada E, setelah pesta, Irjen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sudah mulai bertengkar.
Tapi, "Richard tidak tahu apa yang diributkan," kata Deolipa Yumara.
Bharada E sendiri, bersama Brigadir J, turun ke bawah untuk istirahat.
Esoknya, 7 Juli 2022, sekitar pukul 08.00 WIB, Irjen Ferdy Sambo kembali ke Jakarta.
Bharada E sendiri masih berada di Magelang, bersama Putri Candrawathi, Bhrigadir J, Brigadir RR, dan Kuat Maruf.
Susi, pembantu Putri, juga masih ada di situ.
Di hari itu, Bharada E dan Brigadir RR mendapat tugas untuk mengantarkan makanan ke anak Putri Candrawathi di sekolah Taruna Nusantara.
Sementara Putri Chandrawati di rumah bersama Kuwat, Susi dan Brigadir J.
Ketika berada di perjalanan, Bharada E mendapat telepon dari Putri Candrawathi.
Saat menerima telepon, Bharada E kaget karena Putri Candrawathi sudah dalam kondisi menangis.
Bharada E lalu menyerahkan teleponnya ke Brigadir RR.
"Di Magelang itu Ricky dan Richard itu diperintahkan antar makanan anaknya Pak sambo di Taruna Nusantara sekitar jam 6 sore," kata Deolipa.
"Lalu Richard ditelepon Putri yang bertanya, Ricky dimana? Tolong kemari sembari menangis. Richard ngasih handphone ke Ricky. Lalu mereka buru-buru pulang."
Bharada E tidak tahu apa yang dibicarakan Putri Candrawathi bersama Brigadir RR, yang jelas keduanya langsung pulang.
Sesampainya di rumah, keduanya langsung bertemu dengan sopir Putri Candrawathi, Kuat Maruf.
Bharada E dan Brigadir RR hendak melihat kondisi Putri tapi dicegah oleh Kuat Maruf.
"Kata Kuwat, Sudah Richard, jangan ikut campur," kata Deolipa.
Ketika itu, Brigadir J sendiri sudah berada di lantai bawah.
Bharada E dan Brigadir R katanya sempat bertemu Brigadir J.
Keduanya lalu hendak ke lantai atas melihat Putri.
Tapi karena dilarang Kuwat, mereka turun lagi ke bawah.
Ketika Putri Candrawathi menangis, dia hanya ditemani oleh Kuat, Susi, dan Brigadir J.
Keanehan kembali terjadi saat balik ke Jakarta.
Tidak seperti biasanya, Brigadir RR, yang pangkatnya paling tinggi dari semua ajudan Ferdy Sambo, menyuruh Brigadir J satu mobil dengan dirinya.
Bharada E sendiri satu mobil dengan Putri Candrawathi, seorang staf, dan Kuat Maruf.
Menjelang sore hari, mereka sampai di Jakarta, persisnya di rumah pribadi Irjen Ferdy Sambo.
Di sana sudah ada Irjen Ferdy Sambo.
Setelah tes PCR, mereka semua ke rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, yang diduga sebagai TKP utama penembakan Brigadir J.
Tak berselang lama, Putri Candrawathi kembali ke rumah pribadinya dengan pakaian yang sudah ganti.
Artikel ini telah tayang di Suar.id dengan judul "Bharada E Melihat Ada Yang Aneh Dengan Sosok Ini Saat Di Magelang, Tetiba Ajak Brigadir J Semobil Dengannya, Biasanya Dengan Putri Candrawathi"
(*)