GridHype.ID - Hingga kini motif Irjen Ferdy Sambo perintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir J masih menjadi teka-teki.
Bahkan hal ini juga sampai membuat Mentero Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menko Polhukam) Mahfud MD buka suara.
Dikutip dari Kompas.com, Mahfud MD menyebut motif pelaku tindak pidana atas kasus Brigadir J bersifat sensitif, sehingga hanya boleh didengar orang dewasa.
"Soal motif biar nanti dikonstruksi hukumnya, karena itu sensitif, mungkin hanya boleh didengar oleh orang-orang dewasa, yang nanti dikonstruksi oleh Polisi,
apa sih motifnya, kan sudah banyak di tengah masyarakat," kata Mahfud MD dalam konferensi pers di Kemenko Polhukam, Selasa (9/8/2022).
Sebelumnya, sebagaimana diberitakan KOMPAS TV, tim khusus Polri masih mendalami motif tersangka pembunuhan terhadap Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, termasuk soal dugaan pelecehan dan kekerasan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Irjen ferdy sambo (PC).
"Saat ini sedang dilakukan pendalaman terhadap saksi-saksi, dan juga terhadap Ibu PC (Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo, -red).
Saat ini belum bisa kami simpulkan," kata Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dalam jumpa pers di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022).
Sementara itu, mengutip dari Suar.ID, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso berikan penjelasan.
Ia menyebut setidaknya ada lima motif penembakan Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo.
Salah satu motif penembakan Brigadir J adalah soal urusan berhubungan badan atau urusan seksual.
Polri telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus penembakan Brigadir J.
Ketiganya adalah Bharada E, Brigadir RR, dan Irjen Ferdy Sambo.
Lima motif penembakan Brigadir J itu disampaikan Sugeng saat berbicara di Apa Kabar Indonesia Pagi yang tayang di tvOne.
Empat dari lima motif itu, kata Sugeng, berkaitan dengan urusan seksual.
Sementara satu motif lainnya berkaitan dengan perjudian.
"IPW mendapatkan 5 isu tapi 4 itu memang terkait dengan soal urusan seksual," terang Sugeng, Kamis (11/8) kemarin.
"Empat itu kan sudah tiga yang disebutkan oleh Pak Mahfud (MD), satu lagi informasinya terkait soal seksual."
Sugeng mengaku tidak mau membahas soal yang empat itu--urusan seksual--karena menurutnya itu aib.
"Yang satu lagi boleh saya buka di sini," tambahnya.
Meski tidak mau membahas terlalu jauh, menurutnya, masalah seksual dan wanita merupakan persoalan yang kerap terjadi di tubuh pimpinan Polri.
"IPW mendapat kesimpulan, betapa rapuhnya kondisi psikologis seorang PJU terutama Sambo ini," katanya.
"Memegang kekuasaan yang besar tetapi kondisinya rapuh."
Dia melanjutkan:
"Urusan wanita, rapuh sekali pimpinan-pimpinan Polri ini," katanya.
"Sudah banyak, bukan hanya beliau, tapi sebelumnya juga. Ini menjadi catatan."
Tak hanya terkait urusan berhubungan badan, penembakan Brigadir J, menurut Sugeng, juga terkait dengan prakti-praktik perjudian dan peredaran narkoba oleh oknum di kepolisian.
"Yang satu lagi praktik-praktik perlindungan judi, narkoba, pengiriman uang-uang yang besar sampai ratusan miliar ini," kata Sugeng.
"Isu yang masuk ke IPW bahwa Yosua ini akan membuka informasi tentang itu."
(*)