GridHype.ID - Keluarga masih dirundung duka usai ibu danadik Ayu Anjani, Jumiatun Widaningsih dan Annisa Fitriani, meninggal dunia.
Seperti diketahui, ibu dan adik Ayu Anjani menjadi korban tewas dalam kecelakaan kapal tenggelam di Labuan Bajo, NTT.
Melansir Tribunnewsmaker.com,kapal wisata yang ditumpangiibu dan adik Ayu Anjani, KLM Tiana Liveaboard, diterpa cuaca buruk dan gelombang tinggi, Rabu (28/6/2022).
Akibatnya kapal wisata yang berangkat dari Labuan Bajo menuju Pulau Padar itu tenggelam.
Namun, Ayu Anjani justru mencurigai adanya kelalaian yang disebabkan oleh kru kapal hingga menyebabkan ibu dan adiknya meninggal dunia.
Hal itu juga diungkap oleh korban selamat yang tak lain adalah ayah dan adik Ayu Anjani yang sempat ikut trip kapal tersebut.
"Saya sayangkan itu (kru) enggak ngecek seluruh ruangan."
"Adik saya dicurigai sudah keluar kapal terbawa arus, ternyata adik saya di kamar mandi (kejebak)," cerita Anne April dari tayangan Intens Investigasi, Kamis (30/6/2022).
"Ibu saya enggak jago berenang. Ada tamu di bawah juga selamat, walaupun biru-biru, dia sempat dengar ibu saya bilang minta tolong," sambungnya.
Namun, kru kapal yang lainnya malah sibuk menyelamatkan diri sendiri alih-alih penumpang saat kapal tenggelam.
"Kesalahan adalah semua kru tidur," imbuh Saraswanto.
"Kelalaian juga karena mereka enggak ada yang nyelametin (penumpang). Mereka nyelametin diri sendiri. Posisi kapal miring itu mereka baru bangun," pungkas Ayu Anjani.
"Jadi mereka (kru kapal) kaget, kucek mata merah (sambil bilang) 'angin bos, angin bos'. Waktu adik saya udah pukul-pukul badan kapal," kenang Anne April.
Bahkan diungkap Anne April, kru kapal tidak ada yang meminta maaf kepada keluarganya.
"Enggak ada rasa penyesalan (dari kru kapal). Enggak ada minta maaf, padahal ketemu sama saya," ujar Anne April.
Akibat dugaan kelalaian kru kapal ini, seperti dikutip dari Tribunnews.com, Ayu Anjani dan keluarga memutuskan untuk menempuh jalur hukum.
"Dengan segala cara akan saya kasuskan. Karena itu memang human error," kata ayah Ayu Anjani, Saraswanto Abduljabbar, dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Kamis (30/6/2022).
Menurut Saraswanto, ada saksi mata yang sempat melihat kapal yang juga ditumpanginya itu bergoyang-goyang.
Baca Juga: Ibu dan Adiknya Tewas dalam Kecelakaan Nahas, Ini Kronologi Tenggelamnya Kapal di Labuan Bajo
"Ada saksi mata, kapal Andalusia yang melihat kapal ini goyang," ucap Saraswanto.
Sama seperti sang ayah, Ayu Anjani juga memastikan akan menempuh jalur hukum untuk mengusut tuntas peristiwa tersebut.
Sebab, Ayu Anjani kecewa dengan kru kapal yang diduga tidak menjalankan prosedur yang berlaku.
"Kami pihak keluarga, kecewa atas apa yang terjadi dengan kejadian ini. Khusus untuk kru kapal yang tidak menjalankan standar operasional tersebut, tidak menjalankan manajemen risiko."
"Kami punya perusahaan di bidang pariwisata juga, tapi kami menjalankan setiap prosedur yang berlaku, termasuk manajemen risiko,"kata perwakilan keluarga Ayu Anjani saat ditemui di rumah duka di kawasan Cikarang Barat, Bekasi, Rabu (29/6/2022).
Pihak Ayu Anjani juga telah memilih tim pengacara untuk membawa dan mengatur semua berkas kasus tersebut ke ranah hukum.
"Pada hari ini saya didampingi kuasa hukum. Kasus ini akan kita kawal dan bawa ke jalur hukum," ujarnya melanjutkan.
Melalui kuasa hukumnya, pihak Ayu Anjani telah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Manggarai Barat, perkara ini sudah masuk dalam tahap penyelidikan.
"Kami sudah serahkan ke jalur hukum, kami percayakan ke Polres Manggarai Barat yang sekarang dalam tahap penyelidikan, apakah ada unsur kelalaian yang mengakibatkan kematian," ujar kuasa hukum Ayu Anjani.
Adapun laporan tersebut merujuk pada semua kru, tour guide hingga agen penyerangan kapal.
"Semuanya, termasuk guide dan agen," ujar Ayu Anjani.
"Jadi kita serahkan betu-betul proses hukum ini, sehingga polisi bisa bekerja dengan baik," ujar kuasa hukum Ayu Anjani.
(*)