GridHype.ID - Menjelang Idul Adha, umat muslim akan segera menjalani puasa sunnah yakni Dzulhijjah, Arafah, hingga Tarwiyah.
Puasa sunnah ini termasuk dalam amalan yang bisa dikerjakan di bulan Dzulhijjah selain berhaji dan berkurban.
Keutamaan memperbanyak puasa di awal Dzulhijjah ini sesuai sabda Rasulullah SAW, yang tertuang dalam tertuang pada hadis Ibnu 'Abbas.
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ . يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).”
Umat muslim dapat mengerjakan puasa sunah di awal Dzulhijjah, atau mulai 1 Dzulhijjah.
Artinya puasa sunah tersebut bisa dilaksanakan mulai tanggal 1 hingga 9 Dzulhijjah.
Sementara 10 Dzulhijjah merupakan hari perayaan Idul adha yang diharamkan untuk berpuasa.
Amalan puasa di awal bulan Dzulhijjah dilaksanakan Rasulullah SAW., dikutip dari Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh Ust.M. Syukron Maksum.
Baca Juga: Ternyata Bisa Intip Nilai Sainganmu, Begini Cara Cek Hasil Seleksi PPDB Jateng 2022 Jenjang SMA/SMK
Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi Muhammad SAW mengatakan,
عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya."
Niat Puasa Dzulhijjah
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma syahri dzil hijjah sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: "Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala."
Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah termasuk puasa di awal Dzulhijjah, di mana dapat dikerjaan setiap tanggal 8 Dzulhijjah.
Puasa ini memiliki keutamaannya tersendiri yakni dapat membersihkan dan menghapus dosa yang tahun lalu.
Niat puasa Tarwiyah sebagai berikut.
نويتُ صومَ تَرْوِيَة سُنّةً لله تعالى
(Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala)
Artinya, "Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta'ala."
Puasa Arafah
Puasa Arafah dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah. Puasa Arafah bernilai hukum sunnah muakkad (sangat dianjurkan).
Puasa Arafah istimewa karena Allah membanggakan para hamba-Nya yang sedang berkumpul beribadah di Arafah, tempat di hadapan para Malaikat.
Oleh karena itu, kaum muslimin yang tidak sedang berwukuf di Arafah pun disyariatkan beribadah sebagai gantinya berpuasa satu hari saat kaum muslimin yang berhaji berwukuf di Arafah.
Dikutip dari Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah oleh Ust.M. Syukron Maksum, berikut penjelasan lebih lanjut mengenai keutamaan menjalankan Puasa Arafah, di antaranya:
Dengan berpuasa Arafah maka Allah SWT akan memberikan ampunan atas dosa-dosa di tahun lalu dan yang akan datang.
Hal tersebut sebagaimana sesuai sabda Rasulullah SAW:
"Dapat menebus dosa tahun yang lalu dan yang akan datang." (HR. Muslim).
Dalam hadis lain juga diungkapkan Rasulullah bersabda:
"Puasa pada hari Arafah dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yaitu tahun yang berlalu dan tahun yang akan datang". (Riwayat jamaah ahli hadis kecuali Bukhori dan Turmudzi).
Niat Puasa Arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: “Saya niat puasa Arafah, sunah karena Allah ta’ala.”
(*)