GridHype.ID - Sejumlah orang mungkin lebih suka makan telur setengah matang ketimbang telur yang matang dengan sempurna.
Bagaimana tidak, dari penampilannya saja telur setengah matang memang terlihat lebih menggugah selera.
Tak hanya itu, telur setengah matang ini juga akan membuat makanan terasa lebih creamy saat disantap.
Jadi tak heran jika banyak yang gemar makan telur setengah matang sebagai pelengkap mie instan atau pun roti sandwich.
Namun, tahukah Anda jika ada bahaya yang mengancam jika terlalu sering makan telur setengah matang?
Bahaya makan telur setengah matang ini bahkan jadi salah satu penyebab kematian di usia muda.
Kok bisa, ya? Yuk simak penjelasan berikut, seperti dikutip dari Sajian Sedap.
Efek Keseringan Makan Telur Setengah Matang
Memang enak dan mempersingkat waktu pemasakan, tapi ada bahaya di balik makan telur setengah matang ini.
Gak tanggung-tanggu, bahaya makanan tersebut bakan bisa sebabkan kematian muda!
Ada empat risiko atau bahaya yang ditimbukan apabila mengonsumsi telur setengah matang seperti dilansir dari Kompas.com berikut ini:
1. Telur setengah matang mungkin terkontaminasi bakteri
Melansir Health Line, telur setengah matang masih mungkin mengandung Salmonella, sejenis bakteri yang mudah menyebabkan penyakit.
Bakteri Salmonella ini bukan hanya dapat ditemukan di cangkang telur, tapi juga di dalam telur.
Jika telur dikonsumsi setengah matang, maka ada kemungkinan bakteri Salmonella yang ada pada telur belum mati karena suhu tidak panas.
Mengonsumsi telur setengah matang yang terkontaminasi bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan Salmonella.
Beberapa gejala keracunan makanan atau infeksi Salmonella yang bisa terjadi, termasuk kram perut, diare, perut mual, demam, dan sakit kepala.
Gejala ini biasanya muncul 6 hingga 48 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi bakteri dan dapat berlangsung 3 hingga 7 hari.
Baca Juga: Telur Rebus Dijamin Mulus Tanpa Retakan, Coba Lakukan Beberapa Tips Ini Agar Hidangan Makin Sempurna
2. Infeksi bakteri lebih berbahaya untuk kelompok orang tertentu
Infeksi Salmonella lebih menjadi perhatian pada populasi tertentu. Pada beberapa orang, hal itu bisa berakibat serius atau bahkan fatal.
- Bayi dan anak kecil : Kelompok usia dini lebih rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan yang belum matang.
- Wanita hamil :Meski jarang terjadi, infeksi Salmonella tetap saja dapat menyebabkan kram di rahim wanita hamil yang dapat menyebabkan kelahiran prematur atau lahir mati.
- Lansia :Orang yang berusia di atas 65 tahun lebih mungkin meninggal karena infeksi yang ditularkan melalui makanan.
Faktor yang berkontribusi termasuk malnutrisi dan perubahan terkait usia pada sistem pencernaan.
Orang dengan diabetes, HIV, dan tumor ganas termasuk di antara mereka yang dianjurkan untuk tidak makan telur mentah atau telur setengah matang.
3. Protein di dalamnya tidak diserap dengan baik
Telur adalah salah satu makanan yang mengandung protein tinggi dan sumber protein lengkap.
Baca Juga: Hindari Masak Telur dengan Cara Ini, Siapa Sangka Justru Membahayakan Kesehatan Tubuh
Faktanya, telur mengandung semua 9 asam amino esensial dalam rasio yang tepat.
Namun, makan telur setengah matang mungkin dapat menurunkan penyerapan protein berkualitas ini.
Sebuah studi kecil menemukan bahwa 90 persen protein dalam telur matang terserap tubuh, tetapi hanya 50 persen dalam telur mentah.
Meskipun protein lebih baik diserap dari telur yang dimasak, beberapa nutrisi lain mungkin sedikit berkurang dengan proses pemasakan, sepertivitamin A, vitamin B5, fosfor dan kalium.
4. Dapat memblokir penyerapan biotin
Biotin atau vitamin B7 adalah vitamin B yang larut dalam air. Vitamin ini terlibat dalam produksi glukosa dan asam lemak tubuh. Biotin juga penting selama kehamilan.
Dilansir dari WebMD, kuning telur termasuk sumber makanan yang menyediakan biotin cukup baik. Sementara, putih telur mengandung protein yang disebut avidin.
Di dalam proses pencernaan, avidin dapat mengikat biotin di usus kecil, sehingga mencegah penyerapannya.
Karena panas dari memasak bisa merusak avidin, pada akhirnya tubuh dapat menyerap biotin lebih banyak.
Oleh sebab itu, ketika mempertimbangkan penyerapan biotin ini, mengonsumsi telur matang sempurna dianggap menjadi pilihan yang lebih baik ketimbang makan telur setengah matang.
Meski demikian, ketika seseorang memutuskan untuk mengonsumsi makan telur setengah matang, sangat kecil kemungkinannya hal itu dapat menyebabkan kekurangan biotin yang sebenarnya.
Untuk mengalami kekurangan biotin, seseorang kira-kira perlu mengonsumsi telur setengah matang dalam jumlah banyak, setidaknya selusin per hari untuk jangka waktu yang lama.
(*)