Tradisi Puasa dan Lebaran: Asal-usul Ngabuburit yang Biasanya Jadi Kebiasaan Menunggu Waktu Buka Puasa

Minggu, 10 April 2022 | 16:45
xuanduongvan87/pixabay

Ngabuburit kegiatan yang dilakukan di sore hari atau sebelum berbuka puasa.

GridHype.ID - Dengan keberagaman masayarakat yang ada, tentu membuat Indonesia kaya akan budaya dan tradisi.

Menyambut datangnya Ramadan ada beragam tradisi pula yang dilakukan masyarakat.

Salah satunya adalah ‘ngabuburit’.

Istilah ‘ngabuburit’ merujuk pada kegiatan menunggu waktu berbuka puasa.

Kegiatannya pun bisa bermacam-macam, mulai dari jalan-jalan, membaca Al Quran, bersantai bersama keluarga, atau berburu hidangan untuk berbuka puasa.

Saat ini istilah ‘ngabuburit’ sudah dipakai secara umum di berbagai daerah di Indonesia.

Tapi tahukah kamu, bagaimana asal-usul ‘ngabuburit’? Berikut penjelasannya.

Asal-usul kata ‘ngabuburit’

Meski sudah populer di masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia, istilah ‘ngabuburit’ sejatinya berasal dari bahasa Sunda.

Melansir berita Kompas.com (5/4/2022), Ketua Lembaga Budaya Sunda, Universitas Pasundan Bandung, Hawe Setiawan mengatakan, istilah ngabuburit berasal dari kata dasar burit yang berarti sore atau petang.

Kata dasar dalam bahasa Sunda itu lalu mendapatkan awalan nga. Kemudian, terdapat repetisi kata bu dari burit, sehingga menjadi ngabuburit.

“Istilah ngabuburit itu memang istilah dari bahasa Sunda, berasal dari kata dasar burit, kalau dalam bahasa Indonesia berarti sore atau petang hari,” kata dia kepada Kompas.com (3/4/2022).

Baca Juga: Jangan Lagi Menyimpan Bawang Putih di dalan Kulkas, Dampaknya Bisa Ancam Nyawa Satu Rumah

Ia menjelaskan, bahasa Sunda memiliki keunikan tersendiri.

Hal itu bisa dilihat dari tambahan awalan ‘nga’ pada kata ‘burit’ yang merupakan kata dasar ‘ngabuburit’.

Dalam bahasa Sunda, kata keterangan waktu (dalam hal ini burit) bisa menjadi kata kerja setelah mendapatkan kata awalan (yaitu nga).

“Bahasa Sunda kosakatanya tidak begitu banyak, tapi variasinya hampir tidak terbatas.

Maka, keunikan bahasa Sunda itu dari kata keterangan waktu, orang bisa membuat suatu kata kerja, yaitu dengan tambahan awal, seperti kata ngabuburit,” ujar Hawe.

Sedangkan pada Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), kata ngabuburit berasal dari kalimat ngalantung ngadagoan burit, seperti dikutip dari Kompas.com (13/4/2021).

Kalimat ngalantung ngadagoan burit berarti bersantai sambil menunggu waktu sore.

Serupa dengan yang disampaikan Hawe, ngabuburit berasal dari kata dasar burit yang berarti sore hari.

Kapan istilah ‘ngabuburit’ muncul?

Meski tidak menjelaskan waktunya secara pasti, Hawe menyebut istilah ‘ngabuburit’ sudah muncul sejak lama, tepatnya saat penyebaran agama Islam masuk ke tanah Sunda.

Baca Juga: Jangan Mau Beli Obat Mahal Buat Diabetes, Mending Minum Air Rendaman Biji Ini untuk Kontrol Kadar Gula Darahmu

“Seingat saya sudah lama (muncul istilah ngabuburit), saya kira sejak nilai-nilai Islam masuk dalam wilayah budaya Sunda,” ujarnya.

Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan yang dilakukan dengan istilah ‘ngabuburit’ juga makin beragam.

Dahulu, ‘ngabuburit’ diisi dengan aktivitas anak-anak yang bermain permainan tradisional Jawa Barat seperti bebeledugan atau meriam bambu.

Saat ini, lanjut Hawe, kegiatan ‘ngabuburit’ semakin beragam dan kreatif menyesuaikan dengan kebudayaan daerah masing-masing.

“Kegiatan ngabuburit diarahkan pada kegiatan yang lebih kreatif dan berharga, bukan hanya untuk mengisi waktu, tetapi juga menghayati arti Ramadhan itu sendiri,” katanya.

Mengapa ‘ngabuburit’ bisa menjadi istilah nasional?

‘Ngabuburit’ kini tidak hanya lekat dengan masyarakat dengan latar belakang kebudayaan Sunda.

Ada banyak daerah di luar tanah Sunda yang mengenal istilah ‘ngabuburit’ sebagai kegiatan menunggu waktu berbuka puasa.

Fenomena ini, kata Hawe, tidak lepas dari pengaruh media yang turut menyebarluaskan isitilah ‘ngabuburit’ ke masyarakat.

“Saya kira mungkin karena faktor media, sehingga istilah itu dikenal luas,” tuturnya.

Baca Juga: Jadi Kombinasi Praktis Saat Berbuka Puasa, Jangan Lagi Makan Mie Instan dengan Nasi Jika Tak Ingin Alami Hal yang Mengerikan Ini

Selain itu secara pengucapan, kata ‘ngabuburit’ terdengar mudah diucapkan oleh penutur nonbahasa Sunda.

Faktor ini juga menjadi salah satu alasan istilah ngabuburit semakin mudah diterima oleh masyarakat Indonesia.

Kendati demikian, ‘ngabuburit’ bukan satu-satunya istilah kedaerahan yang digunakan untuk menyebut kegiatan menunggu waktu berbuka puasa di bulan Ramadhan.

Ada juga istilah ‘malengah puaso’. Istilah ini berasal dari bahasa Minang yang berarti kegiatan untuk mengalihkan rasa haus dan lapar karena berpuasa.

Terlepas dari istilah yang dipakai, kegiatan menunggu azan maghrib saat Ramadhan hendaknya diisi dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat seraya memaknai arti bulan suci.

Baca Juga: Bulan Penuh Berkah dan Ampunan bagi Umat Islam, Inilah 4 Keutamaan Bulan Ramadan yang Wajib Kamu Ketahui

(*)

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : kompas

Baca Lainnya