GridHype.ID - Selama bulan Ramadhan, kesehatan tubuh harus tetap terjaga meski tengah berpuasa.
Maka dari itu, penting untuk memperhatikan pilihan menu buka puasa dan menu sahur.
Dalam menu buka puasa dan menu sahur yang disajikan harus terkandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Sehingga pola makan sehat selama bulan puasa juga tidak ditinggalkan sepenuhnya.
Lantas bagaimana pola makan sehat selama bulan puasa?
Melansir Kompas.com,pola makan yang sehat ketika bulan puasa hampir sama seperti hari-hari biasanya.
Yang membedakan hanyalah rentang antara waktu makan ketika sahur dan berbuka yang terpaut cukup lama.
Sedangkan, saat hari-hari biasa kita dapat makan sebanyak tiga kali, yakni pagi, siang, dan sore, dengan tambahan camilan sebagai makanan selingan.
Oleh sebab itu, makanan yang bergizi seimbang juga bisa diterapkan baik saat tidak berpuasa maupun ketika Bulan Suci Ramadan.
"Salah satu prinsip utama dalam gizi seimbang adalah keanekaragaman. Jadi jenisnya harus beragam," kata ahli gizi RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Banun Ma’rifah Fathsidni.
Saat dihuhungi pada Senin (4/4/2022), ia menjelaskan bahwa keberagaman makanan yang dimaksud terletak pada lengkapnya kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral.
Jadi, dengan menambahkan nasi dengan beragam jenis lauk pauk maka kecukupan gizi bisa dipenuhi.
Lantas, bagaimana cara kita memilih menu yang bergizi seimbang?
Ikuti panduan "isi piringku"
Banun menyarankan orang yang sedang berpuasa untuk mengikuti program "isi piringku" ketika makan di waktu sahur atau berbuka.
Program tersebut merupakan inisiatif dari Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan untuk menyadarkan masyarakat tentang porsi makan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Untuk cara mengikuti Isi Piringku tidaklah susah. Kita cukup menyediakan lauk pauk, buah-buahan, makanan pokok, dan sayuran.
"Misalnya ketika sahur asupan makan mencakup sumber karbohidrat, bisa nasi, kentang, nasi merah, atau lainnya," kata Banun.
"Kemudian lauk hewani bisa dari ikan, telur, dan ayam. Sedangkan lauk nabati dapat berupa tempe atau tahu ditambah sayur dan buah," lanjut dia.
Untuk mengetahui berapa takaran makanan yang harus dikonsumsi menggunakan Isi Piringku, simak panduannya di bawah ini:
Makanan pokok:- Nasi sebanyak 150 gram atau setara 3 centong- 3 buah kentang berukuran sedang (300 gram)- 1 1/2 gelas mie kering (75 gram)
Lauk pauk hewani:- 2 potong ayam berukuran sedang tanpa kulit (80 gram)- 1 butir telur ayam ukuran sedang (55 gram)- 2 potong daging sapi sedang (70 gram).
Ketiga jenis lauk hewani itu setara dengan 75 gram ikan kembung.
Lauk pauk nabati:- Tahu 100 gram atau setara 2 potong tempe (50 gram)
Sayuran:- 1 mangkok sedang atau setara 150 gram
Buah:- 150 gram pepaya atau setara 2 potong berukuran sedang- 2 potong buah jeruk (110 gram)- 1 buah kecil pisang ambon (50 gram).
Menjaga tubuh tetap terhidrasi
Baca Juga: Resep Ikan Balut Tepung Enak, Sajian Menu Sahur Praktis yang Bikin Seisi Rumah Betah di Meja Makan
Selain itu, Banun juga mengingatkan pentingnya tubuh untuk terus terhidrasi selama bulan puasa.
Nah, karena dari sahur ke berbuka puasa memakan waktu yang lama, ia menyarankan kita untuk membagi jumlah minum air.
Caranya adalah minum 2 gelas air ketika sahur, 1 gelas saat berbuka, 1-2 gelas selepas shalat magrib atau selesai berbuka, 1-2 gelas setelah salat tarawih, dan 1 gelas sebelum tidur.
"Selain makanan tersebut, selama puasa juga sangat penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi sehingga harus tetap memenuhi asupan cairan tubuh minimal 8 gelas atau sekitar 1,5 liter," ujar Banun.
Sementara untuk makanan atau minuman manis,Banun menerangkan, sebenarnya boleh-boleh saja dikonsumsi selama bulan puasa.
Asalkan kita tetap membatasi dan memperhatikan porsi dan frekuensi ketika mengonsumsinya.
"Dengan beragam tajil yang biasa dikonsumsi sebagai hidangan berbuka sebelum makan utama juga menyumbang asupan gula harian yang tinggi. Sehingga harus tetap memperhatikan total asupan gula dalam satu hari," imbuh dia.
Ia mengingatkan, jika kadar gula sampai berlebih dikhawatirkan risiko resistensi insulin dapat meningkat yang berakibat pada diabetes mellitus.
(*)