GridHype.ID - Belakangan ini publik masih menyorot fenomena Crazy Rich.
Julukan Crazy Rich itu merupakan orang-orang yang kerap memamerkan harta benda dan kekayaan mewahnya lewat unggahan sosial media.
Kerap kali kaum Crazy Rich ini memamerkan aset mewah milik mereka seperti rumah, apartemen, mobil dan lain sebagainya.
Namun, satu per satu orang yang mengaku super kaya di usia muda yang banyak bermunculan kini sudah mendekam di penjara.
Sebut saja nama Indra Kenz dan Doni Salmanan yang kasusnya masih bergulir.
Diketahui, dikutip dari Kompas.com, Indra Kenz dan Doni Salmanan terjerat kasus penipuan investasi berkedok trading binary.
Indra Kenz ditetapkan sebagai tersangka dugaan penipuan aplikasi Binomo pada 24 Februari 2022.
Sebelum disita oleh pihak kepolisian, Indra Kenz tercatat memiliki rumah mewah di Medan, Deli Sedang, dan Tangerang.
Kemudian mobil listrik merek Tesla, mobil Ferrari, apartemen bernilai ratusan juta, hingga tabungan senilai miliaran rupiah.
Sementara, Doni Salmanan ditetapkan sebagai tersangka dugaan penipuan aplikasi Quotex pada 8 Maret 2022.
Polisi juga telah menyita berbagai aset milik Doni seperti 6 mobil dan belasan motor, 2 rumah, 2 bidang tanah, hingga barang-barang merek mewah seperti tas, topi, sepatu, hingga jaket.
Selain kasus kasus Indra Kenz dan Doni Salmanan, rupanya ada fenomena crazy rich abal-abal.
Mereka adalah kalangan yang menyandang status orang superkaya di usia muda, tetapi kekayannya diduga bersumber dari titipan pihak tertentu.
Pihak tersebut adalah orang-orang yang memiliki kekayaan sangat besar, tetapi dari hasil tindak kejahatan.
Bahkan belakangan nama pengusaha asal Malang, Juragan 99 dan Shandy Purnamasari dikorek habis-habisan.
Muncul dugaan bahwa jet pribadi yang sesumbar miliknya ternyata hanyas sewaan.
Dugaan tersebut muncul manakala stiker Juragan 99 dan MSGlow hilang dari badan pesawat tersebut.
Presenter Deddy Corbuzier pun buka suara terkait maraknya fenomena Crazy Rich.
Dikutip dari Sonora, Sebenarnya, bukan masalah jika ingin memperlihatkan kekayaan Selama barang yang dipamerkan adalah milik pribadi dan hasil pencapaian diri.
Tapi yang bahaya jika doyan pamer di luar kemampuan finansial, akhirnya pakai fasilitas utang, pencucian uang atau mungkin pinjam barang orang.
Menanggapi fenomena crazy rich, dalam podcast Deddy Corbuzier, ia pun mengungkap ciri-ciri crazy palsu yang mungkin tidak disadari.
Bersama dengan seorang coach bisnis, Tom MC Ifle, Deddy pun membongkar beberapa tanda seseorang mungkin tidak sekaya kelihatannya.
Kualitas nggak penting, pokoknya harus branded
Sebenarnya orang kaya palsu ini mereka sudah tahu merek mana yang akan mengangkat images mereka baik di ruang publik maupun media sosial.
“Bukan hanya outfit tetapi mereka diberikan uang yang banyak untuk dipublikasikan pertanda bahwa mereka itu kaya”, jelas Tom MC Ifle.
Dan tidak bisa dipungkiri sekarang fake rich sudah menjadi industri, bahkan terdapat merek tertentu menyediakan agen untuk setting studio foto menggukanan layar hijau.
Hasil foto akan diedit akan menggunakan aplikasi pengedit dengan hasil foto mereka berada di jet pribadi dengan berbagai pose.
Sebaliknya "Orang kaya beneran, malu bro kalau foto-foto di jet pribadi," imbuhnya.
Butuh pengakuan
Seorang fake rich alias orang kaya palsu selalu mempublis apapun yang mereka lakukan.
Mereka berusaha memberi kesan bahwa mereka punya harta dan akses. Hal tersebut sering kali dilakukan karena mereka butuh validasi, kebiasaan yang terbangun sejak kecil.
"Pada dasarnya kita hidup butuh validasi secara psikologi karena dari sekolah kita selalu dinilai, constantly validate dari sekolah dan biasanya kita dapat privilege.
Sekarang kalau ke mol kita pakai mercy biasanya dapet parkir duluan, pakai Innova dicuekin," jelas Tom.
Ketika images mereka telah medapatkan validasi secara psikologis dan ditunjang dengan privilege dari banyak orang.
Maka kita tidak bisa membedakan fake rich alias orang kaya palsu dan yang benar-benar kaya.
Sehingga apapun yang dilakukannya orang akan lebih mudah percaya, karena orang kaya dan orang sukses dipandang lebih terhormat.
Cenderung banyak haters
“People need enemi, they create enemy because they need the impact from haters”
Anehnya, kalau biasanya orang-orang maunya hidup damai tanpa musuh, para orang kaya palsu justru mau menciptakan kelompok haters.
Bagaimana tidak, netizen lebih tertarik kepada orang yang menyuguhkan sensasi alih-alih prestasi.
Mereka percaya semakin banyak haters yang dimiliki, maka nama mereka akan semakin viral dan menjadi perbincangan banyak orang.
Berteman dengan sesama orang kaya palsu
Disadari atau tidak, sesama orang kaya palsu akan saling berteman dan mendukung satu sama lain.
Jadi jangan heran kalau misalnya satu orang tertangkan kasus tertentu, maka nggak menutup kemungkinan teman-teman satu circle-nya akan ikut terseret.
Pasti Ada Bos Pemodal
Pasti ada sosok yang membantu dibalik orang kaya palsu memodali segala yang dibutuhkan outfit, mobil atau segala yang menunjang kegiatan si fake rich.
Dengan berbagai motif dengan tujuan untuk dapat meraup keuntungan.
Melansir dari Kompas.com, Akademisi dan praktisi bisnis asal Indonesia Prof. Rhenald Kasali, Ph.D mengatakan, orang kaya yang sesungguhnya tidak ingin menjadi pusat perhatian.
Oleh karena itu, flexing menurut Rhenald justru bukan cerminan orang kaya yang sesungguhnya.
Bahkan, jika benar-benar tujuannya untuk menarik perhatian, flexing bisa jadi hanya menjadi strategi marketing.
(*)