Tradisi Puasa dan Lebaran: Mengenal Tradisi Makan Bajambu di Riau untuk Sambut Ramadan Tiba

Selasa, 22 Februari 2022 | 21:45
KOMPAS.com/IDON TANJUNG

Tradisi 'Makan Bajambau' di Dusun Jawi-Jawi Desa Koto Perambahan, Kecamatan Kampa, Kabupaten Kampar, Riau, Jumat (3/5/2019), dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan.

GridHype.ID - Tradisi puasa dan lebaran di tiap daerah itu beragam, apalagi di Indonesia ini.

Dengan mayoritas masyarakatnya beragama Islam, sudah tentu tiap menyambut Ramadan di Indonesia kian semarak.

Sebuah tradisi unik digelar oleh warga di Desa Koto Perambahan, Kecamatan Kampa, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan, Jumat (9/4/2021).

Tradisi itu adalah "Makan Bajambau".

Kegiatan ini dilakukan tiga hari menjelang puasa.

Diperkirakan 1 Ramadhan 1442 Hijriah jatuh pada hari Selasa 13 April 2021 Masehi.

"Makan Bajambau" artinya warga makan bersama-sama yang dihidangkan oleh para kaum hawa di desa itu.

Hampir setiap tahun menjelang Ramadhan, tradisi ini selalu diadakan atau sudah menjadi turun temurun.

Tujuannya adalah mempererat hubungan silaturrahim antar warga sekaligus menyantuni anak yatim.

Melansir dari Kompas.com, inilah gambaran tradisi tersebut.

Sejak pukul 09.00 WIB, kaum wanita membawa makanan untuk dihidangkan.

Baca Juga: Tradisi Puasa dan Lebaran: Intip Asal-usul Tradisi Ngabuburit yang Jadi Agenda Wajib di Bulan Ramadan

Ada yang datang satu persatu, ada pula yang berombongan.

Makanan yang dihidangkan yaitu nasi dan lauk pauk.

Uniknya, nasi dan lauk pauk dibawa dengan menggunakan dulang atau talam yang ditaruh di atas kepalanya atau bahasa di Kampar "Dijujuong".

Makan bersama ini diadakan di tiga lokasi, yakni di teras masjid, musalah dan aula, yang berada berdekatan.

Sebuah tenda besar sudah berdiri di antara musalah dengan aula.

Tenda ini didirikan sehari sebelum acara.

Tetap terapkan protokol kesehatan

Karena "Makan Bajambau" ini diadakan di masa pandemi Covid-19, warga mengadakannya dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, dan memakai masker.

Setidaknya ada ratusan warga yang mengikuti acara tradisi "Makan Bajambau" ini, mulai dari orang tua hingga anak-anak, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat serta diikuti TNI-Polri yang bertugas di wilayah itu.

Kekompakan warga terlihat dari acara tersebut. Jam 12.16 WIB, azan salat jumat berkumandang dari Masjid Al-Muttaqin.

Kaum laki-laki berbondong-bondong ke masjid untuk melaksanakan salat jumat dua rakaat.

Usai salat dan doa, para jemaah langsung menyantap makanan yang sudah dihidangkan kaum hawa tadi. Seluruh warga makan bersama.

Terlihat beragam jenis lauk pauk yang dihidangkan.

Baca Juga: Tradisi Puasa dan Lebaran: Jelajahi 3 Tradisi Unik Warga Muslim Dunia di Bulan Ramadan

Ada ikan dan ayam gulai, goreng jengkol cabe merah, ayam bakar dan lainnya yang menggugah selera.

Tahun 2020, tradisi ini sempat ditiadakan akibat pandemi

Kepala Desa Koto Perambahan, Sahrul mengatakan, tradisi "Makan Bajambau" ini sudah diadakan sejak tahun 2006.

"Sampai hari ini, sudah belasan tahun, tradisi "Makan Bajambau" diikuti antusias oleh warga.

Tradisi ini kami adakan setiap menyambut bulan suci Ramadhan," ucap Sahrul ketika diwawancarai Kompas.com, Jumat.

Dia mengatakan, tradisi "Makan Bajambau" diadakan oleh warga di dua dusun, yakni Dusun 1 Jawi-Jawi dan Dusun 2 Padang Tengah, Desa Koto Perambahan.

Warga di dua dusun ini membawa nasi dan lauk pauk dari rumahnya masing-masing untuk dimakan bersama.

Namun, Sahrul menyebutkan bahwa tahun 2020 "Makan Bajambau" ditiadakan, karena penyebaran Covid-19 sedang parah-parahnya.

"Tahun lalu kita absen, karena Covid-19 sedang tinggi penyebarannya.

Waktu itu kami cuma menyantuni anak yatim dengan mengantarkan bantuan uang dari sumbangsih warga ke rumah-rumahnya.

Untuk sekarang ini kondisi Covid-19 sudah sedikit berkurang, jadi kita laksanakan lagi dengan menerapkan protokol kesehatan," ujar Sahrul.

Dia menuturkan, tradisi "Makan Bajambau" bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar warga di dua dusun itu.

Kemudian menyantuni anak yatim yang perlu diperhatikan.

"Makan Bajambau ini sebenarnya sudah dilakukan sejak zaman-zaman sebelumnya di Kabupaten Kampar. Sudah menjadi turun temurun.

Karena, didasari dengan adanya adat istiadat dan kebiasaan masyarakat dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Di samping itu, kami di sini juga menyantuni anak yatim," pungkas Sahrul.

(*)

Baca Juga: Beda dari yang Lain, Ini Dia 10 Tradisi Unik Sambut Tahun Baru di Berbagai Negara, Ada yang Lempari Pintu Rumah dengan Piring dan Gelas

Tag

Editor : Ruhil Yumna

Sumber kompas