Tradisi Puasa dan Lebaran: Intip Asal-usul Tradisi Ngabuburit yang Jadi Agenda Wajib di Bulan Ramadan

Selasa, 22 Februari 2022 | 13:45
Kompas.com/Adhika Pertiwi

Arti dan Sejarah Ngabuburit - Ilustrasi Pasar Ramadhan

GridHype.ID - Saat memasuki masa Ramadan, tentu ada banyak momen dan tradisi yang dinantikan.

Dari sekian banyak tradisi puasa dan lebaran, ngabuburit tentu satu diantara.

Ya, melansir dari Kompas.com ngabuburit atau tradisi menunggu berbuka puasa ini biasanya diisi dengan kegiatan berburu takjil, melakukan kegiatan sosial, atau sekadar berkumpul bersama kerabat dan sahabat.

Bagi Anda yang berdomisili di Jakarta Utara, ada beberapa tempat yang bisa dijadikan tempat ngabuburit, seperti Pantai Ancol, bioskop rakyat Teluk Gong, Danau Sunter, dan Waduk Pluit.

Sedangkan Anda yang memilih berburu takjil saat ngabuburit, Pemprov DKI telah mengimbau untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19.

Lantas, apa arti ngabuburit? Bagaimana asal-usul ngabuburit hingga menjadi tradisi unik saat Ramadhan di Indonesia?

Jika menilik Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Anda tidak akan menemukan arti kata ngabuburit.

Baca Juga: Tradisi Puasa dan Lebaran: Jelajahi 3 Tradisi Unik Warga Muslim Dunia di Bulan Ramadan

Pasalnya, kata ngabuburit diketahui berasal dari bahasa Sunda.

Dilansir dari Tribunnews.com, arti kata ngabuburit dapat ditemukan di Kamus Bahasa Sunda.

Berdasarkan Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan oleh Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), kata ngabuburit berasal dari kalimat "ngalantung ngadagoan burit".

Kalimat "ngalantung ngadagoan burit" berarti bersantai sambil menunggu waktu sore. Sebab, ngabuburit memiliki kata dasar "burit" yang memiliki arti sore hari.

Seiring berjalannya waktu, istilah ngabuburit kemudian digunakan untuk menyebut kegiatan yang dilakukan pada sore hari untuk menunggu waktu berbuka puasa.

Namun, ada pula daerah di Indonesia yang memilih menggunakan istilah dalam bahasa daerahnya untuk menyebut kegiatan menunggu waktu berbuka puasa.

Misalnya, kata "malengah puaso" yang berasal dari bahasa Minang yang memiliki arti kegiatan untuk mengalihkan rasa haus dan lapas karena berpuasa.

(*)

Baca Juga: Tradisi Puasa dan Lebaran: Mengenal Tradisi Cucurak yang Dilakukan oleh Warga Bogor untuk Sambut Bulan Suci Ramadan

Tag

Editor : Ruhil Yumna

Sumber tribunnews, kompas