Gridhype.id- Beragam jenis minuman kekinian saat ini sedang digandrungi oleh anak milenial.
Minuman kekinian tersebut memang memiliki rasa yang menyegarkan dan menggugah selera, misalnya saja boba drink.
Rasa manis dan kesegarannya tentu dianggap cocok sebagai menu buka puasa.
Setelah menahan haus selama seharian, menyeruput minuman dingin tentunya dianggap sangat menyegarkan.
Padahal minuman kekinian tersebut justru bisa membawa efek negatif bagi tubuh, terutama bagi penderita diabetes.
Diabetes merupakan salah satu penyakit kronis yang cukup serius karena berpengaruh dengan kinerja pankreas.
Penderita diabetes tidak mampu menghasilkan atau menggunakan hormon insulin secara efisien.
Padahal diketahui bahwa hormon tersebut berfungsi untuk mengatur kadar gula darah di dalam tubuh.
Komplikasi diabetes yang berkelanjutan bisa menyebabkan beragam penyakit mematikan seperti penyakit jantung dan ginjal.
Pada sejumlah kasus, diabetes juga bisa menyebabkan kebutaan.
Lantas apa hubungannya minuman kekinian dengan diabetes?
Minuman kekinian seperti boba drink jelly atau puding dengan beragam topping ternyata bisa meningkatkan risiko penyakit kencing manis karena tingginya kandungan gula.
Kebiasaan mengonsumsi minuman tersebut menjadi hal yang tidak sehat terlebih jika dibarengi dengan pola makan yang tidak sesuai.
Dilansir dari kompas.com, dokter spesialis gizi dari Primaya Hospital Makassar, dr. Andi Faradilah, Sp.GK mengatakan bahwa makanan dan minuman yang berpotensi menyebabkan diabetes dapat dilihat dari besaran kalorinya.
Adapun patokan lain adalah kecepatan suatu makanan menyebabkan peningkatan gula di dalam darah.
Oleh sebab itu, penderita diabetes harus betul-betul menjaga pola makannya terutama ketika berpuasa.
Menjalankan ibadah puasa memang memberi banyak manfaat bagi tubuh.
Namun, apabila tidak dibarengi dengan pola hidup sehat maka bisa saja berpengaruh bagi kesehatan.
Mengkonsumsi makanan atau minuman kekinian memang bukanlah sebuah larangan.
Makanan dan minuman tersebut masih tetap boleh dikonsumsi asal pada batas normal dan waktu yang tepat.
Baca Juga: Jelang Puasa Ramadan, Perlukah Penderita Diabetes Konsultasi ke Dokter? Begini Penjelasannya
(*)