Kabar Buruk, Puncak Kasus Covid-19 Varian Omicron Diprediksi Bakal Terjadi di Awal Maret, Kemenkes: Tiga sampai Enam Kali Lebih Tinggi dari Delta

Jumat, 11 Februari 2022 | 14:15
Pixabay.com

Ilustrasi Omicron

GridHype.ID -Warga dunia kini tengah dihebohkan dengan penularan Covid-19 varian baru yakni varian Omicron.

WHO menyatakan bahwa varian Omicron atau yang memiliki nama virus varian B.1.1.529 sudah terdeteksi sejak akhir tahun 2021 lalu.

Varian Omicron ini penularannya sangat cepat dan mudah.

Sementara itu, kasus varian Omicron hingga kini masih terus melonjakdi Indonesia.

Melansir dari Kompas.com, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi memprediksi puncak lonjakan kasus Covid-19 yang disebabkan varian Omicron terjadi hingga dua sampai tiga pekan ke depan atau di awal Maret 2022.

Nadia mengatakan, tren peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron akan lebih cepat dibandingkan lonjakan kasus Covid-19 akibat penularan varian Delta.

"Kita akan melihat tren peningkatan sampai kita prediksi bahwa di akhir Februari atau di awal Maret 2022 ini merupakan puncak kasus Omicron yang bisa diprediksi itu 3 kali sampai dengan 6 kali lebih tinggi daripada variasi Delta," kata Nadia dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (10/2/2022).

Nadia mengatakan, meski akan terjadi lonjakan kasus, keterisian tempat tidur di rumah sakit akan terkendali.

Itu karena banyak pasien positif Omicron yang mengalami gejala ringan dan tanpa gejala.

Baca Juga: Gejalanya Mirip Flu Biasa, Minuman Sejuta Umat Ini Ternyata Harus Dihindari Saat Tubuh Terinfeksi Omicron

Ia menekankan, pasien Covid-19 varian Omicron yang mengalami gejala ringan atau tanpa gejala bisa melakukan isolasi mandiri maupun isolasi terpusat yang disediakan pemerintah.

"Batuk, pilek, demam kemudian sakit tenggorokan dan saturasi oksigen lebih dari 95 persen tidak memiliki komorbid diharapkan untuk dapat melakukan isolasi mandiri baik di rumah ataupun di tempat-tempat isolasi terpusat yang sudah disediakan," ujarnya.

Lebih lanjut, Nadia mengatakan, vaksinasi Covid-19 masih menjadi salah satu upaya penanganan Covid-19 untuk memberikan perlindungan agar terhindar dari keparahan Covid-19.

"Untuk itu mari kita ajak lansia untuk mendapatkan vaksinasi karena saat ini vaksinasi lansia masih cukup rendah baru 55 persen," pungkasnya.

Untuk diketahui, puncak kasus Delta di Indonesia terjadi pada pertengahan Juli 2021.

Saat itu kasus baru pernah mencapai 56.757 pada 15 Juli.

Sementara rata-rata kasus 7 hari tertinggi tercatat pada 19 Juli dengan 49.158.

Kasus Covid-19 baru melandai pada akhir Juli dan stabil di angka yang jauh lebih rendah hingga Desember 2021.

Gejala Omicron

Baca Juga: Bukan Melulu Demam, Inilah Gejala yang Diderita Jika Seseorang Terkena Varian Omicron

Mengutip dari foxnews.com via Tribunnews.com, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyatakan bahwa ciri-ciri gejala dari varian Omicron adalah sebagai berikut:

a. demam atau kedinginan

b. batuk

c. sesak napas atau kesulitan bernapas

d. kelelahan

e. nyeri otot atau tubuh

f. sakit kepala

g. kehilangan rasa atau bau baru, sakit tenggorokan

h. hidung tersumbat atau pilek

Baca Juga: Penyebaran Subvarian Omicron Terdeteksi di 5 Negara, Begini Kata WHO

i. mual atau muntah

j. diare.

Pencegahan Penularan Varian Omicron

Selain mengetahui gejala omicron, masyarakat diingatkan untuk selalu mengikuti anjuran protokol kesehatan sebagai upaya mengurangi risiko penularan COVID-19.

Langkah-langkah yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

- Menggunakan masker yang pas

- Menjaga kebersihan tangan

- Menjaga jarak fisik minimal 1 meter dengan orang lain

- Meningkatkan ventilasi ruang dalam ruangan

- Menghindari keramaian

- Melakukan vaksinasi

- Ketika batuk atau bersin tutup dengan siku atau tisu yang ditekuk.

Baca Juga: Kesehatan Memburuk Usai Terpapar Varian Omicron, Nikita Mirzani Keluhkan Rasa Sakit: Kepala Kayak Mau Pecah!

(*)

Tag

Editor : Helna Estalansa

Sumber Kompas.com, Tribunnews.com