Tak Berperikemanusiaan! Penampakan Mengenaskan Toilet Kerangkeng Manusia Milik Bupati Langkat yang Buat Geram Banyak Pihak

Jumat, 28 Januari 2022 | 06:45
TribunStyle.com/kolase, Dok Polda Sumut dan YouTube Tiorita

Bupati Langkat bersama istrinya yang disebut urus makanan penghuni di penjara manusia.

GridHype.ID - Kabar soal Bupati Langkat mewarnai media sosial belakangan ini.

Seperti yang sudah banyak beredar di berbagai portal media, Komnas HAM mengungkap jika Bupati Langkat itu memiliki penjara manusia.

Yang lebih memprihatinkan adalah kondisi kerangkeng yang sangat memilukan.

Salah satu tempat yang jadi sorotan adalah WC atau kamar mandi yang ada di kerangkeng tersebut.

Tempat buang air di penjara manusia tersebut ternyata tidak manusiawi.

Terlihat dalam foto, tempatnya sangat kotor.

Dalam satu ruangan hanya terdapat satu kamar mandi dan WC yang sekaligus dijadikan tempat mencuci perkakas.

Komnas HAM mendatangi lokasi kerangkeng manusia di halaman belakang rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin-angin, Rabu (26/1/2022).

Dalam satu ruangan hanya terdapat satu kamar mandi dan WC yang sekaligus dijadikan tempat mencuci perkakas.

Dilihat dari dekat, kamar mandi itu hanya memiliki dinding setinggi pinggang orang dewasa.

Di dalamnya pun terdapat satu kloset jongkok untuk puluhan orang itu buang air besar.

Baca Juga: Bikin Elus Dada, Bupati Nonaktif Langkat Terjaring OTT Punya Penjara yang Diduga Untuk Sekap 40 Pekerja Kelapa Sawit yang Sering Menerima Penyiksaan

Facebook

Foto tampang penghuni penjara di rumah Bupati Langkat tersebar. kondisi mereka yang menyedihkan setelah mendapatkan perlakuan buruk.

Sementara ada tiga bak air plastik didalamnya.

Selain itu, di ruangan sebelahnya pun tak jauh berbeda.

Di luar pintu ada sebuah kasur yang dihuni penjaga kerangkeng.

Di depan jeruji besi terdapat sebuah dispenser air tempat tahanan minum.

Memasuki ruangan aroma tak sedap langsung menyeruak dari dalam ruangan.

Dilihat kanan dan kiri terdapat sebuah tempat tidur dari papan terbentang panjang.

Sementara di lantai juga dijadikan tempat tidur juga yang dialasi menggunakan kasur tipis.

Sementara di atas dinding nampak tergantung kotak berbahan styrofoam kotak sebagai tempat penyimpanan barang milik para tahanan.

Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan, bangunan berisi dua jeruji besi itu tak jauh berbeda dengan penjara.

Puluhan orang dikurung dan diawasi dari luar.

Dia juga menyebut kalau proses pengurungan orang-orang di dalamnya tak jauh dengan pengurungan tahanan di penjara.

Baca Juga: Pamer Slip Gaji hingga Tiduran di Jalan Raya, Ini 4 Tingkah Bupati Banjarnegara yang Kini Ditangkap KPK

TRIBUN MEDAN/FREDY

Kondisi toilet dalam kerangkeng di rumah bupati langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin-Angin

"Kalau di beberapa tempat itu ada istilah serupa dengan tahanan karena orang tidak bisa bebas dan sebagainya.

Apakah serupa itu tahanan atau tidak. Tentu tidak, tetapi karakternya serupa dengan tahanan," ucapnya.

Harusnya digaji

Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam menyebut pihaknya masih mendalami informasi yang menyebut kalau puluhan orang yang dipenjarakan diduga dipekerjakan tanpa gaji.

Diduga mereka disuruh bekerja di perusahaan sawit milik Terbit Rencana Perangin-angin hanya diberikan makan seadanya.

Mereka juga menyelidiki soal adanya dugaan pelanggaran lain yang diduga ada kedok panti rehabilitasi padahal tempat penyiksaan.

"Di titik mana itu pembinaan dan di titik mana itu adalah pekerja lepas. Seandainya ini pekerjaan berarti akan ngomong hak. Itu yang akan kami clear kan," kata Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam, Rabu (26/1/2022).

Selain itu mereka juga menyelidiki soal pengakuan penjara 6x6 meter itu sebagai panti rehabilitasi.

Mereka menyebut meskipun dijadikan tempat rehabilitasi memiliki prosedur layak sehingga tak asal mengatakan rehabilitasi.

"Detail-detail begitu harus kami kumpulkan agar kita clear. Seandainya ini adalah rehabilitasi berarti ada ngomong metode," paparnya.

Sejauh ini mereka melihat sebuah bangunan berisi dua jeruji besi itu tak jauh berbeda dengan penjara.

Puluhan orang dikurung dan diawasi dari luar.

Dia juga menyebut kalau proses pengurungan orang-orang di dalamnya tak jauh dengan pengurungan tahanan di penjara.

"Kalau di beberapa tempat itu ada istilah serupa dengan tahanan karena orang tidak bisa bebas dan sebagainya.

Apakah serupa itu tahanan atau tidak. Tentu tidak, tetapi karakternya serupa dengan tahanan," ucapnya.

(*)

Baca Juga: Gelar Perpisahan SMA bak Pesta Diskotek di Ruang Pola Bupati Hingga Curangi Perizinan, Sang Pejabat Langsung Ditelepon Gubernur Hingga Kapolda

Tag

Editor : Ruhil Yumna

Sumber Tribun Solo