GridHype.ID - Banyak sekali kasus terkait kekerasan yang dilakukan oleh orang tua pada anak mereka.
Banyak faktor yang bisa memengaruhi seseorang menjadi pelaku atau korban kekerasan seksual.
Namun, pola asuh di dalam keluarga sedikit bisa menjadi dasar agar tidak melakukan kekerasan tersebut.
Hal ini pula yang juga terjadi di Deliserdang, Sumatera Utara.
Dikutip dari TribunWow.com, seorang ibu asal Sei Mayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, LS, diringkus polisi seusai menganiaya anak tirinya, MM (8).
Diduga LS memukuli bocah tujuh tahun itu hanya karena perkara sepele.
Kasatreskrim Polrestabes Medan, Kompol Muhammad Firdaus mengatakan penganiayaan berlangsung pada Jumat (7/1/2022) lalu.
Saat itu, pelaku tengah mengajari korban membaca di ruang tamu.
Namun korban tak kunjung mengerti apa yang diajarkan hingga membuat pelaku emosi.
Pelaku lantas mengambil penggaris besi dan memukul kepala korban berkali-kali.
Tak hanya itu, penggaris besi yang digunakan tak sengaja mengenai mata korban.
"Korban dipukul pakai penggaris oleh pelaku, dan juga mendorong wajah korban ke belakang sehingga mengenai mata korban sebelah kanan," ungkap Firdaus, dikutip dari TribunMedan.com, Jumat (14/1/2022).
Namun ternyata aksi kejam LS tak hanya memukul korban.
Lebih lanjut, mengutip dari Tribunnews.com, pihak kepolisian juga mengungkapkan fakta bahwa sang korban tidak hanya dipukul.
Ia juga memaksa korban memakan cabai rawit.
Saat itu korban sempat berteriak meminta tolong karena siksaan sang ibu tiri.
Hingga akhirnya teriakan korban didengar oleh anak kandung pelaku berinisial AM.
Kakak korban yang merupakan anak kandung pelaku inisial IAM yang berada di dalam kamar mendengar korban berteriak minta ampun.
"Saat itu kakaknya ini keluar dari kamar dan melihat korban sudah muntah di atas buku bacaannya karena memakan cabai rawit," ucapnya.
Keesokan harinya, ayah korban pulang dan mendapati anaknya sudah babak belur.
Ketika ditanya, korban awalnya enggan menjawab jujur.
"Dilihat sama ayah angkat nya bahwa wajah korban sudah memar-memar dan mata sebelah kanan memerah, dan ketika ditanya korban mengatakan jatuh di kamar mandi," kata Firdaus.
Korban kemudian berangkat sekolah dengan wajah babak belur tersebut.
Sesampainya di sekolah, korban ditanyai gurunya soal kondisi wajahnya yang luka-luka.
"Saat korban masuk sekolahnya, gurunya mempertanyakan wajah korban yang lebam, dan di jawab oleh korban jatuh dikamar mandi.
Namun gurunya tidak percaya dan terus didesak, akhirnya anak korban mengaku bahwa dia dipukul oleh pelaku," ujarnya.
Pihak sekolah pun memanggil ayah korban.
Korban kemudian berangkat sekolah dengan wajah babak belur tersebut.
Sesampainya di sekolah, korban ditanyai gurunya soal kondisi wajahnya yang luka-luka.
"Saat korban masuk sekolahnya, gurunya mempertanyakan wajah korban yang lebam, dan di jawab oleh korban jatuh dikamar mandi, namun gurunya tidak percaya dan terus didesak, akhirnya anak korban mengaku bahwa dia dipukul oleh pelaku," ujarnya.
Pihak sekolah pun memanggil ayah korban.
Korban tidak mau pulang ke rumah lantaran takut dan bermalam di rumah gurunya.
Hingga keesokan paginya, pelaku dijemput oleh masyarakat ke rumahnya dan diserahkan ke kantor polisi.
(*)