Indonesia Kini Alami Lonjakan Kasus Covid-19, Ternyata 5 Negara yang Jadi Pusat Varian Baru Omicron, Salah Satunya Negara Tujuan Liburan Ashanty Sekeluarga

Sabtu, 08 Januari 2022 | 17:15
Pixabay.com

(Ilustrasi) ini 14 negara yang dilarang masuk Indonesia karena peningkatan COVID-19 varian Omicron.

GridHype.ID - Hingga kini kasus Covid-19 di Tanah Air masih saja menanjak naik.

Varian baru asal Afrika Selatan, Omicron masih menjadi momok.

Terbaru di awal tahun 2022 ini kasus infeksi Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan.

Dikutip dari Tribunnews.com, saat ini, kasus infeksi harian yang terkonfirmasi sudah ada di angka 500-an, meskipun lajunya fluktuatif dan tidak selalu menunjukkan peningkatan.

Bisa dilihat dari angka kasus yang terjadi dalam 3 hari terakhir:

5 Januari 2022: 404 kasus

6 Januari 2022: 533 kasus

7 Januari 2022: 518 kasus

Lebih lanjut, terkait penyebab melonjaknya angka Covid-19 ini dilatarbelakangi banyaknya kasus Impor.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito menyampaikan alasan peningkatan kasus infeksi yang terjadi beberapa hari belakangan disumbang sejumlah kasus impor.

Menurut Wiku, kenaikan angka kasus infeksi harian banyak dipicu oleh kasus-kasus yang terjadi pada pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

Baca Juga: Terpapar Covid-19 Varian Omicron Usai Berlibur di Turki, Ashanty Dituding Kepulangannya ke Tanah Air Hanya Sebarkan Virus

"Jumlah kasus naik memang utamanya dikontribusikan dari PPLN yang terdiri dari pekerja migran Indonesia yang kembali, mahasiswa/pelajar yang kembali, ASN, masyarakat umum, dan WNA," kata Wiku saat dihubungi Jumat (7/1/2022).

Pasalnya, sebagian besar terdeteksi terpapar varian Omicron.

Peningkatan kasus Covid-19 yang meningkat terutama varian baru Omicron ini masih menjadi perhatian.

Dikutip dari Kompas.com, simak negara mana saja yang menjadi pusat merebaknya varian Omicron.

1. Turki

Belum lama ini keluarga Anang Hermansyah baru saja berlibur dari Turki.

Bahkan sepulang dari Turki, Ashanty dikobfirmasi positif Covid-19 setelah melalui tes PCR.

Sementara itu, pada Kamis (6/1/2022), Turki mencatat 68.413 kasus baru di tengah melonjaknya kasus infeksi yang disebabkan varian Omicron.

Melansir Reuters, kasus Omicron di Turki meningkat lebih dari dua kali lipat hanya dalam waktu seminggu dan varian Omicron menjadi strain dominan di negara tersebut.

Pemerintah belum mengambil langkah pembatasan baru, tapi mendesak warganya untuk segera mendapatkan vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan.

Kendati demikian, Menteri Kesehatan Fahrettin Koca menegaskan tak ada kenaikan kasus Covid-19 yang mengkhawatirkan dalam tingkat rawat inap di rumah sakit.

Baca Juga: Varian Baru Omicron Sudah Masuk dan Masih Jadi Momok Mengerikan Dunia, Indonesia Patut Bersyukur dengan Banyaknya Mendapat Paparan Sinar UV

Masyarakat diimbau untuk tidak berkerumun dan menghindari tempat-tempat ramai, lokasi tanpa ventilasi, dan pertemuan-pertemuan yang melibatkan orang banyak.

Selain itu, Turki memperbarui masa karantina untuk kasus positif selama 7 hari.

2. Amerika Serikat

Varian Omicron menjadi strain paling menular dan menyumbang sekitar 59 persen dari kasus Covid-19 di Amerika Serikat menjelang akhir tahun lalu.

AS masih menjadi negara yang melaporkan kasus infeksi harian tertinggi di dunia, dengan tercatat 751.512 kasus terjadi pada Kamis (6/1/2022), yang mana kasus Omicron mulai mendominasi infeksi Covid-19 di negara ini.

Diwartakan Forbes, 4 Januari 2022, hampir seluruh kasus baru Covid-19 di AS pekan lalu terkait dengan varian Omicron.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) melaporkan, varian virus corona ini sangat mudah menular dan memicu lonjakan baru secara nasional.

CDC memperkirakan, vairan Omicron atau B.1.1.529 terdeteksi pada sekitar 95,4 persen dari semua kasus baru pada 26 Desember 2021-1 Januari 2022.

Varian Omicon merupakan mayoritas kasus di setiap wilayah AS, dengan presentase kasus tertinggi terjadi di New York dan New Jersey.

3. Singapura

Gelombang baru infeksi Omicron telah menyebabkan lonjakan kasus di Singapura.

Pada Rabu (5/1/2022), Menteri Kesehatan Ong Ye Kung mengatakan, varian Omicron menyumbang hampir 20 persen dari kasus lokal.

Baca Juga: Varian Baru Omicron Sudah Bayang-bayangi Dunia, Bill Gates Justru Prediksi Masa Akut Pandemi Covid-19 Berakhir di Tahun ini

Melansir CNA, Direktur layanan medis Kementerian Kesehatan Kenneth Mak menuturkan, dalam skenario terburuk, infeksi Covid-19 di Singapura dapat mencapai 15.000 sehari.

Adapun jumlah harian kasus baru telah melonjak sejak 3 Januari lalu mencapai 813 kasus pada 5 Januari 2022, dengan 365 kasus di antaranya merupakan kasus Omicron.

4. India

India melaporkan 1.17.100 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir pada Jumat (7/1/2022).

Beban kasus negara mencakup 3.007 kasus varian Omicron, dengan sebanyak 1.199 orang telah pulih.

Menurut Indianexpress, kasus terkonfirmasi positif Omicro yang dilaporkan di Delhi tidak ada yang membutuhkan oksigen tambahan atau ventilator, atau masuk ICU.

Berdasarkan data yang dihimpun, sejauh ini belum ada kasus kematian akibat Omicron.

5. Australia

Australia melaporkan rekor 47.816 kasus baru Covid-19 pada 3 Januari 2022, saat varian Omicron yang sangat menular menyebar dengan cepat.

Selain itu, sejak awal pandemi dilaporkan rawat inap tertinggi sebanyak 2.682 kasus.

Meningkatnya kasus secara signifikan membebani tempat pengujian negara ini, menyebabkan kurangnya stok dan waktu tunggu yang lama untuk hasil.

Negara ini telah melaporkan kematian pertama kasus Omicron pada 27 Desember 2021.

Dituliskan Reuters, kematian yang terjadi merupakan seorang pria berusia sekitar 80 tahun dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya atau komorbid.

Disebutkan bahwa pria ini tertular virus di fasilitas perawatan lanjut usia dan meninggal di rumah sakit Sydney.

Sejauh ini, pihak berwenang tidak memberikan rincian tambahan mengenai kematian kasus Omicron di Australia tersebut.

Baca Juga: Omicron Sudah Masuk di Indonesia, Epidemiolog ini Minta Agar Masyarakat Tak Terlena Apalagi Varian Baru Asal Afrika Selatan Sudah Makan Korban

(*)

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber : Kompas.com, Tribunnews.com

Baca Lainnya