GridHype.ID - Rendang menjadi makanan favorit masyarakat Indonesia.
Tak hanya itu, cita rasa rendang juga diakui secara Internasional.
Bagaimana tidak, dikutip dari GridKids, di tahun 2017 salah satu media dunia, CNN Travel menyatakan bahwa rendang menempati posisi pertama sebagai makanan terenak sedunia.
Prestasi ini tentu sangat membanggakan untuk kuliner Indonesia itu sendiri.
Rendang tetap menjadi salah satu masakan favorit masyarakat Indonesia.
Dibalik kepopuleran masakan ini siapa sangka ada satu hal yang harus diperhatikan.
Dikutip dari Sajian Sedap, pasalnya memasak dengan cara yang salah justru menyebabkan permasalahan tersendiri.
Kebiasaan memasak rendang ini memicu penyakit stroke dan serangan jantung.
Simak apa saja kesalahan dalam memasak masakan yang berasal dari Minangkabau ini.
Kerap kali para ibu memasak rendang dengan jumlah daging yang sangat banyak.
Baca Juga: Tiga Makanan Unik Khas Iduladha Tersebar dari Berbagai Wilayah, Ada yang Harus Dimasak Puluhan Jam
Bisa sekilo hingga dua kilo sekaligus.
Tentu saja hal ini disebabkan memasak rendang membutuhkan waktu yang sangat lama.
Selain itu memasak rendang agar lembut di lidah memang butuhkan kesabaran yang ekstra.
Mengutip dari Tribunnews.com, ketika hendak disajikan, rendang pun biasanya lebih dulu dipanaskan di atas api dengan maksud membuatnya kembali nikmat.
Proses pemanasan bahkan bisa dilakukan beberapa kali atau secara berulang-ulang menyesuaikan dengan kondisi maupun ketersediaan rendang.
Proses pemanasan kerap kali baru akan dihentikan apabila kedua makanan itu basi atau mau habis.
Padahal hal tersebut tidak baik untuk kesehatan.
Bahaya Memanaskan Santan
Ahli Gizi RS Indriati Solo Baru, Rista Yulianti Mataputun, S.Gz., menjelaskan alasannya.
Menurut dia, rendang termasuk makanan yang dibuat dari campuran santan.
Hal inilah yang membuat rendang tak dianjurkan untuk dipanaskan berkali-kali.
Dia menerangkan, santan sebenarnya masuk dalam kategori lemak baik.
Santan kelapa mengandung asam lemak dan triliserida yang mudah dibakar oleh tubuh.
Namun, jika dipanaskan atau dihangatan, berulang kali, lemak pada santan tersebut sayangnya bisa berubah menjadi lemak jenuh.
Lemak jenis ini diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat atau low-density lipoprotein (LDL) di dalam tubuh, sehingga meningkatka pula risiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah hingga penyakit jantung"
“Jika masakan yang mengandung santan ini dipanaskan berkali-kali, akan menimbulkan lapisan minyak. Inilah yang menyebabkan masakan tersebut menjadi berbahaya,” jelas Rista saat diwawancara Kompas.com, Selasa (19/5/2020).
Santan tak boleh juga dimasak terlalu lama Selain itu, dia menganjurkan, memasak makanan yang mengandung santan sebaiknya jangan terlalu lama.
Sama halnya dengan memasak berulang kali, memasak santan terlalu lama bisa juga menjadikan santan tersebut menjadi sumber lemak jenuh.
“Santan sebaiknya dimasukkan terakhir (ke panci atau wajan) atau yang terpenting jangan dibiarkan terlalu lama di panas,” jelas dia.
Rista memaklumi banyak orang pernah memanaskan rendang, terutama saat Lebaran tiba.
Baca Juga: Biasa Jadi Hidangan Wajib Lebaran, Begini Tips Bikin Rendang Empuk tapi Tidak Hancur
Hal itu dilakukan untuk mencegah tindakan mubazir karena membuang makanan.'
Dia berpendapat, dalam sebulan, boleh saja memakan rendang yang dipanaskan maksimal sebanyak 3 kali.
Namun, konsumsi makanan tersebut sebaiknya tetap dibarengi dengan makanan kaya nutrisi seperti buah dan sayur.
(*)