GridHype.ID - Makanan yang dimasak tanpa garamdapurmemang terasa hambar.
Namun,sejumlah orang terpaksa memilih untuk tidak mengonsumsi garam dapur.
Hal ini karena mereka percaya jika garam dapurbisa jadi pemicu hipertensi alias tekanan darah tinggi.
Meski demikian, garam dapur tidak sepenuhnya jahat.
Garam memang bisa menyebabkan hipertensi bila dikonsumsi secara berlebihan.
Pasalnya, melansir HelloSehat.com, mengonsumsi garam dapat meningkatkan jumlah natrium dalam tubuh.
Adapun kelebihan natrium akan menyulitkan ginjaluntuk membuang sisa cairan dalam tubuh, sehingga terjadi penumpukan cairan.
Akhirnya, penumpukan cairan ini menyebabkan tekanan darah menjadi naik.
Terlalu banyak asupan garam juga menyebabkan tekanan ekstra pada dinding pembuluh darah arteri.
Tekanan ekstra tersebut membuat arteri menebal dan jadi semakin sempit sehingga tekanan darah pun makin naik.
Alhasil, banyak orang beralih menggunakan garam himalaya atau dikenal dengan nama himalayan salt sebagai alternatif yang dianggap lebih sehat.
Garam himalaya juga jauh lebih mahal dibandingkan garam meja atau dapur lainnya.
Garam berwarna merah muda pupus ini dipercaya memiliki kandungan lebih murni.
Hal ini membuat garam himalayajauh lebih sehat dan aman dikonsumsi untuk penderita tekanan darah tinggi.
Garam Himalaya bukan jaminan bebas darah tinggi
Mengutip Kompas.com, garam himalaya adalah jenis garam berwarna merah muda yang ditambang dari kawasan pertambangan garam Khewra, di dekat Himalaya, wilayah Pakistan.
Tambang tersebut merupakan sumber garam tertua dan terbesar di dunia yang diyakini terbentuk sejak jutaan tahun lalu.
Garam ini diekstraksi secara manual dan minim proses pemurnian, sehingga minim tambahan zat kimia.
Namun, bukan berarti konsumsi garam himalaya menjamin kita bebas dari penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Sebab, risiko hipertensi dikaitkan dengan jumlah natrium (sodium) yang kita konsumsi sehari-hari.
Pakar penyakit dalam, dr. RA Adaninggar, SpPD mengatakan, kandungan sodium dalam garam himalaya adalah 368 mg per satu gram gram.
Sedangkan pada garam dapur, kandungannya adalah 381 mg per satu gram garam tersebut.
"Pada prinsipnya, garam himalaya, garam laut, garam batu atau apa pun ya tetap saja garam."
"Yang penting konsumsi sodiumnya sesuai kebutuhan harian dan tidak berlebihan," kata Adaninggar, kepada Kompas.com, Kamis (11/11/2021).
Artinya, jumlah yang dikonsumsi tidak melebihi 2.000 mg pada orang normal dan 1.500 mg pada penderita hipertensi.
Dibandingkan sekedar mengganti jenis garam yang dipakai, dokter Ning -demikian Adaninggar biasa disapa- menyarankan penderita hipertensi untuk menjaga pola makan secara menyeluruh.
Pasalnya, sodium umumnya terkandung dalam penyedap MSG yang banyak dipakai dalam makanan siap saji, olahan, camilan dan makanan di restoran.
"Pilihan terbaik adalah sayur dan buah segar yang secara alami rendah garam," ujar dia.
Makanan kemasan termasuk roti dan keju boleh dikonsumsi namun dengan memerhatikan label informasi gizi yang tertera.
Pilihlah produk yang memiliki kandungan garam (natrium/sodium) rendah.
Batasi konsumsi snack dan daging kemasan maupun makanan siap saji.
Jangan terlalu sering menikmatinya agar kadar natrium dalam darah tetap stabil dan tekanan darah terkontrol.
(*)