Heboh Soal Biaya Tes PCR, Pakar Berhasil Telisik Harganya Cuma Rp10 Ribu dengan Penjelasan Berikut

Rabu, 10 November 2021 | 15:30

PCR

GridHype.id- Belakangan ini, harga tes PCR menjadi perbincangan hangat.

Bagaimana tidak, selama pandemi berlangsung di Indonesia, harga tes PCR sudah mengalami penurunan sebanyak 4 kali.

Berawal dari Rp2.500.000, harga tes PCR kemudian turun menjadi Rp900.000, Rp500.000, hingga yang terakhir adalah Rp300.000.

Beragam pertanyaan muncul di benak masyarakat.

Apa yang menjadi penyebab harga tes PCR mahal di awal?

Lantas mengapa harga tes PCR tersebut bisa turun drastis saat ini?

Harga tes PCR di Indonesia juga sempat dibanding-bandingkan dengan negara ASEAN lain.

Selain polemik mengenai harga tes PCR, belakangan ini juga muncul beragam informasi mengejutkan yang diungkap.

Sejumlah politisi hingga pejabat diketahui berbisnis laboratorium tes PCR.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Timor Leste Nyesel Pisah dari Indonesia, Terendus Adanya Keretakan Gara-gara Kerap Saling Sindir sampai Penampilan Ashanty Kena Nyinyiran Pedas

Dilansir dari kompas.com, Luhut disebut berkaitan dengan respirasi aerob melalui afiliasi anak perusahaan miliknya, PT Toba Bumi Energi.

Bukan hanya Luhut, Erick Thohir juga diketahui berbisnis melalui perusahaan milik kakak kandungnya yaitu Yayasan Kemanusiaan Adaro.

Kabar tersebut menuai bantahan dari keduanya.

Kembali ke harga tes PCR, berapa sih harga yang wajar untuk tes ini?

Biaya tes PCR sebenarnya berkaitan erat dengan mesin dan reagen.

Mesin dan reagen ini diumpamakan sebagai printer dan tinta.

Keduanya tidak bisa digunakan jika tanpa salah satunya.

Harga mesin PCR mencapai ratusan juta rupiah dan bisa digunakan dalam jangka panjang.

Adapun harga reagen lebih bervariasi.

Sekjen Gabungan Pengusaha Alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab), Randy Teguh memberi penjelasan.

Tidak disangka, dirinya mengatakan bahwa harga tes PCR sebenarnya bisa Rp10.000.

Kunci utama dari harga murah tes PCR adalah dilakukannya kerjasama operasi alias skema bisnis tertentu.

Baca Juga: Tak Perlu Tes PCR, Kini Naik Pesawat Terbang Hanya Perlu Tunjukkan Persyaratan Ini, Cek Aturan Barunya

Bukan hanya itu, efektivitas penggunaan mesin PCR juga menjadi salah satu faktornya.

Apabila mesin digunakan sendiri dan waktu operasionalnya terbatas, pebisnis tentu akan menaikkan harga untuk mengejar modal kembali.

Namun jika mesin bisa digunakan bersama dan waktu operasi bisa maksimal maka harga testi siar bisa ditekan.

Dengan demikian, perlu dicari model bisnis kolaboratif yang bisa memaksimalkan mesin PCR yang ada.

Lebih lanjut, tes PCR memang dikatakan sebagai bisnis yang luar biasa besar.

ICW dan Koalisi Masyarakat Sipil telah menghitung keuntungan dari bisnis PCR selama setahun terakhir.

Mengejutkan, keuntungan tersebut mencapai lebih dari Rp10 triliun.

Pelaksanaan tes PCR memang tidak bisa lepas dari aspek bisnis.

Namun, tes ini berkaitan erat dengan kepentingan publik dan kepentingan nasional.

Dengan demikian mengupayakan harga terendah harus sangat diperjuangkan.

Baca Juga: Kabar Gembira, Pemerintah Longgarkan Aturan Syarat Wajib Naik Pesawat Tak Perlu Pakai Tes PCR, Bisa Pakai Antigen

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Kompas.com