Enaknya Tak Sebanding dengan Bahaya yang Mengintai, Mulai Sekarang Stop Makan Nasi Uduk dengan Bahan Tambahan Ini

Sabtu, 06 November 2021 | 09:00
freepik

Ilustrasi nasi.

GridHype.ID -Siapa sih yang tak suka nasi uduk?

Pasti banyak di antara kamu yang doyan makan nasi uduk ya.

Betapa tidak? Nasi uduk memiliki rasa yang lebih gurih dan enak dibandingkan dengan nasi putih biasa.

Pasalnya, nasi uduk dimasak dengan beberapa bumbu sehingga menghasilkan rasa yang gurih nan khas.

Melansir dari Wikipedia, nasi uduk adalah nama makanan yang terbuat dari bahan dasar nasi putih yang diaron dan dikukus dengan santan, serta dibumbui dengan pala, kayu manis, jahe, daun serai dan merica.

Makanan ini ditemukan oleh penduduk pulau Jawa sekitar tahun 1910-1924 dan dipopulerkan oleh Hindia Belanda setelahnya.

Nasi uduk biasa dihidangkan dengan emping goreng, tahu goreng, telur dadar atau telur goreng yang teriris, dan abon kering, tempe, bawang goreng, ayam goreng, timun serta sambal kacang.

Makanan ini biasanya lebih sering dijual di pagi hari untuk sarapan dan malam hari untuk makan malam.

Pada malam hari, biasanya nasi uduk dijual di pinggir jalan raya di kota-kota besar.

Nasi uduk banyak dijual di kota-kota dan berbagai wilayah di Indonesia Selatan, yaitu pulau Jawa.

Namun cukup sulit untuk ditemukan di pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan lain-lain.

Baca Juga: Suaminya Kini Bertahan Hidup Tanpa Empedu dan Pasang 3 Ring di Jantung, Istri Rano Karno Ikut Cari Nafkah Jualan Nasi Uduk

Meski banyak dihindangkan dengan berbagai makanan lain, nasi uduk rupanya tak baik jika disantap dengan bahan tambahan ini loh.

Alih-alih kenyang, bisa jadi bahan tambahan nasi uduk ini bisa membuat kita jadi bolak balik rumah sakit.

Untuk itu, stop dari sekarang kalau tidak ingin mati muda.

Lalu bahan tambahan apa saja yang dimaksud?

Mari simak penjelasannya yang dikutip dari SajianSedap.com berikut ini:

1. Mi atau Bihun Goreng

Kenapa mi atau bihun goreng?

Padahal mi dan bihun goreng sering jadi tambahannya karena bisa menambah nikmat dan kenyang perut.

Tapi, mulai sekarang sebaiknya kita hindari.

Kenapa?

Pasalnya keduanya merupakan sama-sama sumber karbohidrat.

Dilansir Grid.ID dari laman Grid Health, perlu diketahui, selain tinggi akan kadar karbohidrat, nasi dan mi atau bihun goreng juga punya indeks glikemik yang tinggi.

Baca Juga: Mudah dan Praktis! 3 Cara Masak Nasi Uduk Super Gurih, Kaki Lima Lewat

Diwartakan Mayo Clinic, indeks glikemik (IG/GI) adalah satuan untuk menunjukkan kemampuan dari satu makanan untuk meningkatkan gula darah setelah dikonsumsi.

Semakin tinggi suatu GI, tentu saja ini memiliki dampak terhadap kenaikan kadar gula darah.

Karena nilai indeks glikemik keduanya yang tinggi, maka sebaiknya tidak mengonsumsi mi atau bihun goreng dan nasi secara bersamaan.

Pasalnya jika dilakukan bersamaan, apalagi sering, akan meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2.

Hal ini karena gula darah yang naik dengan cepat.

Ketika gula darah naik, pankreas akan memproduksi hormon insulin untuk menurunkan gula darah.

Jika hal ini terjadi, tubuh bisa kehilangan respons terhadap insulin, yang menyebabkan meningkatnya risiko diabetes tipe 2 tersebut.

Mengonsumsi mi atau bihun goreng dan nasi dalam satu piring juga bisa menyebabkan munculnya risiko obesitas, karena gula pada keduanya mengandung banyak kalori.

Kalori yang berlebih ini akan disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak, terlebih kalau kita kurang bergerak, maka lemak tidak akan terbakar.

Perlu diingat bahwa mengonsumsi nasi dan mi atau bihun goreng secara bersamaan memang sebaiknya dihindari, agar tubuh tidak kelebihan kalori.

Baca Juga: Dibayar Hingga Rp 70 Juta Perbulan, Pesinetron TOP ini Masih Setia Jualan Nasi Uduk di Warung Sederhana, Ternyata Begini Kisahnya

2. Kerupuk Oplosan

Kerupuk dan nasi uduk memang pasangan paling klop.

Tapi sayang, kita seringkali tak tahu dari mana kerupuk yang kita makan berasal.

Soalnya, kini banyak beredar kerupuk oplosan di masyarakat.

Kita pun pasti pernah dengar kalau kerupuk ini dilapisi lilin supaya tetap renyah tahan lama.

Secara garis besar, pencampuran lilin dan plastik sendiri memang menguntungkan dari pihak penjual.

Dengan pencampuran tersebut, maka kondisi kerupuk akan lebih jernih dan renyah.

Bahkan ketahanan renyah akan lebih lama.

Bukan hanya itu, minyak yang di butuhkan untuk menggoreng juga lebih hemat dan sedikit.

Berhubung sekarang ini harga minyak memang sedang naik, sedangkan harga kerupuk juga tak mungkin selangit.

Baca Juga: Hamil Muda, Ussy Sulistiawaty Ngidam Nasi Uduk Jam 3 Pagi

Pembeli dan penikmat kerupuk biasanya dari kalangan bawah menengah.

Itulah mengapa penjual memasukkan plastik dan lilin.

Hal ini menguntungkan penjual dan menjauhkan dari kegagalan produksi.

Sayangnya, pakar kesehatan menyebutkan jika ada bahaya yang mengintai jika kita mengkonsumsi kerupuk dengan berlebihan seperti sebagai berikut.

Bahkan, kandungan polyvinyl chloride di dalam lilin dan plastik ini ternyata bukan hanya merusak hati, namun juga ginjal.

Dalam melakukan proses pembuangan racun atau detoksifikasi, jika zat yang dicerna terlalu berbahaya, akan meningkatkan kerja ginjal.

Padahal jika anda membiarkan ginjal bekerja tidak sesuai mestinya, akan merusak sistem kinerjanya.

Parahnya hal ini akan adalah meningkatkan resiko penyebab gagal ginjal.

Bahan plastik yang masuk dalam tubuh, efek samping dalam jangka panjang adalah kemungkinan terkena penyakit kanker lebih besar.

Biasanya kanker akan menyerang pada bagian tubuh anda yang menjadi tempat pengendapan bahan plastik tersebut.

Baca Juga: Sering Makan Nasi Uduk Untuk Sarapan, Sebaiknya Kurangi Karena BIsa Berisiko Terkena Penyakit Mematikan ini

(*)

Tag

Editor : Helna Estalansa

Sumber wikipedia, sajiansedap.com