GridHype.ID - Salah satu lauk yang dicintai masyarakat Indonesia adalah ikan asin.
Ikan asin biasanya menjadi sajian yang renyah dan gurih.
Apalagi banyak dari kita yang kerap menyajikan ikan asin di atas meja makan.
Aroma yang menguar dari ikan asin yang digoreng memang benar-benar menggoda.
Bahkan makan ikan asin dan sambal saja sudah pasti jadi santapan yang lezat.
Namun siapa sangka dibalik kelezatannya, makan ikan asin justru membawa bahaya tersendiri.
Dilansir dari Sajian Sedap, makan ikan asin ternyata membuat tubuh terkena penyakit mematikan ini
Tahukahkamu bahwa ternyata, ikan asin juga memiliki kandungan karsinogen atau zat penyebab kanker.
Dalam sebuah acara bertajuk Patient Journey in Oncology Total Solution yang diadakan oleh PT Kalbe Farma Tbk di Bogor, Selasa (7/10/2019), Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Profesor DR Dr Aru W Sudoyo SpPD KHOM FINASIM FACP, menyebut bahwa ikan asin juga menjadi salah satu bahan makanan yang dapat memicu kanker.
Pada dasarnya daging ikan memiliki protein yang baik bagi tubuh manusia. Namun, proses sampai daging ikan menjadi kering dan memiliki rasa yang asin itulah yang patut diperhatikan.
1. Kandungan garam tinggi
Untuk menjadikan ikan segar menjadi ikan asin, prosesnya akan melewati penggaraman supaya awet. Hal itu garam dapat menghambat atau membunuh bakteri penyebab pembusukan pada ikan.
Proses penggaraman ikan pada umumnya dilakukan dalam tiga cara yaitu penggaraman kering (dry salting), penggaraman basah (wet salting), dan kench salting.
“Nah ikan asin, garamnya itu tinggi sekali. Garam dalam dosis tinggi itulah yang dapat memicu sel kanker. Meski daging ikannya awalnya tidak apa-apa,” kata Aru dilansir dari Kompas.com.
2. Proses penjemuran ikan asin
Setelah dilakukan penggaraman, ikan asin biasanya akan dijemur di sebuah halaman yang tersinari langsung terik matahari.
Dilansir dari Kompas.com. pada proses pembuatan ikan asin akan muncul bahan-bahan yang berbahaya.
“Pada proses penjemuran, ada perubahan pada sel-sel daging ikannya, sehingga muncul bahan-bahan nitrat yang dikenal sebagai nitrosamin tadi,” tuturnya seperti yang dilansir dari Kompas.com.
“Dalam ikan asin itu ada namanya nitrosamin (tobacco specific nitrosamin-TSNA), nah nitrosamin itukan zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker,” imbuhnya seperti dikutip dari Kompas.com.
Kanker karsinoma nasofaring (KNF) menjadi salah satu penyakit kanker yang dapat terjadi akibat terlalu sering mengkonsumsi ikan asin.
“Karena kebiasaan orang kita makan ikan asin dengan nasi panas, jadi nitrosaminnya juga terbawa uap, makanya yang biasa kena esofagus dan lambung,” kata dia seperti yang diambil dari Kompas.com.
Tidak hanya itu, kombinasi mengonsumsi bahan karsinogen lewat cara lain, seperti kebiasaan merokok, juga meningkatkan faktor risiko terkena kanker tersebut.
Kebiasaan lainnya adalah mengonsumsi makanan yang masih panas dengan terburu-buru.
Kombinasi panas yang mengenai tenggorokan, dosis garam tinggi dari ikan asin dan karsinogen dari rokok bila menghisap rokok setelah makan bisa meningkatkan risiko kanker.
“Biasanya kebiasaan itu terjadi bertahun-tahun begitu, makanya itu kanker esofagus sekarang tinggi, lambung juga,” ucap dia.
Dikutip dari Hellosehat, ikan asin memiliki kandungan sodium (garam) yang cukup tinggi.
Asupan garam yang berlebihan ternyata tidak baik bagi tubuh.
Pasalnya kandungan natrium berlebih bakal memberikan beban kerja yang lebih berat pada ginjal.
Bila garam terakumulasi, tubuh menahan air untuk mengencerkan garam. Kondisi ini akan meningkatkan jumlah cairan di dalam aliran darah.
Peningkatan volume darah akibat bertambahnya cairan memberikan jantung pekerjaan ekstra dalam memompa dan mengalirkan darah.
Akibatnya, tekanan aliran darah pun meningkat. Bila dibiarkan, beban dan tekanan tambahan ini menyebabkan pembuluh darah kaku.
Sementara itu, pembuluh darah yang kaku dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang perlu diwaspadai, meliputi:
- tekanan darah tinggi,
- serangan jantung,
- stroke,
- gagal jantung, dan
- penyakit ginjal kronis.
(*)