Lagi! Indonesia Harus Tetap Waspada, Muncul Varian Baru Virus Corona C.1.2 dari Afrika Selatan Lebih Menular, Sudah Menginfeksi China Hingga Inggris

Kamis, 02 September 2021 | 07:30
Tribunnews.com via Freepik

Dari 6 varian baru virus corona, 5 sudah menginfeksi Indonesia.

GridHype.ID - Pandemi Covid-19 di Indonesia memang belum juga usai.

Melansir dari laman Worldometers hingga Selasa (31/8/2021), total kasus di dunia sudah terkonfirmasi 217 juta kasus.

Amerika Serikat masih menempati posisi teratas, disusul India, Brasil, Rusia dan Inggris.

Dilansir dari Kompas.com, Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia.

Hingga Senin (30/8/2021) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah 5.436 dari 78.055 orang yang diperiksa dalam 24 jam terakhir.

Sehingga jumlah kasus positif Covid-19 sampai saat ini menjadi 4.079.267 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, pemerintah Indonesia melaporkan adanya penambahan sebanyak 19.398 orang.

Penambahan itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 3.743.716 orang.

Bahkan kini muncul varian baru asal Afrika Selatan.

Melansir dari Kompas.com, para peneliti di Afrika Selatan mengatakan, ada varian baru virus corona Sars-CoV-2 yang terdeteksi di negara tersebut.

Mereka memperingatkan, varian yang dinamai C.1.2 bisa lebih menular dan menghindari perlindungan yang ditawarkan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Waspada, Korea Selatan Sudah Disusupi Virus Corona Varian Delta Plus, Pemeriksaan Tak Bisa Gunakan Swab PCR Biasa

Para ilmuwan dari National Institute for Communicable Diseases (NICD) dan rekan mereka dari KwaZulu Natal Innovation and Sequencing Platform (KRISP) menyebut C.1.2 berpotensi menjadi variant of interest.

Menurut WHO, variant of interest (VoI) adalah varian virus SARS-CoV-2 yang memiliki kemampuan genetik yang dapat memengaruhi karakteristik virus.

Maksudnya memengaruhi karakteristik virus antara lain dapat memengaruhi tingkat keparahan penyakit, pelepasan kekebalan, penularan, hingga kemampuan menghindari diagnostik maupun pengobatan.

Namun, masih diperlukan penelitian apakah VoI ini dapat berkembang menjadi variant of concern (VoC).

Dilansir dari Hindustan Times, Selasa (31/8/2021), varian C.1.2 kali pertama ditemukan di Afrika Selatan pada Mei 2021.

Sejak itu, varian C.1.2 juga ditemukan di Republik Demokratik Kongo, Mauritius, China, Inggris, Selandia Baru, Portugal, dan Swiss.

Para peneliti menambahkan bahwa C.1.2 memiliki lebih banyak mutasi daripada VoC dan VoI lainnya.

Varian yang masuk ke kategori VoC atau varian yang menjadi perhatian adalah Alpha, Beta, Delta, dan Gamma.

Adapun beberapa varian virus corona yang termasuk dalam kelompok VoI antara lain varian Eta, varian Iota, varian Kappa, dan varian Lambda.

Dalam studi yang belum ditinjau sejawat dan telah diunggah di repositori pra-cetak MedRxiv pada 24 Agustus 2021, para ahli mencatat, jumlah urutan C.1.2 yang tersedia mungkin kurang mewakili penyebaran dan frekuensi varian di Afrika Selatan, serta di seluruh dunia.

Baca Juga: Sempat Berhasil Tangani Penyebaran Covid-19 di Negaranya, Kini Pemerintah China Kewalahan Akibat Lonjakan Kasus Varian Delta di 14 Provinsi

Indonesia dibayang-bayangi dengan kemunculan varian baru asal Afrika Selatan ini.

Oleh sebab itu, dilansir dari Tribun Jakarta, Satgas Covid-19 meminta kepada masyarakat di Indonesia tidak lengah dan selalu menaati protokol kesehatan yang telah dianjurkan.

Protokol kesehatan harus selalu diterapkan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Sebab, varian baru virus corona atau Covid-19 bisa muncul saat lonjakan kasus.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi.

Sonny mengungkapkan kejadian ini terjadi di beberapa negara.

"Di beberapa negara, lonjakan kasus itu selalu diikuti oleh munculnya varian baru," ujar Sonny dalam Dialog Produktif Semangat Selasa: "Jangan Abai, Jangan Lepas Maskernya" yang disiarkan channel Youtube FMB9ID_IKP, Selasa (31/8/2021).

Dirinya meminta masyarakat menjaga protokol kesehatan secara ketat agar tidak muncul varian baru akibat lonjakan kasus Covid-19.

Langkah ini, menurutnya, perlu dilakukan karena varian baru dapat menurunkan efektivitas vaksin.

Baca Juga: Tingkatkan Kewaspadaan! Varian Baru Covid-19 di Jakarta Diklaim Lebih Berbahaya dan Lebih Gampang Menular

(*)

Tag

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber Kompas.com, Tribunnews.com