GridHype.ID - Korea Selatan kini mengindentifikasi kasus varian baru virus corona Delta Plus.
Virus corona varian delta plus ini menjadi momok baru mengerikan.
Mengutip dari Kontan.co.id, Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengatakan pada Selasa (3 Agustus), ketika negeri ginseng berjuang dengan gelombang COVID-19 keempat.
Varian Delta Plus adalah sub-garis keturunan dari varian Delta yang pertama kali ditemukan di India, dan telah memperoleh mutasi protein lonjakan yang disebut K417N, yang juga ditemukan dalam varian Beta yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.
Laporan kasus Delta Plus sejauh ini sedikit, dan beberapa negara, termasuk Inggris, Portugal, juga India, telah melaporkan beberapa infeksi.
"Kasus pertama (di Korea Selatan) diidentifikasi pada seorang pria berusia 40-an yang tidak memiliki catatan perjalanan baru-baru ini," kata KDCA kepada Reuters yang menambahkan, sumber penularan sedang mereka selidiki.
Dilansir dari GridFame.ID, Kabar yang beredar, varian delta plus ini lebih sulit ditangani ketimbang varian yang biasa.
Tak hanya itu saja, varian delta plus ini tidak bisa dideteksi melalui SWAB PCR.
Lalu bagaimana caranya agar kita tahu terkena varian delta plus atau tidak?
Kasudin Kesehatan Jakarta Timur, Indra Setiawan menjelaskan, sampai saat ini pihaknya belum menemukan adanya varian baru tersebut.
"Untuk penularan varian delta memang ada, tapi untuk varian delta plus belum dapat informasi," kata dia, Jumat (6/8/2021).
Menurut Indra, pemeriksaan varian delta plus ini berbeda dengan varian sebelumnya.
Karena varian delta plus tidak bisa diperiksa melalui tes PCR biasa di laboratorium rujukan milik Pemerintah dan swasta.
Indra memerangkan, untuk varian delta plus harus melalui pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) yang hanya bisa dilakukan di beberapa laboratorium saja.
Dengan pemeriksaan WGS, nantinya virus itu bakal diketahui variannya yaitu Alfa, Beta, Gama, Delta dan plus.
"Itu kan pemeriksaannya bukan PCR ya, pemeriksaan WGS," jelas dia.
Meski begitu, penanganan varian baru ini bakal sama seperti dengan varian seblumnya.
Ia mengimbau kepada warga Jakarta Timur tetap waspada dan selalui mematuhi protokol kesehatan.
Dengan prokes yang ketat, maka dapat meminimalisir penyebaran Covid-19 varian baru.
"Sesuai dengan yang ada di berita-berita memang saat ini yang membuat sempat menjadi lonjakan itu kan varian delta, jadi cukup banyak, sepertinya tersebar di 10 Kecamatan Jakarta Timur," ucapnya.
Kasus covid varian Delta kini menyebar ke hampir ke seluruh dunia, apalagi sekarang muncul
Setelah Covid-19 varian Delta, varian delta plus mulai menyebar di Turki, Israel, dan negara-negara lainnya di dunia.
Asosiasi Spesialis Penyakit Menular dari Pusat Kesehatan Anadolu, Dr. Elif Hakko mengatakan, dua dosis vaksin bisa melindungi diri dari mutasi, tetapi dua dosis vaksinasi belum cukup untuk kekebalan kelompok.
"Kita harus hati-hati dalam proses normalisasi ini," tambahnya.
(*)