Sempat Berhasil Tangani Penyebaran Covid-19 di Negaranya, Kini Pemerintah China Kewalahan Akibat Lonjakan Kasus Varian Delta di 14 Provinsi

Minggu, 01 Agustus 2021 | 13:15
Dok. Nature

Ilustrasi virus Corona. Gejala virus Corona varian Delta merebak di China

GridHype.ID - Lebih dari satu tahun lalu Wuhan jadi tempat penyebaran virus corona.

Bahkan setelah satu tahun kemudian, masyarakat China sudah terpantau kembali menjalankan aktivitas dengan normal.

Pasar-pasar dipenuhi penjual dan pembeli, taman-taman kota diisi oleh lansia yang berolahraga dan berlatih bela diri, serta berbagai instansi sudah kembali beraktivitas seperti biasa tanpa takut akan tertular Covid-19.

Dilansir dari Kompas.com dari Laporan apnews.com, kota berpenduduk 11 juta jiwa itu sudah terbebas dari pandemi Covid-19 sejak karantina wilayah pertama dihentikan pada 8 April 2020 lalu.

Dengan tidak adanya kasus transmisi lokal selama beberapa bulan, masyarakat Wuhan pun diizinkan untuk merayakan pergantian tahun 2020 kemarin dalam kemeriahan di jalanan kota.

Namun kini situasi yang sama kembali terjadi China usai merebaknya varian delta.

Melansir dari Intisari Online, Pemerintah China mengakui varian Delta sebagai penyebab lonjakan kasus Covid-19 terbaru, yang kini mencakup 14 provinsi.

Pada Juli, China melaporkan 328 infeksi bergejala, hampir sama dengan jumlah total kasus lokal dari Februari hingga Juni.

"Galur (strain) utama yang beredar saat ini adalah varian Delta... yang menimbulkan tantangan lebih besar untuk pencegahan dan pengendalian virus," kata Mi Feng, juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), pada konferensi pers yang dikutip AFP.

Baca Juga: Seketat-ketatnya Jaga Prokes Tetap Kocolongan, Mantan Aktris Cilik dan Keluarganya Sempat Terinfeksi Covid-19, Akui Hampir Stres

Dalam beberapa bulan, penyebaran ini secara geografis adalah yang terluas melanda China setelah menunjukkan keberhasilan meredakan pandemi di dalam negeri.

Varian Delta di China mulai menyebar cepat di sejak terdeteksi di bandara Nanjing, provinsi Jiangsu, awal bulan ini.

Lebih dari 260 kasus secara nasional terkait dengan klaster di Nanjing.

Pada 20 Juli, sembilan staf pembersih kabin di bandara internasional dinyatakan positif.

Kemudian, ratusan ribu orang kemudian di-lockdown di provinsi Jiangsu.

Nanjing juga menguji semua 9,2 juta penduduknya dua kali.

kepada wartawan, pejabat NHC He Qinghua mengatakan penularan varian Delta dikombinasikan dengan puncak musim turis dan sirkulasi penumpang yang tinggi di bandara menyebabkan penyebaran dengan cepat.

Kasus-kasus baru pada Sabtu (31/7/2021) dilaporkan di dua wilayah lagi yaitu provinsi Fujian dan kota besar Chongqing.

Pejabat di salah satu distrik Chongqing memerintahkan pengujian massal darurat pada Jumat malam, bagi orang-orang yang mengunjungi tempat-tempat terkait kasus yang dikonfirmasi.

Baca Juga: Jangan Disepelekan, Membuka Jendela Rumah di Pagi Hari Penting Dilakukan, Terutama Ketika Pandemi Covid-19 Seperti ini

Setelah satu kasus tanpa gejala ditemukan di Zhengzhou, pusat banjir mematikan baru-baru ini di provinsi Henan, pejabat kota pada Sabtu memerintahkan pengujian massal terhadap 10 juta penduduk.

Kepala komisi kesehatan kota juga dipecat.

Menurut pemberitahuan resmi, Kota wisata Zhangjiajie di provinsi Hunan, me-lockdown total 1,5 juta penduduk dan menutup semua tempat wisata pada Jumat.

Menurut penyelidikan awal, pejabat kesehatan mengatakan virus itu kemungkinan dibawa ke sana melalui klaster Nanjing.

Muncul laporan bahwa beberapa orang yang terinfeksi di klaster terbaru sudah divaksinasi.

Pejabat kesehatan mengatakan hal itu normal dan menekankan pentingnya vaksinasi di samping tindakan tegas.

Feng Zijian, ahli virologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China mengatakan, "Perlindungan vaksin Covid terhadap varian Delta mungkin agak menurun, tetapi vaksin saat ini masih memiliki efek pencegahan dan perlindungan yang baik terhadap varian Delta."

NHC melaporkan lebih dari 1,6 miliar dosis vaksin sejauh ini telah disuntikkan secara nasional pada Jumat.

Tetapi, mereka tidak memberikan angka berapa banyak orang yang telah divaksinasi penuh.

Mereka menargetkan 80 persen populasi divaksinasi penuh pada akhir 2021, kata para pejabat kesehatan.

Baca Juga: Ngotot Virus Corona Hanya Sebuah Konspirasi, Jerinx Bak Telan Ludah Sendiri Positif Covid-19 dan Jalani Isolasi Mandiri, Kasus Laporan Hukum Suami Nora Alexandra Mandek

(*)

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber : Kompas.com, Intisari Online

Baca Lainnya