Tak Sembarangan, Hanya 4 Kategori ini yang Boleh Terima Vaksin Moderna, Siapa Sangka Vaksin Buatan Amerika Serikat justru Dihentikan di Negara Jepang

Jumat, 27 Agustus 2021 | 11:00
Freepik.com

Efek Samping Vaksin Covid-19 Moderna, Benarkah Lebih Parah dari AstraZeneca?

GridHype.ID - Indonesia sudah kedatangan aksin buatan Amerika Serikat Moderna.

Vaksin Moderna merupakan vaksin Covid-19 berbasis messenger RNA (mRNA).

Dikutip dari Kontan.co.id, Pemerintah Indonesia telah menerima hibah vaksin Covid-19 Moderna dari Covax Facility sebanyak 8 juta dosis.

Nah, pada bulan ini, masyarakat umum sudah bisa mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 asal perusahaan farmasi Amerika Serikat itu.

Vaksin Moderna melengkapi ketersediaan vaksin lainnya di tanah air, seperti Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, dan Pfizer-Biontech.

Dikutip dari Kompas.com, perbedaan efikasi vaksin tersebut dengan vaksin Moderna, hanya berbeda 1,1 persen saja.

Efikasi vaksin Moderna, berdasarkan data yang ditinjau FDA, vaksin mRNA ini efektif 94,1 persen pada orang berusia 18 tahun ke atas.

Tak semua orang bisa mendapatkan suntikan vaksin Moderna buatan Amerika Serikat ini.

Berikut adalah empat syarat khusus bagi penerima vaksin Moderna seperti yang dilansir Kontan dari indonesia.go.id:

1. Vaksin Covid-19 Moderna diberikan untuk masyarakat yang tidak dapat menggunakan vaksin AstraZeneca dan Sinovac. Hal itu berdasarkan surat keterangan dokter di faskes tingkat pertama maupun lanjutan.

2. Vaksin Moderna hanya diberikan kepada masyarakat umum yang belum pernah menerima suntikan dosis vaksin Covid-19 pertama maupun kedua.

Baca Juga: Padahal Dianggap Lebih Efektif Lawan Covid-19, Vaksin Moderna Justru Dikeluhkan Gegara Efek Sampingnya yang Lebih Terasa, Begini Kata Kemenkes

Selain itu, Dinkes DKI Jakarta juga menegaskan bahwa program vaksinasi menggunakan Moderna di wilayah DKI Jakarta hanya ditujukan kepada warga asli DKI Jakarta atau domisili di DKI Jakarta.

3. Vaksin Moderna saat ini diprioritaskan untuk kelompok masyarakat yang memiliki kondisi immunocompromised.

Apalagi kini banyak kasus penerima vaksin Moderna yang mengalami pusing, badan sakit hingga tekanan darah naik.

Dikutip dari Intisari Online, Menurut pakar patologi klinis Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Tonang Dwi Ardyanto, efek samping yang terjadi ada respons wajar yang diberikan tubuh.

Efek samping tersebut menunjukkan bahwa tubuh bisa segera menangkap vaksin melalui sel-sel dalam otot.

"Oleh sel otot, 'resep' dari vaksin diubah menjadi protein S (spike), kemudian dikeluarkan dari sel otot," ujar Tonang, seperti dilansir Kompas.com (23/8/2021).

Lebih lanjut, Tonang menjelaskan bahwa sel dendritik yang langsung menangkap vaksin akan memproduksi protein S di dalamnya yang selanjutkan akan dibaw ke limfonodi.

Nah, produksi protein S oleh sel otot ini, menurut Tonang, pada akhirnya memicu aktivitas dari sel-sel fagosit.

"Akibatnya, makin banyak sel-sel imunitas bawaan ke lokasi penyuntikan. Terjadilah pembengkakan, kemerahan, dan nyeri," jelas Tonang.

Baca Juga: Program Vaksinasi Nasional Gencar Dilakukan, Studi Terbaru Ungkap Fakta Mengejutkan, Minuman Sejuta Umat ini Bisa Kurangi Risiko Covid-19 Hingga 10 Persen

Namun, Tonang berani menjamin bahwa efek samping yang muncul setelah disuntik vaksin Moderna hanya sementara.

"Masyarakat umum mulai banyak yang mendapatkan vaksinasi Moderna. Wajar bila hampir semua merasakan peradangan, bengkak, dan nyeri di tempat suntikan ini," jelas Tonang.

Sementara itu, kini diketahui Jepang sudah menghentikan sementara vaksinasi dari vaksin moderna.

Sejumlah 1,63 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Moderna dilaporkan ditangguhkan penggunannya oleh pembuat obat Takeda dan kementerian kesehatan Jepang, Kamis (26/8/2021).

Penyebabnya, menurut Takeda yang bertanggung jawab atas penjualan Moderna di Jepang, adalah adanya laporan tentang kontaminasi di beberapa botol vaksin.

Takeda menyebut dirinya "menerima laporan dari beberapa pusat vaksinasi bahwa zat asing telah ditemukan di dalam botol yang belum dibuka."

Temuan inilah yang kemudian membuat dirinya dan kementerian kesehatan Jepang memutuskan untuk menangguhkan penggunaan vaksin.

Selain itu, Takeda juga menegaskan bahwa seiring dengan penangguhan tersebut, sebuah 'penyelidikan segera' akan dilakukan.

Hanya saja, Takeda tidak merinci seperti apa sifat kontaminasi karena belum menerima laporan tentang munculnya masalah kesehatan akibat vaksin yang diduga telah terkontaminasi tersebut.

Baca Juga: Gayamu Tertawa Ternyata Bisa Tebak Kepribadian yang Kamu Miliki, Kamu yang Mana Nih?

(*)

Tag

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber Kompas.com, Intisari Online, kontan.co.id