GridHype.ID - Salah satu penyakit yang banyak ditakuti oleh kaum hawa adalah Kanker payudara.
Hingga kini tak ada yang tahu pasti apa penyebab kanker payudara yang mematikan ini.
Kabar meninggalnya artis Yana Zein karena kanker payudara bak menjadi sebuah pengingat,
Terlebih, diketahui jika sang artis mengidap kanker payudara yang bisa disebabkan oleh kosmetika.
Ya, kosmetika sangat dekat dengan dunia perempuan.
Bisa diibaratkan, tidak ada kosmetik jika tidak ada perempuan.
Tapi tahukah, ternyata kosmetik bisa membawa pengaruh pada datangnya kanker payudara.
Tentu kita masih ingat berita almarhum pesinetron Yana Zein meninggal dunia di RS Mayapada karena kanker payudara.
Apa yang menimpa almarhum pelajaran berharga bagi semua wanita.
Karenanya, perempuan sebaiknya lebih selektif dalam memilih perlengkapan sehari-hari jika tidak ingin terkena kanker payudara.
Khususnya jika perlengkapan tersebut mengandung zat penyebab kanker payudara seperti yang akan dipaparkan berikut ini, seperti dilansir dari Intisari.id (8 Juli 2020):
1. Bisphenol-A (BPA)
Meski dianggap sebagai salah satu zat yang mengerikan karena mampu merusak hormon, nyatanya BPS mudah ditemukan di beragam perlengkapan terutama yang terbuat dari plastik.
Penelitian menemukan bahwa BPA menyebabkan proses pubertas terjadi terlalu dini, sebuah kondisi yang dapat menyebabkan kanker payudara.
Hindarilah zat ini dengan memilih perlengkapan dari stainless steel atau yang diberi label “BPA-free”.
2. Phthalate
Zat penyebab kanker payudara berikutnya adalah Phthalate.
Baca Juga: Kerap Kali Dipandang Sebelah Mata, Kanker Payudara pada Pria, Apa yang Perlu Diwaspadai?
Pewangi udara, kosmetika, deterjen, dan produk pembersih merupakan beberapa perlengkapan yang kerap menggunakan zat ini.
Hindari Phthalate dengan membeli perlengkapan yang bertuliskan “Phthalate-free”.
Hindari pula pengharum sintetis atau produk berbahan vinyl.
3. Paraben
Lotion, krim, deodoran dan beberapa kosmetika lainnya merupakan produk-produk yang biasanya menggunakan Paraben sebagai bahan pengawet.
Jika zat lain dapat dihindari dengan label “free”, lain halnya dengan Paraben.
Pembeli harus jeli melihat kemasan produk, sedikit saja ada kata Paraben seperti pada “methylparaben”, maka produk tersebut wajib di-blacklist dari produk yang akan dibeli.
Terapi Hormon Tingkatkan Risiko Kanker Payudara
Menggunakan hormon untuk mengobati menopause dianggap meningkatkan risiko wanita terkena kanker payudara, namun risiko ini tidak sama pada semua wanita, demikian temuan sebuah penelitian baru.
Peningkatan risiko ini bervariasi tergantung pada ras, indeks massa tubuh (IMT), dan kepadatan payudara.
Para peneliti melihat hampir 1,65 juta wanita menopause pada usia 45 tahun dan wanita tua, menemukan bahwa wanita yang lebih ramping, serta wanita dengan payudara lebih padat, lebih mungkin mengalami efek merugikan dari terapi penggantian hormon pada risiko kanker payudara mereka.
Di antara wanita kurus dan berat badan normal (dilihat dari IMT) dalam penelitian ini, mereka yang menggunakan terapi hormon memiliki 35 persen peningkatan risiko kanker payudara dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan terapi hormon.
Bagi wanita obesitas, risiko kanker payudara tampaknya tidak akan terpengaruh oleh penggunaan hormon.
Di antara wanita dengan payudara yang sangat padat, mereka yang mengambil terapi hormon mengalami 40 persen peningkatan risiko kanker payudara dibandingkan mereka yang tidak mengambil terapi hormon, demikian menurut penelitian ini.
Baca Juga: Memahami Kanker Payudara pada Ibu Hamil, Begini Pengaruhnya Bagi Janin dalam Kandungan
Kepadatan payudara tinggi berarti payudara terdiri dari jaringan ikat lebih, relatif terhadap jumlah jaringan lemak.
Efek dari terapi hormon muncul bergantung pada ras.
Pada kalangan wanita kulit putih dan Hispanik dalam penelitian ini yang menggunakan terapi hormon lebih dari 20 persennya mengalami peningkatan risiko kanker payudara, dibandingkan dengan yang tidak mengambil terapi hormon.
Namun terapi hormon ini tidak meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita kulit hitam.
Wanita kulit hitam, wanita gemuk, dan wanita dengan jaringan payudara yang sebagian besarnya terdiri dari lemak, dapat mengambil manfaat dari penggunaan terapi hormon dengan risiko kanker payudara lebih minimal, demikian tulis para peneliti di University of Chicago, dalam Journal of National Cancer Institute.
Sejalan dengan temuan sebelumnya, ditemukan adanya hubungan antara penggunaan terapi hormon dengan risiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker payudara.
Rata-rata 578 dari 10.000 wanita yang menggunakan terapi hormon mengembangkan kanker payudara, dibandingkan dengan 546 dari 10.000 wanita yang tidak menggunakan terapi hormon.
Sayangnya, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan.
Misalnya, penelitian ini tidak melihat jenis terapi hormon wanita yang digunakan, serta untuk berapa lama pemakaian.
Baca Juga: Menilik Kemungkinan Bertahan Hidup pada Pasien Kanker Payudara Stadium 4, Begini Penjelasannya
(*)