GridHype.ID - Karena pandemi Covid-19 masih melanda di seluruh dunia, sudah sepantasnya kita menjaga imunitas tubuh kita.
Hal tersebut tetap harus kita lakukan agar kita semua terhindar dari penularan virus corona.
Pasalnya, angka kasus Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah setiap harinya.
Sehingga, mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang sangat perlu kita lakukan selama pandemi Covid-19 masih ada.
Melansir dari Tribunnews.com, selain itu, kita juga perlu menambahkan dengan vitamin atau suplemen.
Vitamin dapat membantu metabolisme tertentu pada tubuh.
Tak hanya itu saja, vitamin jugamenaikkan daya tahan tubuh serta membantu memperbaiki sel yang rusak.
Maka vitamin sangat penting bagi tubuh.
Seperti halnya dengan vitamin C.
Menurut praktisi kesehatan, dr. Gia Pratama, vitamin C baik untuk imunitas tubuh
Selain itu juga dapat meningkatkan kolagen yang bagus untuk kulit.
Melansir dari SajianSedap.com, vitamin C merupakan salah satu kebutuhan tubuh yang tidak bisa diproduksi langsung oleh tubuh.
Sehingga diperlukan asupan suplemen ataupun makanan untuk mencukupi kebutuhan vitamin C tubuh.
Salah satu sumber vitamin C biasanya didapat dari munuman botolan yang banyak dijual di pasaran.
Vitamin C botolan biasanya mengangung 1000 mg kandungan vitamin C.
Namun, meski vitamin C sehat untuk tubuh apalagi untuk menangkal virus, nyatanya ahli justru melarang untuk mengonsumsi setiap hari vitamin C botolan ini.
Lalu apa sebenarnya alasannya?
Kebutuhan Vitamin C Harian
Di masa pandemi, orang kerap mengonsumsi vitamin C tambahan baik dalam bentuk kapletan ataupun botolan.
Hal ini dipercaya sebagai salah satu cara untuk menjaga kesehatan tubuh.
Namun faktanya, dokter Spesialis Gizi Klinik dr. Diana Felecia Suganda, M.Kes, Sp.GK menjelaskan, hal terpenting untuk meningkatkan imunitas tubuh adalah konsumsi gizi seimbang.
Seporsi makanan terdiri dari makanan pokok, sayuran, buah, dan lauk-pauk.
Sehingga kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral terpenuhi.
"Jika sudah mencukupi itu komposisi makanannya, maka tidak perlu tambahkan suplemen," ungkap dia dalam webinar RSPI: Gizi Baik untuk Meningkatkan Imunitas, Rabu (10/6/2020) dikutip dari Kompas.com.
Namun bila konsumsi gizi seimbang tersebut tidak bisa terpenuhi, barulah perlu mengonsumsi sumplemen vitamin C.
Prinsipnya, tidak semua orang harus mendapatkan suplemen vitamin C, apalagi dengan dosis tinggi.
Kebutuhan vitamin C kita Diana menyatakan, angka kebutuhan vitamin C setiap hari hanya 90 miligram bagi wanita dewasa dan 150 miligram bagi pria dewasa.
Setidaknya, paling banyak 200 miligram bagi perokok.
"Jadi kalau minum vitamin C yang 1.000 miligram, berarti kita meminum 10 kali lipat dari angka kecukupan gizi," katanya.
Kebutuhan ini pun bisa dipenuhi melalui buah dan sayuran.
Di antaranya dari jambu biji yang mengandung vitamin C 126 miligram per buahnya, jeruk 69 miligram, dan tomat 28 gram.
Lalu pada satu cup mangga mengandung 45 miligram vitamin C, pepaya 88 miligram, dan kiwi 166 miligram.
Kemudian pada satu cup brokoli mengandung 80 miligram vitamin C, daun peterseli 79 miligram, dan kembang kol sebanyak 46 miligram.
Diana menyatakan, asupan vitamin C bagi tenaga kesehatan tentu hal yang berbeda, yakni bisa mencapai 500-1.000 miligram per hari.
Namun Diana menekankan, kebutuhan vitamin C untuk tenaga kesehatan itu tak seluruhnya didapat dari suplemen.
Ia berujar, tenaga kesehatan tetap mendapat asupan vitamin C dari buah dan sayur setiap harinya.
Namun terkadang diselingi dengan mengonsumsi suplemen vitamin C dengan dosis 500 miligram.
"Jadi tidak setiap hari (konsumsi suplemen vitamin C), kami selang-seling," katanya.
Oleh sebab itu, Diana menekankan, masyarakat tidak perlu membeli suplemen vitamin C secara berlebihan, sebab kebutuhan vitamin C dapat ditemui dengan mudah pada buah dan sayur.
"Makanan utamanya dulu dipenuhi, asupannya yang bagus, baru kalau memang kurang, tambahkan suplementasi," ungkapnya.
Ia menjelaskan, mengonsumsi vitamin C dengan dosis tinggi setiap harinya tentu akan memberikan efek samping.
Oleh sebab itu, ia menyarankan, untuk masyarakat yang non-tenaga kesehatan cukup dengan mengonsumsi vitamin C dengan dosis 90-200 miligram setiap harinya.
Baca Juga: 6 Makanan Ini Ternyata Mengandung Vitamin C Lebih Tinggi Ketimbang Buah Jeruk
Efek Samping Terlalu Banyak Konsumsi Vitamin C
Dikutip dari Kompas.com via SajianSedap.com, efek samping paling umum karena asupan vitamin C yang terlalu banyak adalah masalah kesehatan pencernaan.
Biasanya, efek samping ini dialami bukan karena mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C, melainkan mengonsumsinya dalam bentuk suplemen.
Kemungkinan besar seseorang akan mengalami masalah pencernaan jika mengonsumsi lebih dari 2.000 mg vitamin C dalam satu waktu.
Dilansir dari Healthline, gejala yang biasanya dirasakan saat kelebihan vitamin C adalah diare dan mual.
Asupan yang berlebihan juga dapat menyebabkan asam lambung, meski klaim ini belum memiliki bukti ilmiah.
Jika mengalami gangguan pencernaan akibat terlalu banyak vitamin C, cukup kurangi dosisnya dan sesuaikan dengan batas harian.
Tidak hanya itu, mengonsumsi suplemen dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan penyakit batu ginjal.
Kelebihan vitamin C dikeluarkan dari tubuh sebagai produk limbah tumbuh yang disebut oksalat.
Namun, dalam beberapa kondisi, oksalat dapat mengikat mineral dan membentuk kristal yang dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal.
Dengan demikian, mengonsumsi terlalu banyak vitamin C berpotensi meningkatkan jumlah oksalat dalam urin dan terkait pula dengan penyakit batu ginjal.
Beberapa laporan telah menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi lebih dari 2.000 mg vitamin C dalam sehari mungkin mengalami batu ginjal.
Meski asupan vitamin C yang terlalu banyak sering menimbulkan efek samping ringan, efek samping yang lebih besar seperti penyakit batu ginjal juga perlu diwaspadai.
Menambahkan dari Tribunnews.com, informasi mengenai konsumsi vitamin C berdosis 1.000mg, praktisi kesehatan, dr. Gia Pratama mengatakan jika hal ini dianggap berlebihan dan mengancam kesehatan,
“Sistem pencernaan manusia memiliki kemampuan terbatas untuk menyerap vitamin C. Berbagai studi memperlihatkan bahwa penyerapan vitamin C dalam tubuh mengalami penurunan hingga dosisnya tersisa kurang dari 50 persen," ungkapnya lewat konferensi pers secara virtual, Minggu ( 8/8/2021).
Begitu jaringan tubuh mengalami kejenuhan vitamin C karena mengonsumsi secara berlebihan, maka kan terekskresi melalui urine.
Namun pada individu yang sehat, vitamin C berdosis tinggi mungkin tidak membahayakan tubuh, asalkan tidak melebihi batas dosis maksimal 2.000mg per hari.
(*)