Mi instan adalah mi yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya.
Mi instan merupakan salah satu makanan terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap orang Indonesia telah mencicipi mi instan atau mempunyai persediaan mi instan di rumah. Bahkan tidak jarang orang membawa mi instan saat ke luar negeri sebagai persediaan "makanan lokal" jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera.
GridHype.ID -Siapa sih yang belumpernah makanmi instan?
Sudah bisa dipastikan, seluruh masyarakat Indonesia sudah pernah mencoba makan mi instan ya.
Bahkan ada yang menjadikan mi instan menjadi makanan favoritnya.
Melansir dari Wikipedia, mi instan sendiri adalah mi yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu-bumbu yang sudah ada dalam paketnya.
Karena mudah dan cepat dalam memasaknya, membuat mi instanmenjadi salah satu makanan terfavorit warga Indonesia.
Bisa dipastikan hampir setiap orang Indonesia telah mencicipi mi instan atau mempunyai persediaan mi instan di rumah.
Bahkan tidak jarang orang membawa mi instan saat ke luar negeri sebagai persediaan "makanan lokal" jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera.
Ngomongin soal mi instan, sudah bukan rahasia lagi kalau selama ini, ada banyak perdebatan terkait dengan air rebusan dari mitersebut.
Diantaranya yakni air rebusan mi instan lebih baik dibuang atau dipakai?
Karena perdebatan tersebut, banyak orang terpecah menjadi dua tim.
Ada yang memilih membuangnya, dan ada yang memilih tetap menggunakan air rebusan mi instan sebagai kuah untuk dikonsumsi.
Nah, dari sisi kesehatan, mana yang lebih baik?
Buang air rebusan dan menggantinya dengan air baru atau tetap menggunakannya?
Untuk mengetahui jawabannya mari kita simakpenjelasan lengkapyang dikutip dari Kompas.com berikut ini:
Saran ahli gizi
Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dwi Budiningsari mengatakan, sebenarnya tidak perlu mengganti air rebusan mi instan.
Ia menjelaskan, mi mengandung berbagai vitamin yang larut dalam air salah satunya asam folat.
Oleh karena itu, jika air rebusan dibuang dan diganti air baru, maka vitamin-vitamin tersebut akan hilang.
“Tidak perlu diganti airnya, karena mi sudah difortifikasi dengan berbagai vitamin yang larut air, termasuk asam folat. Kalau diganti maka tidak bisa memperoleh manfaat vitamin-vitamin tersebut,” kata Dwi, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (07/08).
Meski demikian, mengonsumsi mi instan juga harus dibatasi, disarankan sebanyak 1-2 kali saja dalam satu bulan.
“Disarankan hanya dikonsumsi 1-2 kali sebulan, mengingat kandungan natrium dan pengawetnya,” ujar Dwi.
Kalori dalam mi instan
Diberitakan Kompas.com, 6 Agustus 2021, mi instan merupakan bahan pangan yang terbuat dari tepung terigu yang diolah, lalu dikeringkan dengan dua macam cara, yakni digoreng dan dipanggang pada suhu tinggi.
Mi instan mempunyai kandungan kalori yang lebih tinggi daripada beras.
Satu porsi mi instan terkandung 454 kalori.
Sementara, pada beras 363 kalori.
Padahal, kandungan karbohidrat beras lebih tinggi daripada mi.
Selain itu, mi instan mengandung protein dan serat yang sangat rendah.
Protein dan serat berperan penting membuat seseorang merasa kenyang dalam waktu lebih lama.
Oleh karena itu, mi instan tidak memenuhi kebutuhan gizi harian lain sehingga lebih direkomendasikan untuk memasak makanan yang lebih sehat dan bervariasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
Mi instan juga mengandung sodium sangat tinggi yang berbahaya bagi kesehatan terutama bagi penderita tekanan darah tinggi.
Tak hanya itu, lemak yang terkandung dalam mi instan juga tinggi.
(*)