GridHype.ID- Mi instan adalah makanan yang telah dikenal luas di berbagai kalangan masyarakat.
Makanan yang merakyat dan praktis ini memang menjadi andalan sejumlah orang saat harus buru-buru mengobati lapar mereka.
Bahkan tak jarang yang mengreasikan mi instan menjadi berbagai makanan menarik.
Hingga kini, kandungan yang ada dalam mi instan masih terus menjadi perbincangan banyak orang.
Sejumlah orang bahkan memiliki cara khusus untuk memasak mi instan agar kandungan yang diketahui kurang baik bagi kesehatan dapat hilang.
Salah satunya adalah dengan mengganti air rebusan mi tersebut.
Namun apakah cara tersebut sudah tepat?
Baca Juga: Makan Larut Malam Sering Dianggap Bikin Gendut, Jangan Salah Paham Dulu, Berikut Penjelasannya
Air rebusan mi instan memang cenderung berwarna keruh setelah dimasak.
Warna tersebut dihasilakn oleh warna mi instan yang kebanyakan berwarna kuning.
Dilansir dari Kompas.comMinggu(20/6/2021), air rebusan tersebut ternyata tidak berbahaya jika dikonsumsi langsung bersama mi instan.
Hal tersebut ditegaskan oleh dokter dan Ahli Gizi Masyarakat DR. dr. Tan Shot Yen, M.Hum.
“Semua isi yang sudah masuk kemasan makanan dan teregister BPOM itu artinya sudah aman dan higienis menurut standar,” tuturnya.
Ia menuturkan bahwa taka da aturan khusus untuk mengganti air rebusan mi instan.
Bahkan dirinya juga mengatakan jika air rebusan disebut berbahaya, maka mi instan akan lebih berbahaya.
Baca Juga: Mematikan Lampu Saat Tidur Rupanya Mampu Tingkatkan Kesehatan Reproduksi, Berikut Penjelasannya
“Jika air rebusannya bahaya, maka mi lebih bahaya lagi dong? Wah, itu menyesatkan,” ujarnya.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Buku Mi Instan Mitos, Fakta dan Potensi (2016) oleh FG Winarno yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama justru mengatakan bahwa air rebusan mi instan memiliki kandungan nutrisi.
Air rebusan mi instan memiliki kandungan garam (mineral) dan vitamin.
Seperti yang kita ketahui, membuang air rebusan mi instan juga dapat mengurangi cita rasa mi instan itu sendiri.
Menurut Tan, mi instan adalah salah satu produk ultra proses yang dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan jika sikonsumsi tanpa literasi gizi.
Produk ultra proses seperti mi instan juga dianggap sebagai penyokong pertumbuhan ekonomi dan industri karena praktis dan mudah diperoleh.
Terkait dengan bahaya yang mungkin ditimbulkan dari produk ultra proses, Tan menyebut bahwa hal itu adalah relative.
“Istilah bahaya itu relative. Gak ada orang makan mi instan lalu kejang-kejang atau langsung sakit. Nah, urusannya beda jika disebut berbahaya bila jadi kacanduan, terlalu sering, dan terlalu banyak,” ujarnya.
Tidak ada takaran khusus seberapa banya mi instan yang bisa dikonsumsi oleh satu orang pada jangka waktu tertentu.
Banyaknya mi instan yang dikonsumsi bergantung pada tingkat kecanduan seseorang.
“Celakanya, orang tidak tahu saat masalah itu datang karena kerap tidak bergejala seperti hipertensi hingga gangguan gizi,” lanjutnya.
(*)