GridHype.id- Momia Juanita atau Mumi Juanita adalah nama yang diberikan untuk mumi yang ditemukan pada 1995 di Peru.
Mumi gadis tersebut ditemukan pada abad ke-15.
Penemuan tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Wanita Ampato atau Gadis Es Inca.
Diansir dari National Geographic (18/7/2021), julukan tersebut pertama kali diberikan karena mumi itu ditemukan di puncak Gunung Ampato.
Gunung Ampato dikenal sebagai gunung berapi yang tidak aktif di daerah Andes.
Julukan Gadis Es Inca juga diberikan lantaran tubuhnya terawetkan sebab suhu dingin di puncak gunung tersebut.
Para peneliti mengatakan bahwa Mumi Juanita adalah korban dari sebuah tradisi adat.
Tradisi tersebut dilakukan oleh Suku Inca dengan nama Capacocha (Capac Cocha).
Jika diterjemahkan, istilah tersebut sepadan dengan ‘kewajiban kerajaan’.
Ditemukan pada 8 September 1995, mumi ini berhasil menjadikan Johan Reinhard dan Miguel Zerate sebagai orang penting dibaliknya.
Diketahui bahwa penemuan tersebut berkat mencairnya tudung salju Gunung Ampato.
Mumi tersebut kemudian tersingkap dan jatuh ke lereng gunung.
Peneliti menyebut bahwa gadis yang kini menjadi mumi itu meninggal saat dirinya berusia 12 hingga 15 tahun.
Sebulan setelah penemuan Mumi Juanita, peneliti juga menemukan dua mumi lain yang merupakan anak-anak.
Atas berbagai spekulasi, peneliti menganggap bahwa dua mumi tersebut merupakan pendamping Mumi Juanita.
Mumi Juanita diketahui dikorbankan sebagai bentuk ritual yang dikenal dengan nama Capacocha.
Ritual tersebut mengharuskan Suku Inca untuk mengorbankan yang terbaik dan tersehat di antara mereka.
Baca Juga: Miliki 'Bahtera Nuh' Kedua di Dunia, Korea Selatan Siapkan Ribuan Benih Untuk Antisipasi Hari Kiamat
Bukan tanpa alasan, ritual tersebut dipersembahkan kepada dewa agar penduduk mendapat hasil panen yang baik atau mencegah beberapa bencana alam.
Berdasarkan lokasi penemuannya, ritual tersebut diketahui memiliki hubungan dengan pemujaan Gunung Ampato.
Mumi ini ditemukan dalam kondisi terbungkus.
Bungkusan tersebut berisi sisa-sisa tubuhnya dan berbagai artefak.
Artefak yang menyertainya adalah patung tanah liat mini, kerang, dan benda-benda emas.
Berdasarkan penemuan tersebut, para peneliti membongkar fungsi berbagai benda yang berada bersama gadis tersebut.
Makanan, daun koka, chicha, dan minuman beralkohol yang disuling dari jagung diduga dibawa oleh para pendeta yang akan mengorbankan gadis tersebut.
Chica dan minuman beralkohol diduga berfungsi sebagai bahan untuk membius gadis tersebut.
Orang yang bakal dikurbankan oleh Suku Inca akan dibuat mabuk kemudian dikubur.
Radiologi menemukan fakta pemukulan adalah sebab kematiannya.
Pasalnya, terdapat pukulan pentungan di kepalanya dan menyebabkan pendarahan hebat dan menewaskannya.
(*)