Kasus Covid-19 Melonjak Naik, Studi Terbaru Lewat Alat Deteksi Kekebalan Virus Corona Sebut Tidak Semua Orang Terinfeksi dan Tergantung Imunitas Seseorang

Sabtu, 26 Juni 2021 | 15:30
Istimewa

Jangan panik saat anak dinyatakan positif Covid-19. Virus corona dalam tubuh anak cepat cuma dengan terapi sederhana ini.

GridHype.ID - Belakangan ini lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia sangat memprihatinkan.

Peningkatan kasus Covid-19 yang cukup pesat dalam beberapa waktu terakhir.

Apalagi di Indonesia banyak varian dari virus corona yang mulai bermunculan.

banyak yang terpapar virus melaporkan adanya gejala, dengan gejala yang ditimbulkan sangat beragam.

Baca Juga: Angka Kasus Covid-19 Melonjak Tajam, Raffi Ahmad Berlakukan Aturan Baru untuk WFH pada Seluruh Karyawannya dan Naikkan Gaji 20 Persen

Virus yang teridentifikasi sejak akhir 2019 ini terus bermutasi, dan memunculkan gejala-gejala baru.

Melansir dari Kompas.com, gejala yang muncul pada periode masa inkubasi atau sekitar 2-14 hari setelah terpapar virus beranekaragam.

Sejumlah gejala umum yang sering terjadi pada orang terinfeksi covid-19 seperti batuk kering, sesak napas, demam, menggigil, kelelahan, kehilangan bau atau rasa, mulut kering dan sariawan.

Baca Juga: Miris! Niat Hati Tenangkan Pasien Covid-19 yang Ngamuk karena Tak Segera Dapat Ruang Perawatan, 2 Satpam Rumah Sakit Ikut Terpapar Virus Corona, Begini Kronologinya

Sementara itu untuk gejala yang sering dilaporkan terkait varian Delta adalah sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, demam, dan gangguan pendengaran.

Meskipun virus corona memiliki penularan yang sangat cepat tanpa pandang bulu, mungkin kita bisa sedikit lega.

Baru-baru ini para ilmuwan memberikan bocoran terkait potensi kekebalan terhadap virus ini.

Baca Juga: Kabar Duka! Tepeng Vokalis Steven & Coconut Treez Meninggal Dunia Lantaran Covid-19

Melansir dari Intisari Onlinemengutip dari Daily Star pada Sabtu (26/6/2021), para ilmuwan mengembangkan sebuah alat tes untuk mendeteksi kekebalan terhadap virus corona.

Rencananya peneliti di New York ini akan meluncukan detektor antibodi tersebut.

Artinya, ini mengisyaratkan bahwa tidak semua orang bisa terinfeksi virus corona hal itu tergantung imunitas seseorang.

Baca Juga: Kebut Program Vaksin, Kemenkes Jelaskan Cara Ikuti Vaksinasi Covid-19 untuk Masyarakat Umum, Catat Tanggalnya!

Siapapun yang diverifikasi memiliki kekebalan tertentu akan diizinkan keluar dan melakukan kontak sosial penuh, demikian laporan tersebut disampaikan.

Karena mereka dianggap tidak akan menularkan virus.

Antibodi dari memerangi virus corona disebut akan terbentuk setelah tujuh hari.

Baca Juga: Bagikan Kabar Tak Mengenakan, Indro Warkop Terpapar Covid-19 Meski Selalu Patuhi Protokol Kesehatan: Enggak Ada Pekerjaan di Luar Sama Sekali

Tetapi ini masih terlalu dini untuk mengatakan berapa lama kekebalan ini akan bertahan, sementara wabah ini terus merajalela di mana-mana.

Pencipta alat uji ini dr. Florian Kramer mengatakan, bahwa tes ini mudah dan murah, untuk skala besar.

Dia mengatakan, "Orang mungkin bisa terinfeksi kembali setelah mereka meningkatkan respon imun yang baik dan meningkatkan antibodi."

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kian Meningkat, Epidemiolog Sebut Indonesia Butuh PSBB Ketat Bukan PPKM Mikro: Sudah Jelas Tidak Efektif Ngapain Dipertahanin

"Begitu itu terjadi, orang-orang ini mungkin lebih aman untuk melakukan kegiatan normal, tanpa takut dengan risiko terinfeksi atau menginfeksi orang," katanya.

"Ini menjadi hal penting, terutama bagi mereka pekerja umum seperti perawat, dokter, pemadam kebakaran, polisi dan lainnya," jelasnya.

"Sangat senang mereka tidak akan membahayakan diri sendiri dan orang lain, dengan kembali bekerja tanpa takut menyebarkan penyakit," imbuhnya.

Baca Juga: Habiskan Uang Sampai Rp 1 Miliar saat Terpapar Covid-19, Rossa Akui Bukan untuk Pengobatan: Aku Harus Balikin DP Orang

Mantan Komisaris FDA Scott Gottlieb menambahkan, "Jika sebagian besar, masyarakat memiliki perlindungan pihak berwenang lebih percaya diri dan sedikit mengandalkan tindakan invasif."

Tes anti coronavirus ini akan memberikan hasilnya dalam 45 menit.

Badan Pengwasan Obat dan Makanan AS telah menyetujui uji diagnostik cepat untuk digunakan di rumah sakit dan ruang gawat darurat di Amerika.

Baca Juga: Sudah Menyebar di Beberapa Wilayah, Virus Corona Varian Delta Disebut Lebih Berbahaya dan Cepat Menular, IDI: Banyak Menularkan ke yang Masih Muda-muda

Ini dikembangkan oleh Cepheid, sebuah perusahaan diagnostik molekular yang berbasis di California.

Namun tidak dijelaskan, siapa orang 'kebal' yang dimaksud, apakah mereka yang belum pernah terinfeksi atau mereka yang baru saja pulih dari virus corona.

Sejauh ini penelitian terakhir tentang potensi tertular virus corona menyebutkan, golongan darah A lebih rentan sementara orang dengan golongan darah O lebih minim terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Tingkatkan Kewaspadaan! Varian Baru Covid-19 di Jakarta Diklaim Lebih Berbahaya dan Lebih Gampang Menular

Semoga kita semua selalu dihindarkan dari wabah dan penyakit ini.

(*)

Tag

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber Kompas.com, Intisari Online