Jangan Berhenti Berkarya! Penyintas Kanker Payudara Justru Disarankan untuk Tetap Aktif Berkerja loh, Ternyata Ini Alasannya

Sabtu, 12 Juni 2021 | 12:00
freepik.com

ilustrasi wanita

GridHype.ID - Kanker payudara merupakan salah satujeniskanker yang paling ditakuti oleh perempuan di seluruh dunia.

Sebab, kanker payudara bisa menyebabkan kematian karena biasanya si penderita tidak menyadari gejala awalnya.

Sehinggakanker payudarabaru terdeteksi dan diobati setelah mencapai stadium lanjut.

Melansir dari Kompas.com, kanker payudara bahkan masih menjadi penyakit dengan angka kasus tertinggi di dunia, dan paling banyak dialami kaum perempuan.

Baca Juga: Jarang Sekali Disadari, Waspada 5 Penyebab Kanker Payudara

Pada 20 Februari 2020, dari data yang dirilis GLOBOCAN, sebanyak 684.996 orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit tersebut pada tahun 2020.

Sementara itu, di Indonesia sendiri, kanker payudara menjadi kasus kanker terbanyak, yakni 65.858 kasus dari total 396.914 kasus kanker.

Hasil tersebut ditemukan dari data Global Cancer Observatory tahun 2020.

Sementara itu, bagi kamu yang termasuk penyintas kanker payudara jangan malah sedih dan tak mau bekerja lagi.

Baca Juga: BERITA POPULER: Diisukan Nikah Siri Ayu Ting Ting Ungkit Masa Lalu dengan Raffi Ahmad Hingga Paman Alvin Faiz Bongkar Kelakuan Keponakannya yang Berbanding Terbalik dari Ammer Azzikra

Ada baiknyakamu harus tetap bekerja dan terus berkarya.

Sebabhal tersebut bisa menjadi salah satu terapi psikis bagi penyintas kanker payudara karena dapat kembali membuat dirinya merasa berharga dan merasa normal kembali.

Melansir dari GridHealth.ID, mengembalikan rasa normal adalah salah satu cara mengembalikan rasa percaya diri dan ini akan menjaga kualitas hidup penyintas kanker payudara.

Dr. Walta Gautama, Sp.B(K)Onk, Ahli Bedah Onkologi menjelaskan, “Penyintas kanker payudara sebaiknya tidak berhenti berkarya.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Daun Kari Ternyata Ampuh untuk Mencegah Kanker Payudara

Dalam artian kembali bekerja, kembali aktif dalam kegiatan sehari-hari sebagai salah satu cara untuk mengembalikan ‘kenormalan’ yang hilang setelah diagnosis dan terapi kanker.

Jangan jadikan pandemi sebagai penghambat, dengan tetap melakukan upaya pencegahan dan patuh pada protokol kesehatan, penyintas kanker payudara tetap bisa berkarya”, katanya dalam acara webinar diskusi media bertajuk “Haruskah Penyintas Kanker Payudara Berhenti Berkarya?”, yang diselenggarakan Pfizer Indonesia (17/12/2020).

Lebih lanjut Dr. Walta menjelaskan persiapan yang perlu diperhatikan oleh penyintas kanker payudara sebelum kembali aktif bekerja dan berkarya, sarannya adalah sebagai berikut;

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, 4 Faktor Ini Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Payudara pada Pria

1. Seperti memperhatikan hasil kesehatan fisik

2. Melakukan program rehabilitasi fisik tertentu jika diperlukan

3. Menyesuaikan gaya hidup baru dengan memperhatikan hal-hal yang perlu disiapkan selama proses kembali berkarya

4. Memperhatikan variabel dan jenis risiko pada pekerjaan yang ada untuk disiapkan sebelum memulai bekerja dan mempersiapkan fisik

5. Memperhatikan aspek kesehatan fisik terdiri atas rangkaian pergerakan tangan, kekuatan otot, rasa sakit, limfedema, gangguan kognitif, kesehatan psikis, dan perubahan kegiatan pada kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Kanker Payudara Dapat Dideteksi dengan Mamografi, Apakah Itu?

Adapun kekhawatiran yang kerap dihadapi oleh penyintas kanker payudara saat harus kembali bekerja adalah terkait tingkat energi setelah terapi, kemampuan berkonsentrasi atau fokus, serta kecepatan melakukan pekerjaan dibandingkan dengan sebelum terkena kanker payudara.

Juga kekhawatiran akan bisakah memenuhi ekspektasi atasan atau rekan kerja, atau kekhawatiran bagaimana meminta bantuan dari orang-orang disekeliling tempat bekerja, dan lain-lain.

“Kesiapan penyintas kanker payudara untuk mulai berkarya tidak hanya bergantung pada kondisi fisik dan psikis pasien, namun juga tergantung pada jenis pekerjaannya, dikarenakan pasien adalah orang yang paling tahu kapan ia secara fisik dan mental siap untuk berkarya kembali,” jelas Dr. Walta.

Baca Juga: Tak Cuma Wanita yang Harus Waspada, Para Pria Ini Ternyata Paling Berisiko Alami Kanker Payudara, Siapa Saja?

Terkait dengan hal ini, Dr. Walta menyarankan untuk berdiskusi dengan penyedia kerja tentang hal-hal yang dikhawatirkan sehubungan dengan pekerjaan seperti penyesuaian atas target pekerjaan; waktu bekerja yang ditingkatkan secara gradual, atau merubah tugas yang lebih sesuai, serta melakukan konsultasi dengan dokter untuk memantau kondisi kesehatan.

Selain itu, program rehabilitasi fisik merupakan bagian tak terpisahkan dari terapi kanker payudara.

Tujuan utamanya adalah mencapai level fungsional yang maksimal dengan mengurangi efek samping terapi seperti nyeri, kekakuan, keterbatasan gerakan, gangguan sensori, dan sebagainya.

Baca Juga: Gejala Awal Mirip Nyeri Dada Biasa, Waspada! Laki-laki Juga Bisa Kanker Payudara

Disarankan agar selalu mulai dengan bertahap dan senantiasa berdiskusi dengan dokter tentang hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan paska terapi.

Secara umum tidak ada pembatasan jenis pekerjaan pada survivor kanker payudara. Aktivitas yang harus dihindari adalah membebani lengan di sisi operasi kanker payudara.

Misalnya pasien pasca operasi pengangkatan payudara di sisi kanan, maka sebaiknya menghindari beban di lengan kanan seperti mengangkat barang berat.

Baca Juga: Masih Jadi Teka-teki hingga Kini, Bolehkah Penderita Kanker Payudara Menyusui?

Agar kesehatan penyintas kanker payudara dapat tetap terjaga, selalu menjaga asupan dengan makan makanan bergizi, cukup istirahat, olahraga secara teratur dan melakukan kontrol dan pemeriksaan sesuai dengan jadwal yang ditentukan dokter.

“Hidup adalah pilihan, begitu juga untuk penyintas kanker payudara. Pilihan pribadi seseorang untuk terus berkarya atau untuk beristirahat bukan pilihan yang benar atau salah.

Yang terpenting adalah bagaimana mengisi hari dengan tujuan dan prioritas hidup. Agar kualitas hidup penyintas kanker payudara dapat terus terjaga, selalu hidup sehat, selalu berpikiran positif dan jangan lupa untuk selalu bahagia,” pesan Dr. Walta.

(*)

Editor : Helna Estalansa

Sumber : Kompas.com, GridHealth.ID

Baca Lainnya