Bak Mimpi Buruk Banyak Perempuan, Terdiagnosis Kanker Payudara, Haruskah Menjalani Pengangkatan Payudara?

Minggu, 23 Mei 2021 | 09:45
Thinkstock

Lakukan periksa payudara sendiri dan deteksi dini di dokter agar terhindar dari risiko kanker payudara.

GridHype.ID - Agar tak terlambat pemahaman soal kesehatan wanita utamanya kanker payudara perlu untuk dilakukan.

Terlebih kanker payudara masih menjadi salah satu penyakit mematikan di dunia.

Umumnya saat di diagnosa menderita kanker payudara, seorang perempuan akan berpikir bakal diangkat payudaranya.

Baca Juga: Ini Dia 5 Faktor yang Jadi Penyebab Kanker Payudara Lebih Cepat Menyebar, Apa Saja?

Keputusan itu tentu berat, pasalnya payudara merupakan hal berharga yang memberi ciri feminin pada perempuan

Tak jarang ada pasien kanker yang menolak payudaranya diangkat.

Pengangkatan payudara atau masektomi memang merupakan salah satu terapi pengobatan untuk mengoptimalkan kualitas hidup pasien.

Namun, dr.Andhika Rachman Sp.PD-KHOM mengatakan, pengangkatan payudara tak selalu jadi pilihan.

Masih ada kemungkinan pasien bisa mempertahankan payudaranya dan menjalani pengobatan dengan terapi lain.

Pilihan tersebut ditentukan berdasarkan stadium, jenis kanker, kondisi klinis pasien, dan preferensi pasien. “Jadi akan dilihat sejauh mana kanker itu menyebar.

Apabila jaringan yang terkena terlalu banyak dan kemudian pendarahan juga banyak, tentu tindakan untuk mengangkat payudara kemungkinannya besar,” ujar Andhika, Sabtu (3/10/2020).

Baca Juga: Jadi Salah Satu Metode Pengobatan Kanker Payudara yang Paling Diandalkan, Yuk Kenali 2 Jenis Efek Samping Terapi Radiasi

Dalam diskusi virtual bulan peduli kanker payudara yang diselenggarakan oleh CISC, dokter spesialis kanker itu menegaskan, tindakan pengobatan dan pilihan terapi untuk pasien kanker payudara ditentukan berdasarkan kasusnya.

Ada terapi pengobatan yang bisa dilakukan tanpa harus mengangkat payudara yakni terapi neoajuvan dengan terapi radiasi.

Terapi ini dilakukan sebelum tindakan operasi dan diperuntukkan bagi pasien kanker payudara stadium awal.

“Terapi neoajuvan merupakan tindakan pra-operasi.

Operasi tetap menjadi pengobatan utama bagi pasien kanker payudara stadium awal,” kata dokter yang berpraktik di RS MRCCC Siloam Hospital Jakarta ini.

Lebih lanjut ia menjelaskan, ada beberapa kegunaan yang bisa didapatkan dari terapi ini.

Pertama, pasien tetap bisa menjalani pengobatan tanpa harus payudaranya diangkat. Terapi ini juga mencegah supaya kanker tidak muncul lagi dan mengurangi pendarahan.

Baca Juga: Ngobrol Bareng Dua Youtuber Ini, Nagita Slavina yang Tengah Hamil Muda Singgung 'Perempuan Gatel', Emosi Bawaan Hormon?

“Terapi neoajuvan membuat sel kanker yang masuk ke sel sehat mengecil sehingga ada batas antara sel kanker dan jaringan sehat.

Pengobatan ini memperkecil ukuran kanker dan direkomendasikan untuk kanker stadium dua dan tiga,” ucap Andhika.

Walau terapi neoajuvan sudah dilakukan tapi jika yang terjadi adalah kanker payudara inflamatorik, maka tindakan pengangkatan payudara tetap harus dilakukan.

Kanker payudara inflamatorik ditandai dengan payudara yang membengkak, merah, terasa panas, nyeri, dan ada perubahan pada kulit.

(*)

Editor : Ruhil Yumna

Sumber : Kompas

Baca Lainnya