Tak Banyak yang Tahu, 4 Gaya Hidup Ini Bisa Tekan Faktor Risiko Kanker Payudara Loh, Yuk Simak Penjelasannya!

Jumat, 30 April 2021 | 13:45
freepik.com

Beli skincare limited edition sekaligus berdonasi untuk membantu mencegah dan menurunkan risiko kanker payudara perempuan Indonesia.

GridHype.ID - Kanker payudara terjadi ketika sel-sel di payudara berkembang biak dan tumbuh lebih cepat dari yang seharusnya.

Sel kanker ini juga bisa menyebar ke area lain di tubuh melalui pembuluh getah bening dan aliran darah.

Seperti kebanyakan penyakit, ada faktor risiko yang terkait dengan kanker payudara.

Namun tenang saja, ada beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk mengontrol beberapa faktor risiko kanker payudara.

Baca Juga: Kanker Payudara Masih Menjadi Momok Mengerikan bagi Kaum Hawa, 5 Jenis Makanan Ini Ternyata Jadi Penyebabnya, Apa Saja?

Untuk itu, GridHype akan membahas lebih dekat beberapa faktor risiko kanker payudara.

Sebelumnya, faktor risiko adalah hal-hal yang dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya suatu penyakit.

Banyak orang memiliki satu atau lebih faktor risiko kanker tetapi tidak akan pernah diserang penyakit itu.

Misalnya, sebagian besar wanita memiliki beberapa faktor risiko kanker payudara, tetapi hanya sebagian kecil yang akan mengembangkan penyakit tersebut.

Baca Juga: 5 Jenis Makanan Enak yang Wajib Kamu Tahu Jika Ingin Terhindar dari Kanker Payudara

Meskipun kamu tidak dapat mengontrol atau mengurangi beberapa faktor risiko--seperti usia atau genetika--ada faktor risiko lain yang dapat kamu pengaruhi dan ubah.

Lalu, apa saja sih faktor-faktor tersebut?

Melansir Health Line, berikut 4 faktor risiko kanker payudara yang bisa kamu tekan.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, 3 Pengobatan Alternatif Ini Ternyata Ampuh Banget Buat Atasi Kanker Payudara!

1. Diet dan olahraga

Pola makan yang tinggi akan lemak jenuh dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

Sumber umum lemak jenuh meliputi daging berlemak, produk susu berlemak penuh, dan minyak sawit.

Gaya hidup yang tidak banyak bergerak atau mager juga dapat meningkatkan risiko.

Menurut tinjauan studi, aktivitas fisik secara teratur yang dilakukan dengan kecepatan sedang hingga kuat dapat mengurangi risiko kanker payudara sebanyak 25 persen.

Pengurangan risiko tampaknya sangat kuat untuk orang-orang pascamenopause, memiliki berat badan sedang, tidak memiliki riwayat keluarga kanker payudara, dan memiliki satu atau lebih anak.

Baca Juga: Tak Selalu Ditandai dengan Benjolan, Kenali 8 Ciri Kanker Payudara Tahap Awal Sebelum Terlambat, Salah Satunya Perubahan Warna di Area Payudara

2. Berat Badan

Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko terpercaya untuk kanker payudara, terutama pada wanita pascamenopause.

Peningkatan risiko ini disebabkan oleh fakta bahwa sel lemak membuat estrogen, yang meningkatkan jumlah estrogen dalam tubuh kamu.

Tingkat estrogen yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker payudara dengan reseptor hormon positif.

Menurut sebuah studi besar tahun 2019, wanita yang kehilangan berat badan setelah usia 50 tahun dan mempertahankan berat badannya memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara daripada wanita yang tetap dengan berat badan yang sama.

Baca Juga: Jadi Penyakit yang Paling Banyak Diderita Perempuan di Indonesia, Ini Dia 5 Jenis Makanan untuk Mencegah Kanker Payudara

3. Konsumsi alkohol

Minum alkohol meningkatkan risiko pengembangan hormon reseptor-positif kanker payudara.

Hal ini disebabkan karena alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen dan hormon lain yang berhubungan dengan kanker payudara.

Alkohol juga dapat merusak DNA sel yang selanjutnya dapat meningkatkan risiko kanker.

Risiko kanker payudara 32 persen lebih tinggi bagi wanita yang mengonsumsi setidaknya tiga minuman beralkohol per hari.

Risikonya meningkat lebih dari 7 persen untuk setiap minuman tambahan per hari.

Baca Juga: Penyintas Kanker Payudara Perlu Terus Aktif Bekerja dan Berkarya, Ini Alasannya

4. Terapi Hormon

Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa penggunaan terapi penggantian hormon dapat meningkatkan risiko kanker payudara secara substansial, terutama untuk terapi hormon yang mencakup progesteron dan estrogen.

Penggunaan terapi hormon juga dapat meningkatkan risiko kekambuhan pada penderita kanker payudara.

Meski begitu, penelitian tampaknya menunjukkan bahwa risiko turun kembali dalam 2 tahun setelah menghentikan terapi hormon.

Editor : Silmi Nur Aziza

Sumber : Health line

Baca Lainnya