Jepang Kembali Bersiap Lakukan Lockdown Wilayah, Rupanya Mutasi Baru Virus Covid-19 E484K Sudah Masuk Indonesia Sejak Februari 2021, Apa Itu Virus E484K?

Jumat, 09 April 2021 | 05:30
freepict.com

Kasus Mutasi Virus E484K Telah di Temukan di Jakarta, Kemenkes: Diduga Mempengaruhi Efikasi Vaksin Covid-19

GridHype.ID - Lebih dari satu tahun dunia bergulat melawan pandemi covid-19, kini kembali muncul mutasi baru virus corona yang disebut virus E484K alias virus 'Eek'.

Virus E484 ini pertama kali muncul di Afrika Selatan, kemudian menjalar ke negara-negara lain seperti Brazil, Jepang dan Indonesia.

Seperti yang diwartakan Kompas.com, Juru Bicara Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mutasi virus Covid-19 E484K ‘Eek’ sudah terdeteksi masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Pemerintah Tengah Gencar Melaksanakan Program Vaksinasi, Apakah Penderita Diabetes yang Juga Penyintas Covid-19 Boleh Menerimanya?

"Iya ada satu kasus," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/4/2021).

Kasus tersebut ditemukan oleh Lembaga Eijkman pada Februari 2021 silam, dan saat ini pasien tersebut sudah dinyatakan sembuh.

Namun, Nadia belum mendapatkan informasi lebih lanjut apakah mutasi virus Covid-19 E484K dibawa oleh pelaku perjalanan luar negeri atau tidak.

Baca Juga: Meski Sudah Divaksin Covid-19, Sri Mulyani Mewanti-wanti Masyarakat untuk Tidak Terlena, Muncul Gelombang Ketiga?

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Jepang, Yoshihide Suga mengatakan pada Minggu (4/4/2021) bahwa ia akan memperluas langkah-langkah darurat.

Melansir dari serambinews.com, hal tersebut dilakukan untuk menahan gelombang baru infeksi virus corona, di tengah kekhawatiran penyebaran mutasi virus corona.

PM Suga mengatakan Ibukota Jepang, Tokyo mungkin akan dimasukkan ke daftar area yang akan dilakukan lockdown secara ketat.

Padahal, Jepang sedang bergulat untuk melawan covid-19 menjelang Olimpiade Tokyo pada Juli mendatang.

"Semua kemungkinan sedang dipertimbangkan," kata Suga, dikutip dari Reuters, Senin (5/4/2021).

"Tidak masalah secara spesifik di mana, kami akan bertindak tanpa ragu jika diperlukan," sambungnya.

Baca Juga: Ramadhan Segera Tiba, Kemenkes Pastikan Program Vaksinasi Covid-19 akan Tetap Berjalan Meski Tengah Berpuasa

Apa itu varian E484K?

Melansir BMJ (5/4/2021), disebutkan varian virus ini kini menjadi salah satu yang menyebar dengan cepat di Inggris.

Mutasi ini telah terjadi pada varian berbeda dan telah ditemukan pada varian Afrika Selatan (B.1.351) dan Brasil (B.1.1.28).

Mutasi terjadi pada protein spike (bagian berbentuk paku) dan dinilai bisa berpengaruh pada respons kekebalan tubuh dan kemanjuran vaksin.

Baca Juga: Bulan Ramadhan Segera Tiba, Bagaimana dengan Orang yang Terpapar Covid-19? Apakah Tetap Harus Berpuasa?

Lantaran sistem kekebalan akan kesulitan untuk mengenali dan menghancurkan virus.

Profesor mikrobiologi klinis Universitas Cambridge Ravindra Gupta mengatakan, E484K 'Eek' ini juga dapat memperkuat virus melewati pertahanan kekebalan tubuh.

Para peneliti memperkirakan kombinasi varian B117 dan E484K dapat lebih mematikan dari varian virus Corona sebelumnya.

E484K juga disebut sebagai "Escape Mutation", karena bisa membantu virus lolos dan tidak terdeteksi antibodi tubuh.

Senada dengan itu, peneliti Harvard University dari Amerika Serikat, Alejandro Balazs menyebut, virus “Eek” ini bisa melawan balik antibodi dari vaksin Covid-19.

"Temuan kami menunjukkan bahwa varian E484K mungkin lebih sulit untuk dinetralkan oleh antibodi yang diciptakan oleh vaksin,” ungkap Balazs, dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Buat Kamu yang Masih Ragu Divaksinasi, Yuk Unduh Buku Panduan Digital Tentang Vaksin Covid-19 yang Diterbitkan Kemenkes

Belum ada hasil penelitian yang dapat memastikan apakah vaksin yang saat ini sudah tersedia mampu mengatasi infeksi virus corona dengan varian E484K.

Meski begitu, ia tetap menyarankan vaksinasi Covid-19 untuk menghindari gejala parah dari varian baru itu.

“Penting untuk mempertimbangkan bahwa vaksin meningkatkan kekebalan tubuh yang dapat melindungi dari penyakit parah,” kata Balazs.

Baca Juga: Kabar Duka, Anggota Brimob Polda Maluku Meninggal Dunia Usai Disuntik Vaksin AstraZeneca, Begini Penjelasan Lengkapnya

Para ilmuwan juga mengatakan vaksin dapat didesain ulang dan disesuaikan agar efektif digunakan mengatasi varian baru.

Tim Oxford AstraZeneca, misalnya, saat ini tengah meng-update vaksin mereka agar lebih efektif melawan mutasi yang terlihat dan jenis itu dapat tersedia pada musim gugur tahun ini.

(*)

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Kompas.com, Serambinews.com

Baca Lainnya