GridHype.ID- Pemerintah saat ini masih gencar menjalankan program vaksinasi Covid-19.
Pemerintah menargetkan program vaksinasi Covid-19 ini bisa selesai di tahun 2021 ini.
Program vaksinasi ini bertujuan untukmemutus mata rantai penularan virus corona di tanah air.
Meski begitu, masih banyak masyarakat yang enggan menerima vaksinasi Covid-19, padahal diberikan secara gratis oleh pemerintah.
Dikutip dari Kompas.com, lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis survei eksperimental tentang efek tokoh pada intensi warga untuk menerima vaksin Covid-19.
Hasil survei menunjukkan bahwa sosok Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan dokter mampu meningkatkan kesediaan masyarakat untuk menerima vaksinasi.
Survei menyebutkan, 73 persen responden bersedia divaksin jika mengetahui Prabowo telah disuntik vaksin.
"Jika tahu Prabowo Subianto sudah divaksin, ada 73,3 persen yang pasti mau divaksin, 20,8 persen tidak pasti mau divaksin, dan 5,9 persen tidak menjawab," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin.
Sementara itu, ada 73,6 persen masyarakat yang mengaku mau divaksin jika mengetahui dokter sudah divaksin.
Lalu, 20,2 persen mengaku tidak pasti mau divaksin, dan 6,3 persen tidak menjawab.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa sosok Presiden Joko Widodo tak terlalu kuat dalam mempengaruhi kesediaan warga untuk divaksin.
Jika tahu Jokowi sudah divaksin, sebanyak 66,4 persen warga mau divaksin, 23,4 persen tidak pasti mau divaksin, dan 10,2 persen tidak menjawab.
Kemudian, jika tahu ketua partai yang didukung sudah divaksin, sebanyak 53,1 persen warga pasti mau divaksin, 36,4 persen tidak pasti mau divaksin, dan 10,5 persen tidak menjawab.
Lalu, jika tahu tokoh agama sudah divaksin, ada 60,2 persen warga yang pasti mau divaksin, 27,8 persen tidak pasti mau divaksin, dan 12 persen tidak menjawab.
"Jika tahu tokoh adat atau suku sudah divaksin, ada 65,1 persen yang pasti mau divaksin, 25,5 persen tidak pasti mau divaksin, dan 9,4 persen tidak menjawab," ujar Deni.
Kendati demikian, kata Deni, survei menunjukkan bahwa kesediaan melakukan vaksinasi di kalangan pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 hanya 46 persen, atau jauh di bawah pemilih Jokowi sebesar 71 persen.
Namun, begitu dikatakan bahwa Prabowo sudah divaksin, persentase pemilih Prabowo yang mau divaksin meningkat dari 46 persen menjadi 67 persen.
Menurut Deni, temuan ini bisa dimanfaatkan pemerintah dalam meningkatkan kesediaan masyarakat untuk vaksinasi.
Apalagi, survei SMRC beberapa waktu lalu menemukan bahwa hanya 61 persen warga yang bersedia divaksin.
“Data ini menunjukkan pemerintah perlu menampilkan dokter dan Prabowo sebagai tokoh yang sudah divaksin agar tingkat kesediaan masyarakat bisa meningkat,” kata Deni.
Adapun survei eksperimen berskala nasional ini digelar pada 23-26 Maret 2021 dengan melibatkan 1.401 responden yang dipilih secara acak.
Desain eksperimen diterapkan dengan membagi sampel ke dalam 7 kelompok secara acak (1 kelompok kontrol dan 6 kelompok treatment) dan setiap kelompok mendapat satu pertanyaan yang berbeda dengan kelompok lainnya.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei: 73 Persen Responden Mau Disuntik Vaksin jika Prabowo Sudah Divaksin"
(*)